tag:blogger.com,1999:blog-34314743901092313762024-03-18T19:44:03.668-07:00Imam Syafi'iDan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(QS. AL AN'AAM:48)Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.comBlogger41125tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-22534290124213506842012-03-22T00:52:00.001-07:002012-03-22T00:54:38.240-07:00Apakah Anda Serius Dalam Belajar Agama?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://quantum.net63.net/wp-content/uploads/2011/03/menuntut-ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="278" src="http://quantum.net63.net/wp-content/uploads/2011/03/menuntut-ilmu.jpg" width="320" /></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Benguiat Bk BT","serif"; font-size: 20pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"> الحمد لله تعالى الذي علم الإنسان. وهدى إلى الفرقان. والصلاة والسلام على النبي</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">المرسل بالقرآن. وعلى آله وأصحابه سادة أهل الإيمان</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku: Sesungguhnya beribadah kepada Allah SWT adalah tujuan utama penciptaan makhluk di dunia hanya untuk itu mereka diciptaka dan orang yang bahagia diantara mereka adalah orang yang sibuk dengan tugas ibadah.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibadah tidak menjadi benar kecuali jika dilakukan dengan pengetahuan yang jelas, karena itu Allah SWT mengutus para rasul a.s., diturunkanya kitab-kitab, semua itu agar membimbing manusia kepada jalan yang lurus. Para pengikut rasul berada di atas pengetahuan yang jelas, mereka adalah manusia yang paling mengerti bagaimana beribadah kepada Tuhanya, karena mereka telah mempelajari wahyu, adapun orang yang buta akan ilmu wahyu, maka itulah orang yang bingung dan tidak akan dapat menyembah Tuhanya dengan pengetahuan yang jelas.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Wahai saudaraku, marilah kita merenungi muhasabah ini:</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">S<b>eriuskah anda dalam belajar tentang agama anda?</b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ini adalah tema muhasabah kita, dan ini adalah pertanyaan yang harus ditanyakan oleh setiap muslim kepada dirinya…</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku,</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> keseriusan anda dalam mempelajari agama anda adalah awal keberuntungan anda..karena anda akan meniti jalan menuju surga</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Imam Hasan Al-Bashri mengatakan: “ Sesungguhnya seseorang belajar satu bab tentang masalah agama, lalu ia mengamalkan, itu lebih baik dari dunia dan segala isinya”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Sofyan Al-Tsauri mengatakan:” Tiada sesuatu yang dimaksudkan untuk Allah yang lebih utama dari menuntut ilmu, dan tidak ada menuntut ilmu di suatu masa yang lebih baik dari masa sekarang, alangkah membutuhkanya anda wahai saudaraku muslim akan ilmu yang bermanfaat yang denganya anda mengenal Tuhanmu, lalu kamu meng-Esakan-Nya(tidak menyekutukan-Nya) dalam beribadah dan menyembah-Nya dengan pengetahuan yang jelas, dan kemulian ilmu itu sesuai dengan kemulian yang dipelajari, dan ilmu syar’i itu mulia semata-mata karena kemuliaan agama, dan itu adalah harta yang termahal.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Rasulullah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((الدنيا ملعونة، ملعون ما فيها، إلا ذكر</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">الله وما والاه، أو عالماً أو متعلما))</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>(رواه الترمذي وابن ماجه</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">وغيرهما:السلسلة الصحيحة:2797</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>( </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span dir="LTR"></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span>“ Dunia itu berisi laknat, seluruh isinya terlaknat, kecuali zikir kepada Allah dan yang terkait denganya, atau orang yang berilmu atau terpelajar.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> (HR: Tirmizi, Ibnu Majah dll).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Wajib atasmu wahai orang muslim, untuk mengetahui bahwa mempelajari agama bagi anda adalah kebutuhan yang jauh lebih penting dari sekedar makan dan minum!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Sebagaimana anda serius dalam mencari rezki untuk hidup, maka hendaklah anda juga serius dalam mempelajari agama anda, karena itulah kehidupan yang sebenarnya yang tanpanya anda ibarat mati.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Imam Ahmad bin Hambal mengatakan: ” Manusia lebih membutuhkan ilmu dari sekedar membutuhkan makan dan minum, karena makan dan minum dibutuhkan sekali atau dua kali sehari, sedang ilmu senantiasa dibutuhkan selama nafas masih dikandung badan.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Al-Qayim mengatakan:” Orang-orang yang memilki pengetahuan tentang Tuhan-Nya dan tentang perintah-Nya, mereka itulah ruh kehidupan sebenarnya, mereka senantiasa dibutuhkan dan tidak pernah tidak walau sekejap, kebutuhan hati akan ilmu tidak sama dengan kebutuhan nafas akan udara, ia lebih besar!, secara umum ilmu bagi hati ibarat air bagi ikan, jika ia kehilangan maka ia mati, ilmu yang datang kepada hati ibarat cahaya datang kepada mata.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Wahai saudaraku, Berangkat dari kebutuhan yang besar inilah, maka wajib bagi setiap muslim untuk belajar tentang agamanya sesuatu yang dapat membimbingnya agar beribadah kepada Allah SWT dengan pengetahuan yang jelas.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Rasulullah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((طلب العلم فريضة على كل مسلم)</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> (رواه ابن ماجه:صحيح ابن ماجه للألباني:184)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span>“ <i>Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim</i>” ( HR: Ibnu Majah; sahih Ibnu Majah milik Al-Albani: 184).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Imam Malik pernah ditanya tentang menuntut ilmu, apakah wajib? Ia menjawab:“ Adapun pengetahuan tentang syariat-syariatnya, sunah-sunahnya dan fiqhnya yang nampak maka hal itu wajib, dan yang selainya termasuk darinya, barang siapa lemah (tidak ada kemampuan) dalam mengetahuinya maka tidak ada kewajiban atasnya“</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Abdul Barr mengatakan: “ Para ulama bersepakat bahwa ilmu ada yang fardhu ain atas setiap orang, dan ada yang fardhu kifayah, yaitu jika ada yang telah melaksanakanya maka kewajibanya gugur atas yang lain, dan </span><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">mereka berbeda pendapat dalam perincianya , adapun yang wajib atas semua orang dari hal tersebut adalah kewajiban-kewajiban yang tidak ada keleluasaan bagi manusia untuk tidak mengetahuinya.“ </span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ia menyebutkan diantara hal tersebut adalah: Ma’rifatullah (mengenal Allah), tauhid, shalat lima waktu beserta pekerjaan-pekerjaan yang wajib untuk dilakukan di dalamnya, puasa ramadhan dan syarat-syarat syah maupun syarat-syarat yang membatalkanya, haji jika memiliki kemampuan untuk melakukanya, zakat jika memiliki harta, dan segala hal yang tidak ada udzur untuk tidak mengetahuinya, seperti; haramnya zina, riba, khamr, memakan daging babi, memakan bangkai, ghasab, menyogok, persaksian palsu, memakan harta orang dengan cara batil, haramnya berbuat zalim, dan keharaman-keharaman yang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Wahai saudaraku, perkara-perkara di atas adalah hal-hal yang tidak layak bagi seorang muslim untuk tidak mengetahuinya, intropeksilah diri anda: seberapa bagian ilmu syar’i yang telah anda milki?</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Manusia berbeda-beda tingkat keseriusanya dalam belajar agama, saya akan menyebutkan tingkatan-tingkatan tersebut dari perkataan para ulama, lihatlah diri anda ada tigkatan manakah?</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Imam Ali r.a. berkata: “ Manusia itu ada tiga; ulama robbani, pelajar yang meniti jalan keselamatan, dan orang yang hina yang mengikuti setiap seruan(baik ataupun buruk) terombang-ambing oleh angin“</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Mas’ud berkata:“ Jadilah kamu ulama atau pelajar, dan jangan menjadi antara keduanya“</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dari Humaid dari Al-Hasan bahwasanya Abu Darda‘ berkata: “ Jadilah kamu ulama atau pelajar, atau pecinta, atau pengikut,dan jangan menjadi yang kelima, karena kamu akan binasa!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Humaid berkata: Aku bertanya kepada Al-Hasan: Apa yang kelima?</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ia menjawab: Mubtadi‘ (Ahli bid’ah).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku, Hisablah dirimu; kamu berada digolongan mana dari golongan-golangan tersebut?</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> Jangan sekali-kali kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak memperdulikan aturan agama dan fiqh!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Berapa banyak orang shalat sedang ia tidak mengetahui cara shalat yang benar sebagaimana shalatnya Rasulullah saw!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan berapa banyak orang berpuasa yang melakukan banyak pelanggaran sedang ia tidak menyadarinya!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan berapa banyak orang yang berangkat haji ke baitul haram sedang ia tidak mengetahui bagaimana manasik yang benar.!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan berapa banyak pelaku bid’ah yang yang melakukan berbagai perbuatan bid’ah sedang ia menyangkah hal itu bagian dari sunah!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan berapa banyak pedagang yang mempraktekan berbagai macam bentuk muamalah yang haram, sedang ia menyangka hal itu adalah halal!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan berapa banyak orang yang memakan harta manusia secara batil dalam keadaan ia tidak mampu membedakan antara yang halal dan yang haram!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dalam semua itu anda akan mendapatkan bahwa mayoritas penyebabnya adalah kebodohan akan hukum syariat, dan yang aneh lagi adalah anda akan menemukan fakta di atas terjadi pada sekelompok orang dalam usia yang tidak layak bagi mereka untuk tidak mengetahui hukum-hukum syariat, khususnya dalam situasi yang banyak didapatkan berbagai sarana untuk belajar hukum-hukum syariat, sehingga menjadi mudah bagi muslim untuk mengenal agamanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Abdullah bin Al-Mubarak pernah ditanya: Sampai kapan seseorang masih harus belajar? Ia menjawab: selama kebodohan itu tidak pantas baginya, ia masih harus belajar.“</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Muhamad bin Al-Fadhl As-Samarqandi Al-Wa’idz berkata: Berapa banyak orang bodoh mendapatkan ilmu maka ia selamat, dan berapa banyak ahli ibadah yang beramal dengan amalan orang bodoh maka ia binasa, hadirlah, berilmulah, jika niat tidak hadir kepadamu, maka sesungguhnya engkau dapat mencarinya dengan ilmu, dan sesungguhnya sesuatu yang nampak pertama kali dari hamba adalah lisanya, dan sesuatu yang pertama kali nampak dari akalnya adalah kedewasaanya.“</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Wahai saudaraku, antusiaslah dalam mempelajari agamamu, hilangkan segala hambatan yang yang menghambatmu darinya, sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan belajar. Dan hambatan pertama yang menghalangi seseorang dari belajar ilmu syar’i: malu dan sombong.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Mujahid berkata: “ Tidak akan belajar orang yang malu dan sombong.“</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Adapun malu, maka setiap rasa malu yang mencegah seseorang dari kemuliaan, maka itu bukanlah malu, karena malu adalah perangai yang mencegah seseorang dari keburukan, sedang orang yang tidak datang kepada majlis-majlis ilmu, dan tidak bertanya kepada ulama tentang sesuatu yang tidak ia fahami, maka ia berada dalam bahaya yang besar! Karena ia akan melakukan sesuatu tanpa ilmu!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> Dan adapun orang sombong, Maka ia terjatuh ke dalam dosa besar, terkait orang sombong Rasulullah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;">)) </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">لا يدخل الجنة من في قلبه خردلة من كبر</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> ) ((</span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">رواه الحاكم والطبراني:صحيح الترغيب للألباني:2910</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>( </span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">“ Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya ada sebiji sawi dari kesombongan”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> (HR: Al-Hakim dan At-Tabrani: Shahih at-targib imam al-bani)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku, sungguh faham agama adalah indikasi kebaikan dan keberuntunganmu, karena jika kamu memiliki pehaman tentang agamamu, maka kamu akan menjadi orang yang dapat beribadah kepada Allah dengan pengetahuan yang jelas, sehingga kamu akan semakin dekat kepada-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Rasulullah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;">))</span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">من يرد الله به خيراً يفقهه في الدين</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>... ) ((</span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">رواه البخاري ومسلم</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>(</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">“ Barang siapa dikehendaki Allah suatu kebaikan, niscaya ia akan diberi pehaman tentang agama”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> (HR; Bukhari Muslim)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan:“ Maksud hadits di atas adalah barang siapa tidak bertafaquh(belajar/memahami) agama atau tidak mempelajari kaidah-kaidah islam dan cabang-cabang yang terkait denganya, maka ia tercegah dari mendapatkan kebaikan, karena orang yang tidak mengenal perkara-perkara tentang agamanya tidak dikatakan faqih (ahli fiqh/agama), tidak pula dikatakan thalib fiqh(pelajar fiqh/agama), sehingga pantas untuk dikatakan sebagai orang yang tidak dikehendaki padanya kebaikan, hal itu menunjukan dengan jelas keutamaan para ulama atas manusia selainya, disamping menunjukan bahwa tafaquh fi ad-din (belajar agama) lebih utama atas belajar ilmu-ilmu yang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Intropeksilah diri kalian wahai orang yang berakal, tidakah anda menginginkan untuk masuk ke dalam barisan orang-orang yang dikehendaki padanya kebaikan ini!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Sungguh tidak sama antara orang yang faham agamanya dengan orang yang bodoh tentang agamanya!</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">قُل هَلْ يَسْتوِي الذِينَ يَعْلَمُونَ وَالذيِنَ لا يَعْلَمُونَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">إنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الأَلبَابِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> ) </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">الزمر:9</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>(</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 5.25pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">“ Katakanlah, apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?, sesungguhnya orang yang berakalah yang</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> <i>dapat menerima pelajaran“</i> (QS: Az-Zumar: 9).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 5.25pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Abu Darda’ mengatakan:” Allah SWT memberikan rezki kepada orang-orang yang bahagia, dan mencegahnya dari orang-orang yang sengsara.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 5.25pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Qayim berkata:” Kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan jiwa, ruh dan hati, yakni kebahagiaan ilmu yang membuahkan manfaat, dialah yang kekal dalam kondisi apapun, dan dialah yang selalu menyertai hamba dalam seluruh perjalananya, dan dalam tiga waktunya( pagi, siang dan malam), denganya ia naik ke tangga keutamaan dan derajat kesemurnaan, semakin lama akan semakin kuat dan tinggi.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 5.25pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Akan tetapi alangkah banyaknya jumlah orang-orang yang lengah dari mencari kebahagiaan ini!. Anda melihat diantara mereka ada yang berambisi dalam mengeruk dinar dan dirham, serius dalam mempelajari sarana-sarana dalam mendapatkan rezki dan menumpuk harta, namun anda mendapatkanya zuhud dalam mempelajari agamanya dan dalam menumpuk tabungan ilmu yang bermanfaat!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 5.25pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Mereka cemas jika rugi dalam hartanya, meski sedikit…. namun tidak pernah cemas saat rugi besar dalam agamanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 5.25pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Mereka gembira jika mendapatkan sedikit harta….. namun tidak merasa gembira ketika mendapatkan ilmu tentang agamanya.</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">عن عقبة بن عامر</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><img height="19" src="file:///C:/Users/BYONE%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="22" /></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">قال: خرج رسول الله</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><img height="20" src="file:///C:/Users/BYONE%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" width="22" /></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">ونحن في الصفة، فقال</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>: </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">أيكم</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">يحب أن يغدو كل يوم إلى بطحان، أو إلى العقيق؛ فيأتي منه بناقتين كوماوين، في غير</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">إثم ولا قطع رحم؟</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>! </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">فقلنا: يا رسول الله نحب ذلك، قال</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>: </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">أفلا يغدو أحدكم إلى المسجد؛ فيعلم أو يقرأ آيتين من كتاب</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">الله عز وجل خير له من ناقتين، وثلاث خير له من ثلاث، وأربع خير له من أربعٍ، ومن</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">أعدادهن من الإبل؟</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>(رواه مسلم)</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 10.5pt;"> </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">“ Dari Uqbah bin Amir, ia berkata: Rasulullah saw keluar ketika kami berada di shuffah(tempat di masjid nabawi), lalu bersabada:” Siapa diantara kalian yang mau pergi setiap hari ke bath’han(saluran air sungai yang berpasir dan berkerikil) atau lembah, lalu ia datang darinya dengan membawa dua ekor unta yang besar punuknya, tanpa melalui dosa maupun memutuskan tali kekerabatan?, kami berkata: Ya Rasulullah kami mau itu, ia bersabda: “ kenapa salah seorang dari kalian tidak pergi ke masjid, lalu ia belajar atau membaca dua ayat dari kitab Allah SWT, itu lebih baik dari dua unta, dan tiga lebih baik dari tiga, dan empat lebih baik dari empat, dan begitu seterusnya lebih baik dari jumlah unta seterusnya”.</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> (HR: Muslim).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Abu Ganiah Al-Khaulani berkata:” Bisa jadi satu kata lebih baik dari memberi harta, karena harta menjadikanmu lalim, sedang kata menjadikanmu mendapatkan petunjuk.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku, Sesungguhnya sebaik-baik ilmu yang kamu pelajari adalah ilmu yang menunjukanmu kepada ma’rifatullah dan menuntunmu beribadah kepada-Nya dengan pengetahuan yang jelas, dan kamu tidak akan pernah mendapatkan harta yang lebih mahal darinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Nabi saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((خيركم من تعلم القرآن وعلمه))</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> ( رواه البخاري</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>(</span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span>“ Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-qur’an dan mengajarkanya” (HR: Bukhari)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan dari Ali Al-Azdi, ia berkata:” Aku bertanya kepada Ibnu Abas tentang jihad, ia menjawab: “ Tidakah kamu mau aku tinjukan kepadamu sesuatu yang lebih baik dari jihad? Kamu bangun masjid yang di dalamnya kamu mengajar al-qur’an dan sunah-sunah rasul saw, dan fiqh (ilmu agama).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku, sesungguhnya bertanya kepada orang-orang yang berilmu adalah tangga menuju pemahaman akan ilmu agama, Allah SWT telah menganjurkan kalian agar bertanya kepada para ulama jika anda menemukan permasalahan. Dia berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;">))</span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">فَاسْألوا</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">أهْل الذَكْرِ إن كُنُتْم لا تَعْلَمُونَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> ) </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">الأنبياء:7</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>(</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">“ Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Abas r.a. pernah ditanya: Bagaimana aku bisa mendapatkan ilmu ini?</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ia menjawab:” Dengan lisan yang senantiasa bertanya dan hati yang selalu memahami.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Bertanya kepada orang yang berilmu adalah obat bagi kebodohan, janganlah kamu sekali-kali melakukan satu perkara agama dalam keadaan kamu tidak mengetahui hukumnya, karena sesungguhnya beribadah kepada Allah SWT dengan kebodohan hanya akan menambah jauh seorang hamba dari Tuhanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Mas’ud r.a. berkata:” Ilmu itu bertambah dengan pencarian, dan didapatkan dengan pertanyaan, pelajarilah apa yang tidak kamu ketahui, dan amalkanlah apa yang kamu ketahui.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Abu Darda’ r.a. berkata:” Ilmu itu diperoleh dengan belajar, dan kedewasaan itu dicapai dengan latihan, barang siapa berusaha mencari kebaikan, pasti akan diberi, dan barangsiapa menjauhi keburukan pasti dijauhkan darinya.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Al-Mubarak ditanya: Apakah yang tidak ada keluasan bagi orang mukmin kecuali harus mencarinya? Dan apa yang wajib dipelajarinaya? Ia menjawab: “ tidak boleh baginya untuk melakukan sesuatu melainkan dengan ilmu, dan tidak ada keluasan baginya hingga ia bertanya.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan ketahuilah wahai saudaraku, dintara kemuliaan bagi orang yang antusias dalam belajar ilmu yang bermanfaat adalah bahwasanya rasulullah saw mewasiatkan itu, dan cukuplah itu sebagai kemuliaan bagi setiap orang yang bersungguh-sungguh dalam belajar agama.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Rasulullah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;">))</span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">سيأتيكم أقوام يطلبون العلم، فإذا</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">رأيتموهم فقولوا لهم: مرحباً مرحباً بوصية رسول الله</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><img height="20" src="file:///C:/Users/BYONE%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" width="22" /></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">واقنوهم</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> ((</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">“ Akan datang kepada kalian beberapa kaum yang menuntut ilmu, jika kalian melihat mereka, maka katakanlah kepada mereka: marhaban, selamat datang wasiat rasulullah saw, dan ajarilah mereka.” (HR: Ibnu Majah; sahih Ibnu Majah, Al-Bani: 203)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku, sungguh ilmu yang sedikit yang kamu bersungguh-sungguh dalam menuntutnya agar faham agama, lebih baik dari berlipat-lipat amal shalih yang kamu kerjakan, bagaimana tidak? Sesungguhnya ilmu itu membimbing kepada ibadah yang benar, tidak ada ibadah tanpa ilmu.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Abu Hurairah r.a. berkata: “ Tiap seuatu ada tiangnya, dan tiang agama ini adalah fiqh(faham), Dan tidaklah Allah SWT disembah dengan sesuatu yang lebih utama dari fiqh(faham) dalam masalah agama. Sungguh, satu orang faqih(berilmu) lebih berat untuk dihadapi setan daripada seribu ahli ibadah.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Sesungguhnya kamu –wahai muslim-, tidak memerlukan banyak tenaga untuk dapat memahami agama, berikut inilah tahapan-tahapan belajar agama:</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Pertama: Mulailah dengan kitab Allah SWT (al-qur’an), berupayalah membaguskan bacaan al-quran sesuai dengan tajwid, dan sarana untuk itu banyak sekali, yang paling utama adalah membaca dihadapan seorang syekh yang benar bacaanya, disamping mendengar tilawah yang bagus dari kaset-kaset, memperbanyak praktek baca al-qur’an, dan sebaiknya anda juga merujuk kepada kitab-kitab tafsir, agar dapat memadukan antara pengetahuan tentang cara membaca yang benar dengan pemahaman terhadap makna ayat yang anda baca.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Kedua: Membaca kitab-kitab fiqh yang mudah, khususnya dalam tema-tema yang kamu butuhkan sehari-hari, seperti tata-cara solat, wudhu’, mandi, tayamum, hukum-hukum terkait orang yang bepergian. Dan jika kamu termasuk orang-orang yang punya harta, maka kamu harus mempelajari hukum-hukum seputar zakat, jual-beli dan muamalat.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ketiga: Membaca buku-buku yang ringkas seputar syarah hadits, dan ilmu-ilmu syar’i dalam tema-tema ringkas, urutan pertama adalah dalam hal ini adalah: ilmu tauhid, caranya dibaca dengan perlahan-lahan dan penuh pehaman, dan prinsip umum dalam belajar hal tersebut adalah meminta bimbingan dari syekh atau guru, jika tidak bisa sebagaimana kondisi kebanyakan orang, maka belajar dengan menggunakan tahapan-tahapan di atas dengan kesungguhan dan kesabaran dapat mengantarkan kepada hasil yang diinginkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Keempat: Senantiasa bertanya kepada orang yang berilmu dalam setiap kali menjumpai permasalahan, memenej waktu luang dengan baik dan memanfaatkanya untuk mengambil pelajaran dari ceramah-ceramah.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Keinginan yang kuat adalah prinsip utama semua hal di atas, maka wajib atas setiap muslim untuk bersungguh-sungguh dalam belajar agama dan menguatkan niatnya, ia tidak akan penah kehilangan pertolongan dari Allah SWT. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku, anda tidak harus menguasai seluruh ilmu syar’I, namun jika kamu memiliki kkesungguhan dan dorongam yang kuat untuk mencapai itu, maka itu adalah baik.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Adapun batas minimal yang wajib untuk anda pelajari dari ilmu syar’i telah anda ketahui dari ulasan sebelumnya, yaitu sesuatu yang yang tanpanya anda tidak akan dapat beribadah kepada Allah SWT dengan benar.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Maka bersungguh-sungguhlah dalam mempelajari agama anda, jangan sia-siakan waktu anda untuk sesuatu yang tida bermanfaat, dan memintalah kepada Allah agar Dia memberi pertolongan kepadamu.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Rasulullah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;">)) </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">سلوا الله علماً نافعاً، وتعوذوا بالله من</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">علم لا ينفع))</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> (رواه ابن ماجه:صحيح ابن ماجه للألباني:3114</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span dir="LTR"></span><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 10.5pt;"><span dir="LTR"></span>“</span><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Mintalah kepada Allah ilmu yang bermanfaat, dan berlindunglah kepadanya dari ilmu yang tiada bermanfaat.“ (HR: Ibnu Majah; sahih Ibnu Majah; Albani: 3114).</span></div><div style="color: cyan;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt; line-height: 115%;">والحمد لله تعالى.. والصلاة والسلام على النبي محمد وآله وصحبه</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; direction: ltr; line-height: 150%; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"> </span></div><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 12pt;"></span></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Bogor, Indonesia-6.589166 106.79299900000001-6.6695924999999994 106.74171150000001 -6.5087395 106.84428650000001tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-5937830966334873962012-03-22T00:13:00.000-07:002012-03-22T00:13:57.939-07:00Al- HAYA' (Sifat PEMALU)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><b><i><span lang="EN-US" style="color: blue; font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%;"></span></i></b><b><span lang="EN-US" style="color: blue; font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style";">اَلْحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلاَّ بِخَيْرٍ</span></b></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span dir="LTR"></span>"<i>al Haya' ( Rasa malu) tidak datang kecuali dengan kebaikan</i>."</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span> </span>Sesungguhnya di antara fenomena keseimbangan dan tanda-tanda kesempurnaan dalam tarbiyah bahwa engkau menemukan seorang mukmin yang kuat, teguh, bersifat malu, beradab dan tenang.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Malu yang terpuji adalah : perilaku yang muncul atas meninggalkan yang tercela.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span></a> Seperti yang didefinikan oleh Ibnu Hajar <i>rahimahullah</i>. Adapun <i>taharuuj</i> (merasa berat) dari amar ma'ruf dan nahi munkar, berani dalam kebenaran dan memahami agama, maka tidak termasuk sifat <i>haya'</i>`. Ini adalah sebagian yang disinggung oleh Ibnu Hajar <i>rahimahullah</i> saat membagi sifat <i>haya'</i>` kepada yang syar'i dan tidak. Ia berkata: '<i>Haya'</i>` yang syar'i adalah yang terjadi di atas jalur membesarkan dan menghormati terhadap orang-orang besar, itulah yang terpuji. Adapun yang terjadi disebabkan meninggalkan perintah syara', maka ia adalah yang tercela dan bukan termasuk <i>haya'</i>` secara syara', ia pada dasarnya adalah sifat lemah dan hina.'<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tidak sepantasnya bersifat <i>haya'</i>` dalam menuntut hak, mengajar orang yang jahil, bertanya tentang sesuatu yang tidak kita ketahui..... Mujahid <i>rahimahullah</i> berkata:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>'Tidak bisa menuntut ilmu orang yang pemalu dan yang sombong.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Aisyah <i>radhiyallahu 'anha</i> berkata: 'Sebaik-baik wanita adalah wanita anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk bertanya tentang masalah agama.'<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span></span></span></a> Ummu Sulaim <i>radhiyallahu 'anha</i> bertanya dalam masalah-masalah kecil dalam hukum yang berkaitan dengan wanita, dan ia membuka pertanyaan dengan ucapannya: 'Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">I</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> tidak malu dari kebenaran.' Ibnu Hajar <i>rahimahullah</i> berkata: 'Maksudnya Dia </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">I</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> tidak menyuruh malu dalam kebenaran.'<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dan siapa yang tidak diberikan sifat <i>haya'</i>` secara fitrah, ia dituntut untuk berusaha dan belajar dengannya. Terlebih lagi, sesungguhnya ia adalah akhlak utama bagi para pengikut agama ini. Sebagaimana disebutkan dalam hadits hasan:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style";">إِنَّ لِكُلِّ دِيْنٍ خُلُقًا وَخُلُقُ اْلإِسْلاَمِ الحَيَاءُ</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span dir="LTR"></span>"<i>Sesungguhnya bagi setiap agama ada akhlak dan akhlak Islam adalah sifat haya'</i>`"<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Dan disebutkan bahwa <i>haya'</i>` termasuk sunnah para rasul dan ia termasuk bagian dari iman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style";">اَلْحَيَاءُ مِنَ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِيْمَانُ فِى الْجَنَّةِ وَالْبَذَاءُ مِنَ الْجَفَاءِ وَالْجَفَاءُ فِى النَّارِ</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">"Haya'` termasuk bagian dari iman dan iman (balasannya) di surga. Dan ucapan cabul/jorok termasuk sifat tidak sopan dan tidak sopan itu di neraka</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">."<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[6]</span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Dan kekasih dan panutan kita </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">r</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> (<i>lebih pemalu dari pada gadis perawan dalam biliknya</i>).<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[7]</span></span></span></span></a> Setelah semua itu, apakah kita memilih sifat <i>haya'</i>` atau sifat jorok? Apakah kita berpakaian dengan iman atau tidak sopan? Dan apakah kita mengutamakan akhlak para penghuni surga atau akhlak para penghuni neraka?</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span> </span>Sungguh kaum jahiliyah –di atas kejahiliyahan mereka- merasa berat dari sebagian perbuatan jahat/buruk karena dorongan sifat <i>haya'</i>`. Di antaranya yang pernah terjadi bersama Abu Sufyah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">t</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> di hadapan Heraqlius. Tatkala ia ditanya tentang Rasulullah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">r</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">. Ia berkata: 'Demi Allah, jika bukan karena malu bahwa mereka menuduh aku berdusta niscaya aku berdusta tentang dia.'<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[8]</span></span></span></span></a> Maka sifat <i>haya'</i>` menghalangi dia mengada-ada (berdusta) terhadap Rasulullah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">r</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> agar dia tidak dikatakan pendusta. Di saat sekarang, kaum muslimin sangat membutuhkan akhlak ini dengan menjaga kata-kata dan menahan diri dari perbuatan keji dan syahwat dengan adanya rasa malu. </span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span> </span>Engkau melihat laki-laki yang pemalu memerah mukanya apabila muncul darinya atau dari yang lain sesuatu yang berlawanan dari sifat <i>haya'</i>`: Rasulullah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">r</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> <i>lebih pemalu dari pada gadis perawan dalam biliknya dan apabila beliau tidak menyukai sesuatu hal itu terlihat dari wajahnya.'<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[9]</span></b></span></span></span></a></i></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><i><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> </span></b></span></span></span></i> </span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dan termasuk sifat <i>haya'</i>` adalah yang terjadi karena membesarkan dan menghormati orang-orang besar: tidak adalah Ibnu Umar </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">t</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> ketika Rasulullah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">r</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> bertanya kepada para sahabat: <i>'Sesungguhnya di antara pohon ada satu pohon yang tidak jatuh daunnya, dan ia seperti seorang muslim. Ceritakanlah kepadaku, apakah dia</i>?'<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[10]</span></span></span></span></a> Ibnu Umar </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">t</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> mengetahui bahwa ia adalah pohon kurma dan merasa malu untuk menjawab dan dia memberikan alasan rasa malunya –seperti dalam beberapa riwayat hadits- bahwa ia melihat dirinya adalah yang paling muda dan ia melihat ada Abu Bakar </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">t</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> dan Umar </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">t</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> yang tidak berbicara, maka ia tidak senang berbicara.'<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn11" name="_ftnref11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[11]</span></span></span></span></a> Alangkah lapangnya dada masyarakat tersebut yang merasa malu padanya yang muda dari yang tua, dan manusia berinteraksi dengan saling menghormati dan menghargai.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sifat <i>haya'</i>` itu sendiri merupakan penjaga dari terjerumus dalam perbuatan maksiat. Diriwayatkan bahwa seorang sahabat mencela saudaranya karena sifat malunya. Seolah-olah ia berkata: Sifat <i>haya'</i>` telah merugikanmu. Maka Rasulullah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">r</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> bersabda: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style";">دَعْهُ فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنَ اْلإِيْمَانِ</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span dir="LTR"></span>'<i>Biarkanlah dia, sesungguhnya sifat haya' itu termasuk bagian dari iman</i>.'<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn12" name="_ftnref12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[12]</span></span></span></span></a> </span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Abu Ubaid al-Harawi berkata: maksudnya, sesungguhnya orang yang merasa malu terputus dengan sifat malunya dari perbuatan maksiat, maka jadilah ia seperti iman yang memutuskan di antaranya dan perbuatan maksiat.'<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn13" name="_ftnref13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[13]</span></span></span></span></a> Karena itulah Rasulullah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">r</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> menyebutkan secara umum dalam menjelaskan buah sifat <i>haya'</i>`, beliau bersabda:</span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style";">اَلْحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلاَّ بِخَيْرٍ</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span dir="LTR"></span>"<i>Haya' (malu) tidak datang kecuali dengan kebaikan</i>."</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Dan beliau </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">r</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> menggambarkan bahwa ia adalah perhiasan bagi perilaku, beliau </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">r</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style";">مَاكَانَ الْفحْشُ فِى شَيْئٍ إِلاَّ شَانَهُ وَمَاكَانَ الْحَيَاءُ فِى شَيْئٍ إِلاَّ زَانَهُ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">"<i>Tidak adalah yang keji pada sesuatu kecuali ia mengotorinya dan tidak ada sifat sifat haya' pada sesuatu kecuali menghiasinya</i>."<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn14" name="_ftnref14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[14]</span></span></span></span></a> </span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Dan fenomena sifat malu dalam masyarakat yang terkadang menyeret kepada kejahatan tidak bisa dikategorikan sifat <i>haya'</i>` yang terpuji, karena sifat <i>haya'</i>` itu tidak datang kecuali dengan kebaikan. Dan sifat <i>mudarah</i> (menjilat, mencari muka) terhadap sebagian tradisi masyarakat yang menyimpang tidak bisa dianggap sifat <i>haya'</i>`, karena sifat <i>haya'</i> adalah hiasan bukan pengotor, sedangkan penyimpangan adalah inti perbuatan buruk dan kotor.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sebagaimana sifat <i>haya'</i>` merupakan tatakrama bersama makhluk, maka ia merupakan adab (tatakrama) tertinggi bersama al-Khaliq (Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">I</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> Yang Maha Pencipta). Disebutkan bahwa beberapa nabi seperti Adam </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">u</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">, Nuh </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">u</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">, dan Musa </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">u</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> diminta untuk memberi syafaat di hari kiamat dan umat manusia berkata kepada setiap orang dari mereka: 'Berikanlah syafaat kepada kami di sisi Rabb-mu sehingga Dia melapangkan kami dari tempat kami ini. Ia (Adam </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">u</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">) berkata: 'Aku tidak pantas –dan ia menyebutkan dosanya lalu merasa malu…Aku tidak pantas<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>- dan ia (Nuh </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">u</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">) menyebutkan permintaannya kepada Rabb-nya yang tidak pantas lalu merasa malu…..Aku tidak pantas – dan ia (Musa </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">u</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">) menyebutkan pernah membunuh jiwa yang tidak berdosa lalu ia merasa malu kepada Rabb-nya…<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn15" name="_ftnref15" style="mso-footnote-id: ftn15;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[15]</span></span></span></span></a> Semuanya merasa berat dan dihalangi oleh rasa malu untuk berani meminta syafaat.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span> </span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Dan karena perasaan seorang mukmin bahwa Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">I</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> selalu melihatnya di atas semua kondisinya, maka sesungguhnya ia merasa malu dari Rabb. Karena itulah disebutkan dalam anjuran menutup aurat saat mandi di dalam kesendirian, sabda Nabi </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">r</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">: <i>'Allah </i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">I</span></span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> lebih pantas dirasakan malu dari-Nya dari pada manusia</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">."<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn16" name="_ftnref16" style="mso-footnote-id: ftn16;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[16]</span></span></span></span></a> Orang yang merasa malu dari Rabb-nya bahwa auratnya terbuka dalam kesendiriannya sudah pasti sifat <i>haya'</i> (malu) menghalanginya dari perbuatan maksiat. Dan cukuplah dalam keutamaan sifat <i>haya'</i> bahwa para nabi terdahulu memperingatkan hilangnya sifat <i>haya'</i>, agar seseorang tidak terjerumus dalam segala keburukan –dan tidak ada lagi penghalang baginya- seperti dalam hadits:</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style";">إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ اْلأُوْلَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">"Sesungguhnya sebagian dari yang ditemukan manusia dari ucapan para nabi terdahulu: 'Apabila engkau tidak merasa malu maka lakukanlah apa yang engkau kehendaki</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">."<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftn17" name="_ftnref17" style="mso-footnote-id: ftn17;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[17]</span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> </span></span></span></span> </span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Dan di antara beberapa hal yang dipahami dari hadits ini:</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; mso-bidi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-fareast-font-family: "Bookman Old Style";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Di mana engkau merasa berat dan takut mendapat dosa maka berhentilah, dan di mana hati merasa tenang dan engkau tidak merasa berat maka lakukanlah apa yang engkau kehendaki.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; mso-bidi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-fareast-font-family: "Bookman Old Style";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Orang yang sudah kehilangan sifat <i>haya'</i> maka ia melakukan apa yang dia kehendaki, dan hendaklah ia memperhatikan setelah itu apa yang dilakukan Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">I</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> dengannya.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; mso-bidi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-fareast-font-family: "Bookman Old Style";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Tidak aneh apa yang kita lihat dari kemungkaran akhlak apabila kita sudah mengetahui bahwa pendorong sifat <i>haya'</i> telah mati. Maka yang tidak bersifat malu –biasanya- melakukan apa yang dikehendakinya tanpa merasa malu kepada siapapun.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Kesimpulan:</span></i></b></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; mso-bidi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-fareast-font-family: "Bookman Old Style";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Sifat <i>haya'</i>` adalah perilaku yang muncul di atas meninggal yang buruk.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; mso-bidi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-fareast-font-family: "Bookman Old Style";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Tidak menuntut ilmu atau menuntut hak bukan termasuk malu.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; mso-bidi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-fareast-font-family: "Bookman Old Style";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Sesungguhnya bagi setiap agama ada akhlak dan akhlak islam adalah <i>haya'</i>.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; mso-bidi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-fareast-font-family: "Bookman Old Style";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Umat jahiliyah mempunyai sifat <i>haya'</i> yang menghalangi mereka dari sebagian perbuatan buruk.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; mso-bidi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-fareast-font-family: "Bookman Old Style";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Termasuk sifat <i>haya'</i> adalah menghormati yang lebih tua.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; mso-bidi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-fareast-font-family: "Bookman Old Style";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Sifat <i>haya'</i> menjaga dari terjerumus dalam perbuatan maksiat.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; mso-bidi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-fareast-font-family: "Bookman Old Style";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Di antara sifat <i>haya'</i> yang tertinggi adalah beradab bersama Allah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; mso-ascii-font-family: "Bookman Old Style"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Bookman Old Style"; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: "AGA Arabesque";">I</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif";"> Yang Maha Pencipta. Al <i>Haya'</i> adalah pesan para nabi terdahulu.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioR1K7tpiJyqGyDQ7KKxVDXrMUfs7bjrNVg97Xy2aAEWhnrAzGmSWIfxp0l4rUrLDGKxGpL3rkBHAfJUOHCqJ8W5CaXbnAgmA52VQ0A-urGpzc0NEWMgWyqAV8OH1KzbqixC3vKV8wGcM/s1600/Jalan.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioR1K7tpiJyqGyDQ7KKxVDXrMUfs7bjrNVg97Xy2aAEWhnrAzGmSWIfxp0l4rUrLDGKxGpL3rkBHAfJUOHCqJ8W5CaXbnAgmA52VQ0A-urGpzc0NEWMgWyqAV8OH1KzbqixC3vKV8wGcM/s320/Jalan.jpeg" width="320" /></a></div><div style="mso-element: footnote-list;"><br clear="all" /> <hr align="right" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Fathul Bari 1/522 saat mensyarahkan bab haya` dari kitab adab, hadits no. 6118</span></div></div><div id="ftn2" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span lang="EN-US">Fathul Bari 1/229 saar mensyarahkan bab haya` dalam ilmu dari kitab iman.</span></div></div><div id="ftn3" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Shahih al-Bukhari, kitab ilmu, dari tarjamah bab 50 (Fath 1/228)</span></div></div><div id="ftn4" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Referensi yang sama, saat Ibnu Hajar menjelaskan potongan hadits 130 dari Shahih al-Bukhari.</span></div></div><div id="ftn5" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Shahih Sunan Ibnu Majah 2/406, hadits no. 3370/4181 (Hasan).</span></div></div><div id="ftn6" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[6]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Shahih Sunan Ibnu Majah 2/406, hadits no. 3373/4184 (Shahih).</span></div></div><div id="ftn7" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[7]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span lang="EN-US">Shahih al-Bukhari, kitab adab, bab ke 77, hadits no. 6119 (Fath 10/521).</span></div></div><div id="ftn8" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref8" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[8]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Shahih al-Bukhari, kitab permulaan wahyu, bab ke 6, hadits no. 7 (Fath 1/31).</span></div></div><div id="ftn9" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref9" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[9]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Shahih Sunan Ibnu Majah 2/406, hadits no. 3369 (Shahih)</span></div></div><div id="ftn10" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref10" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[10]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Shahih al-Bukhari, kitab ilmu, bab ke 4, hadits no. 61.</span></div></div><div id="ftn11" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref11" name="_ftn11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[11]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Fathul Bari 1/146</span></div></div><div id="ftn12" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref12" name="_ftn12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[12]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Shahih al-Bukhari, kitab adab, bab ke 77, hadits no. 6118 (Fath 10/521).</span></div></div><div id="ftn13" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref13" name="_ftn13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[13]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span lang="EN-US">Dari Fathul Bari 10/522 saat menerangkan hadits 6118</span></div></div><div id="ftn14" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref14" name="_ftn14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[14]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Shahih Sunan Ibnu Majah 2/3374 (Shahih).</span></div></div><div id="ftn15" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref15" name="_ftn15" style="mso-footnote-id: ftn15;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[15]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Shahih al-Bukhari, kitab tafsir, surah ke dua bab 1, hadits no. 4476 (Fath 8/160).</span></div></div><div id="ftn16" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref16" name="_ftn16" style="mso-footnote-id: ftn16;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[16]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dari Mu'allaqat al-Bukhari dalam kitab mandi, bab ke 20, Ibnu Hajar berkata dalam Fath 1/386: (Dihasankan oleh at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Hakim)</span></div></div><div id="ftn17" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3431474390109231376#_ftnref17" name="_ftn17" style="mso-footnote-id: ftn17;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[17]</span></span></span></span></span></a><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Shahih al-Bukhari, kitab adab, bab ke 78, hadits no.6120 (Fath 10/523).</span></div></div></div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Jalan Grand Cirendeu, Indonesia-6.316615 106.76144690000001-6.3167659999999994 106.7613709 -6.316464 106.76152290000002tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-74723869839589633312012-03-21T03:00:00.000-07:002012-03-21T03:00:49.510-07:00Untukmu Wanita Muslimah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="color: #93c47d;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; color: #93c47d; text-align: center;"><a href="http://evadolphin.files.wordpress.com/2011/02/saudariku.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="249" src="http://evadolphin.files.wordpress.com/2011/02/saudariku.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad SAW.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt; letter-spacing: -0.2pt;">Sesungguhnya perhatian islam terhadap wanita muslimah akan menemukan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">dalam hukum Islam perhatian sangat besar agar mereka dapat menjaga kesuciannya, serta supaya menjadi wanita yang mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi. Dan syarat-syarat yang<span style="letter-spacing: -0.2pt;"> diwajibkan pada pakaian dan perhiasannya tidak lain adalah </span>untuk mencegah kerusakan yang timbul akibat <i>tabarruj</i> (berhias diri). Inipun bukan untuk mengekang kebebasannya akan tetapi sebagai pelin</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">dung baginya agar tidak tergelincir pada lumpur kehinaan atau menjadi sorotan mata.</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Keutamaan Hijab</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Hijab itu adalah merupakan ketaatan kepada Allah dan Rasul.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah SWT telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firman Allah SWT:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> وَمَا كَانَ لمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إذاَ قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أمْرًا أنْ يَكُونَ لهُمُ الخِيَرَةُ مِنْ أمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُبِينًا </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S. Al-Ahzab: 36)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Allah SWT:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S An-Nur: 31)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah SWT berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الأُولَى </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S. Al-Ahzab: 33)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah SWT berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> وَإذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span>“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S. Al-Ahzab: 53)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah SWT berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> يَا أيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S. Al-Ahzab: 59)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Rasulullah SAW bersabda: <i>“Wanita itu aurat” </i>maksudnya adalah bahwa wanita harus menutupi tubuhnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Hijab itu ‘iffah</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah SWT menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda <i>‘Iffah</i> (menahan diri dari maksiat).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah SWT berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> ياَ أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أدْنَى أنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S. Al-Ahzab: 59)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri dari perbuatan buruk (dosa), “<i>karena itu mereka tidak diganggu”</i>. Maka orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah “<i>karena itu mereka tidak diganggu”</i> sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Hijab itu kesucian</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah SWT berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> وَإذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S. Al-Ahzab: 53)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah SWT menyifati hijab sebagai simbol kesucian bagi hati orang-orang mu’min, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah SWT berfirman: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> فَلاَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"> (Q.S. Al-Ahzab: 32)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Hijab itu pelindung</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Rasulullah SAW bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((إنَّ اللهَ حَيِيٌّ سَتِيرٌ يُحِبُّ الحَيَاءَ وَالسِّتْرَ))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Sabda beliau yang lain:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>(( أيَّمَا اِمْرَأَةٍ نَزَعَتْ ثِيَابَهَا في غَيْرِ بَيْتِهَا خَرَقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا سِتْرَهُ))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Hijab itu taqwa</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah SWT berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> ياَ بَنِي آدَمَ قَدْ أنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span>“Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S. Al-A’raaf: 26)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Hijab itu iman</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah SWT tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman: <i>“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman.” </i>(Q.S. An-Nur: 31). Allah SWT juga berfirman: <i>“Dan istri-istri orang beriman.” </i>(Q.S. Al-Ahzab: 59)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui <i>Ummul Mu’minin</i>, Aisyah ra dengan pakaian tipis, beliau berkata: <i>“Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”</i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Hijab itu <i>haya’</i> (rasa malu)</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Rasulullah SAW bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاءُ))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Sabda beliau yang lain:</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Sabda Rasul yang lain:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ، فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَرُ))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Hijab itu <i>ghirah</i> (perasaan cemburu)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa <i>Jahiliyah </i>dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib ra berkata: <i>“Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.”</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Keburukan <i>Tabarruj </i>(memamerkan aurat)</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt; letter-spacing: -0.2pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt; letter-spacing: -0.2pt;">Tabarruj </span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt; letter-spacing: -0.2pt;">adalah maksiat kepada Allah dan Rasul.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Barangsiapa yang maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya maka ia hanya akan mencelakakan dirinya sendiri dan tidak akan mencelakakan Allah sedikitpun. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Rasulullah SAW bersabda: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إلاَّ مَنْ أبَى ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى ؟ قَالَ : مَنْ أطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أبَى))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang menolak” Mereka bertanya: “Ya Rasulullah! Siapakah orang yang menolak itu? Beliau menjawab: “Siapa yang taat kepadaku akan masuk surga dan siapa yang maksiat kepadaku maka ia telah menolak.”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tabarruj</span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"> menyebabkan laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Rasulullah SAW bersabda: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ، عَلَى رُؤُوسِهِنَّ كَأَسْنِمَةِ البَخْتِ ، اِلْعَنُوهُنَّ فَإنَّهُنَّ مَلْعُونَاتٌ))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, kepala mereka bagaikan punuk unta, laknatlah mereka karena mereka adalah wanita-wanita yang pantas dilaknat.”<span style="letter-spacing: -0.2pt;"></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tabarruj </span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">adalah sifat penghuni neraka<i>.</i></span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Rasulullah SAW bersabda: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((صِنْفَانِ مِنْ أهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا : قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأذْنَابِ البَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ... ))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah saya lihat; kaum yang membawa cemeti bagai ekor sapi yang digunakan memukul menusia dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang...”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt; letter-spacing: -0.2pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt; letter-spacing: -0.2pt;">Tabarruj </span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt; letter-spacing: -0.2pt;">penyebab hitam dan gelap di hari kiamat.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((مَثَلُ الرَّافِلَةِ في الزِّينَةِ في غَيْرِ أهْلِهَا ، كَمَثَلِ ظُلْمَةٍ يَوْمَ القِيَامَةِ لاَ نُورَ لهَا))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Permisalan wanita yang berhias untuk selain suaminya, adalah bagaikan kegelapan pada hari kiamat, tidak ada cahaya baginya.”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Maksudnya adalah wanita yang berlenggak-lenggok ketika berjalan dengan menarik pakaiannya, akan datang pada hari kiamat dalam keadaan hitam dan gelap, bagaikan berlenggak-lenggok dalam kegelapan. Dan hadits ini walaupun lemah, tetapi artinya benar, karena kenikmatan dalam maksiat adalah siksaan, wangi-wangian akan menjadi busuk dan cahaya menjadi kegelapan. Kebalikan dari taat, bahwa bau mulut orang yang berpuasa dan darah orang yang mati syahid lebih harum di sisi Allah dari bau minyak kesturi.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tabarruj </span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">adalah kemunafikan.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Rasulullah SAW bersabda: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((خَيْرُ نِسَائِكُمُ الوَدُودُ الوَلُودُ ، المُوَاسِيَةُ ، المُوَاتِيَةُ ، إذَا اتَّقَيْنَ اللهَ، وَشَرُّ نِسَائِكُمُ المُتَبَرِّجَاتُ المُتَخَيِّلاَتُ وَهُنَّ المُنَافِقَاتُ ، لاَ يَدْخُلْنَ الجَنَّةَ إلاَّ مِثْلَ الغُرَابِ الأعْصَمِ)) </span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Sebaik-baik wanita kalian adalah yang memiliki kasih sayang, subur (banyak anak), suka menghibur dan siap melayani, bila mereka bertakwa kepada Allah. Dan sejelek-jelek wanita kalian adalah wanita pesolek dan penghayal mereka itu adalah wanita-wanita munafik, mereka tidak akan masuk surga kecuali seperti ghurab a’sham.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Yang dimaksud <i>ghurab a’sham </i>adalah burung gagak yang memiliki cakar dan kaki merah, pertanda minimnya wanita masuk surga, karena burung gagak yang memiliki sifat seperti ini sangat jarang ditemukan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt; letter-spacing: -0.2pt;">Tabarruj </span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt; letter-spacing: -0.2pt;">mengoyak tirai pelindung dan membuka aib.</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Rasulullah SAW bersabda: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((أيَّمَا امْرَأَةٍ وَضَعَتْ ثِيَابَهَا فِي غَيْرِ بَيْتِ زَوْجِهَا، فَقَدْ هَتَكَتْ سِتْرَ مَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Siapa saja di antara wanita yang menanggalkan pakaian-nya di selain rumah suaminya, maka ia telah mengoyak tirai pelindung antara dirinya dan Allah Azza wa Jalla.”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tabarruj </span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">adalah perbuatan keji.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Wanita itu adalah aurat, dan membuka aurat adalah keji dan dibenci. Allah SAW berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> وَإذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إنَّ اللهَ لاَ يَأْمُرُ بِالفَحْشَاءِ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: “Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakan-nya.” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Sebenarnya setanlah yang memerintahkan manusia melakukan perbuatan keji itu, sebagaimana firman Allah:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالفَحْشَاءِ </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S. Al-Baqorah: 268)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tabarruj</span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"> adalah ajaran iblis. </span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Sesungguhnya kisah Adam dengan Iblis memberikan gambaran kepada kita bagaimana musuh Allah, Iblis membuka peluang untuk melakukan perbuatan dosa dan mengoyak tirai pelindung dan bahwa <i>Tabarruj </i>itulah tujuan asasi baginya. Allah SWT berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Hai anak Adam! Janganlah kamu sekali-kali dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S. Al-A’raf: 27)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Jadi iblislah yang mengajak kepada <i>Tabarruj </i>dan membuka aurat mereka. Dialah pemimpin utama bagi para pencetus apa yang dikenal dengan istilah <i>Tahrirul Mar’ah </i>(pembebasan wanita).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt; letter-spacing: -0.2pt;">Tabarruj </span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt; letter-spacing: -0.2pt;">adalah jalan hidup orang-orang Yahudi.</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Orang-orang Yahudi memiliki peran yang sangat besar dalam menghancurkan umat ini melalui wanita, dan kaum wanita sejak dulu memiliki pengalaman di bidang ini, di mana Rasulullah SAW bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ ، فَإنَّ أوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إسْرَائِيلَ كَانَتْ في النِّسَاءِ))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Takutlah pada dunia dan takutlah pada wanita karena fitnah pertama pada Bani Israel adalah pada wanita.”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tabarruj </span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">adalah <i>Jahiliyah </i>busuk.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah SWT berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الأُولَى </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S. Al-Ahzab: 33)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Nabi SAW telah menyifati ajakan <i>Jahiliyah</i> sebagai ajakan busuk dan kotor. Jadi ajakan <i>Jahiliyah </i>adalah saudara kandung <i>Tabarruj Jahiliyah</i>. Rasulullah SAW bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((كُلُّ شَيْءٍ مِنْ أمْرِ الجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعٌ تَحْتَ قَدَمِي))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Semua yang merupakan perkara Jahiliyah tersimpan di bawah telapak kakiku.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Baik itu bernama <i>Tabarruj Jahiliyah, </i>ajakan<i> Jahiliyah</i> ataupun kesombongan <i>Jahiliyah.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tabarruj </span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">adalah keterbelakangan.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Memamerkan aurat dan telanjang adalah perilaku binatang, tidak seorangpun yang condong kepadanya kecuali dia akan terperosok jatuh ke derajat yang paling rendah dari pada derajat manusia yang telah dimuliakan Allah. Dari sini nampaklah bahwa <i>Tabarruj </i>adalah tanda kerusakan fitrah, ketiadaan <i>ghirah</i> dan mati rasa:</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Anda mengangkat baju hingga lutut</span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Demi Tuhanmu, sungai apa yang akan anda seberangi</span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Baju itu bagaikan naungan di waktu pagi</span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Yang semakin pendek, waktu demi waktu</span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Anda mengira bahwa laki-laki itu tidak memiliki perasaan</span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Padahal anda sendiri yang mungkin tidak punya perasaan</span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 14pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tabarruj </span></i></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">adalah pintu adzab yang merata.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Seseorang yang memperhatikan nash-nash syare’at dan sejarah (Islam) akan meyakini adanya kerusakan yang ditimbulkan oleh <i>Tabarruj </i>dan bahayanya atas agama dan dunia, apalagi bila diperparah dengan <i>Ikhtilath </i>(percampurbauran antara laki-laki dan wanita).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Akibat dan bahaya <i>Tabarruj </i></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">yang menakutkan </span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt; letter-spacing: -0.2pt;">Wanita-wanita yang melakukan <i>Tabarruj </i>berlomba-lomba menggunakan perhiasan yang diharamkan untuk menarik perhatian kepadanya. Sesuatu yang justru akan merusak akhlak dan harta serta menjadikan wanita sebagai barang hina yang diperjualbelikan, dan di antara bahayanya adalah:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">1.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Rusaknya akhlak kaum lelaki khususnya para pemuda yang terdorong melakukan zina yang diharamkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">2.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Memperdagangkan wanita sebagai sarana promosi atau untuk meningkatkan usaha perdagangan dan sebagainya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">3.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Mencelakan diri wanita sendiri, karena <i>Tabarruj </i>itu menunjukkan niat jelek dari apa yang ia suguhkan untuk menggoda orang-orang jahat dan bodoh.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">4.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tersebarnya penyakit, seperti sabda Rasulullah SAW:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>(( لَمْ تَظْهَرِ الفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إلاَّ فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالأوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي أسْلاَفِهِمُ الَّذِينَ مَضَوْا ))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="color: #93c47d;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Tidaklah suatu perbuatan zina itu nampak pada suatu kaum hingga mereka mengumumkannya kecuali akan tersebar di antara mereka penyakit menular dan penyakit-penyakit lain yang belum pernah ada pada orang-orang dulu.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">5.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Mempermudah mata melakukan maksiat, Rasulullah SAW bersabda: <i>“Kedua mata zinanya adalah melihat.” </i>Serta menyulitkan ketaatan <i>ghadhul bashar </i>(menundukkan pandangan) yang merupakan sesuatu yang lebih berbahaya dari ledakan bom atom dan gempa bumi. Allah SWT berfirman: <i>“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu dengan sehancur-hancurnya.” </i>(Q.S. Al-Isra’: 16)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"> Dalam hadits juga disebutkan: </span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((إنَّ النَّاسَ إذَا رَأَوْا المُنْكَرَ فَلَمْ يُغَيِّرُوهُ أوْشَكَ أنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ))</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Sesungguhnya manusia bila melihat kemungkaran dan tidak merubahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan mereka adzab.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Wahai ukhti muslimah!</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;"> Tidakkah anda memperhatikan hadits Nabi SAW: <i>“Buanglah duri dari jalan kaum muslimin.” </i>Dan bila membuang duri dari jalan termasuk cabang iman, maka duri manakah yang lebih berat, batu di jalan atau fitnah yang merusak hati, menerbangkan akal dan menyebarkan kekejian di antara orang-orang mu’min.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Sesungguhnya tidaklah seorang lelaki muslim terkena fitnah pada hari ini karena anda yang telah memalingkannya dari mengingat Allah dan menghalanginya dari jalan yang lurus -padahal anda sanggup mencegahnya dari fitnah itu- kecuali di hari esok nanti Allah akan menghukum anda dengan adzab yang sangat pedih.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Segeralah taat kepada Allah, tinggalkan kritikan dan ejekan manusia, karena perhitungan Allah kelak sangat ketat.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Beberapa syarat hijab yang harus terpenuhi:</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">1.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Menutupi seluruh anggota tubuh wanita <i>-berdasarkan pendapat yang paling rojih.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">2.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">3.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tebal dan tidak tipis atau trasparan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">4.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Longgar dan tidak sempit atau ketat.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">5.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tidak memakai wangi-wangian.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">6.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">7.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tidak menyerupai pakaian laki-laki.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; margin-left: 14.15pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">8.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><br />
</div><h4 style="color: #93c47d;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Jangan berhias terlalu berlebihan</span></h4><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Bila anda memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan nampak bagi anda bahwa banyak di antara wanita-wanita sekarang ini yang menamakan diri sebagai wanita berjilbab, padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab. Mereka tidak menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka menamakan <i>Tabarruj</i> sebagai hijab dan menamakan maksiat sebagai ketaatan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Musuh-musuh kebangkitan Islam berusaha dengan sekuat tenaga menggelincirkan wanita muslimah, lalu Allah menggagalkan tipu daya mereka dan meneguhkan orang-orang Mu’min di atas ketaatan kepada Tuhannya. Mereka memanfaatkan wanita itu dengan cara-cara kotor untuk memalingkannya dari jalan Tuhan dengan memproduksi jilbab dalam berbagai bentuk dan menamakannya sebagai “<i>jalan tengah</i>” yang dengan itu ia akan mendapatkan ridha Tuhannya -sebagaimana pengakuan mereka- dan pada saat yang sama ia dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan tetap menjaga kecantikannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><h4 style="color: #93c47d;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Kami dengar dan kami taat</span></h4><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Seorang muslim yang jujur akan menerima perintah Tuhannya dan segera menerjemahkannya dalam amal nyata, karena cinta dan perhomatannya terhadap Islam, bangga dengan syariat-Nya, mendengar dan taat kepada sunnah Nabi-Nya dan tidak peduli dengan keadaan orang-orang sesat yang berpaling dari kenyataan yang sebenarnya, serta lalai akan tempat kembali yang ia nantikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Allah menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> وَيَقُولُونَ آمَنَّا بِاللهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرْيقٌ مِنْهُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالمُؤْمِنِينَ (47) وَإذَا دُعُوا إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48) </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul, dan kami menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya, agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S. An-Nur: 47-48)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Firman Allah yang lain:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #93c47d; direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;">}</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> إنَّمَا كاَنَ قَوْلَ المُؤْمِنِينَ إذَا دُعُوا إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ المُفْلِحُونَ (51) وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللهَ وَيَتَّقِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الفَائِزُونَ (52) </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "AGA Arabesque"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>{</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.” </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">(Q.S. An-Nur: 51-52)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14pt;">Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: <i>“Ketika kami bersama Aisyah ra, beliau berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka.” Aisyah berkata: “Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” </i>(Q.S. An-Nur: 31) <i>Maka para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya dan beriman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang Rasulullah SAW dengan kain penutup seakan-akan di atas kepalanya terdapat burung gagak.”</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #93c47d; text-align: justify;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt;"> Sholawat dan salam semoga tercurah atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.</span></i></b></div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-11580094322570364092012-03-20T02:45:00.001-07:002012-03-20T02:45:22.589-07:00Mishary Rashid Alafasy - Surah Mulk (The Dominion)<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/SQmbq_YXp8s?fs=1" width="459"></iframe>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-42967500025584082202012-03-20T02:43:00.001-07:002012-03-20T02:43:10.711-07:00Sura Fatah by Mishary Rashid 27th Ramadan 1431/2010<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="270" src="http://www.youtube.com/embed/QkU6hmsUCZ8?fs=1" width="480"></iframe>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-53788859300802037952012-03-20T02:18:00.002-07:002012-03-21T02:57:26.438-07:00Bersungguh-sungguh Dalam Menuntut Ilmu Syar'i<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="color: cyan;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; color: cyan; text-align: center;"><a href="http://cdn.muslimvillage.com/wp-content/uploads/2012/02/Straight-Path-600x450.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://cdn.muslimvillage.com/wp-content/uploads/2012/02/Straight-Path-600x450.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku: Sesungguhnya beribadah kepada Allah SWT adalah tujuan utama penciptaan makhluk di dunia hanya untuk itu mereka diciptaka dan orang yang bahagia diantara mereka adalah orang yang sibuk dengan tugas ibadah.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibadah tidak menjadi benar kecuali jika dilakukan dengan pengetahuan yang jelas, karena itu Allah SWT mengutus para rasul a.s., diturunkanya kitab-kitab, semua itu agar membimbing manusia kepada jalan yang lurus. Para pengikut rasul berada di atas pengetahuan yang jelas, mereka adalah manusia yang paling mengerti bagaimana beribadah kepada Tuhanya, karena mereka telah mempelajari wahyu, adapun orang yang buta akan ilmu wahyu, maka itulah orang yang bingung dan tidak akan dapat menyembah Tuhanya dengan pengetahuan yang jelas.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Wahai saudaraku, marilah kita merenungi muhasabah ini:</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">S<b>eriuskah anda dalam belajar tentang agama anda?</b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ini adalah tema muhasabah kita, dan ini adalah pertanyaan yang harus ditanyakan oleh setiap muslim kepada dirinya…</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku,</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> keseriusan anda dalam mempelajari agama anda adalah awal keberuntungan anda..karena anda akan meniti jalan menuju surga</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Imam Hasan Al-Bashri mengatakan: “ Sesungguhnya seseorang belajar satu bab tentang masalah agama, lalu ia mengamalkan, itu lebih baik dari dunia dan segala isinya”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Sofyan Al-Tsauri mengatakan:” Tiada sesuatu yang dimaksudkan untuk Allah yang lebih utama dari menuntut ilmu, dan tidak ada menuntut ilmu di suatu masa yang lebih baik dari masa sekarang, alangkah membutuhkanya anda wahai saudaraku muslim akan ilmu yang bermanfaat yang denganya anda mengenal Tuhanmu, lalu kamu meng-Esakan-Nya(tidak menyekutukan-Nya) dalam beribadah dan menyembah-Nya dengan pengetahuan yang jelas, dan kemulian ilmu itu sesuai dengan kemulian yang dipelajari, dan ilmu syar’i itu mulia semata-mata karena kemuliaan agama, dan itu adalah harta yang termahal.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Rasulullah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((الدنيا ملعونة، ملعون ما فيها، إلا ذكر</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">الله وما والاه، أو عالماً أو متعلما))</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>(رواه الترمذي وابن ماجه</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">وغيرهما:السلسلة الصحيحة:2797</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>( </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span dir="LTR"></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span>“ Dunia itu berisi laknat, seluruh isinya terlaknat, kecuali zikir kepada Allah dan yang terkait denganya, atau orang yang berilmu atau terpelajar.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> (HR: Tirmizi, Ibnu Majah dll).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Wajib atasmu wahai orang muslim, untuk mengetahui bahwa mempelajari agama bagi anda adalah kebutuhan yang jauh lebih penting dari sekedar makan dan minum!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Sebagaimana anda serius dalam mencari rezki untuk hidup, maka hendaklah anda juga serius dalam mempelajari agama anda, karena itulah kehidupan yang sebenarnya yang tanpanya anda ibarat mati.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Imam Ahmad bin Hambal mengatakan: ” Manusia lebih membutuhkan ilmu dari sekedar membutuhkan makan dan minum, karena makan dan minum dibutuhkan sekali atau dua kali sehari, sedang ilmu senantiasa dibutuhkan selama nafas masih dikandung badan.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Al-Qayim mengatakan:” Orang-orang yang memilki pengetahuan tentang Tuhan-Nya dan tentang perintah-Nya, mereka itulah ruh kehidupan sebenarnya, mereka senantiasa dibutuhkan dan tidak pernah tidak walau sekejap, kebutuhan hati akan ilmu tidak sama dengan kebutuhan nafas akan udara, ia lebih besar!, secara umum ilmu bagi hati ibarat air bagi ikan, jika ia kehilangan maka ia mati, ilmu yang datang kepada hati ibarat cahaya datang kepada mata.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Wahai saudaraku, Berangkat dari kebutuhan yang besar inilah, maka wajib bagi setiap muslim untuk belajar tentang agamanya sesuatu yang dapat membimbingnya agar beribadah kepada Allah SWT dengan pengetahuan yang jelas.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Rasulullah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((طلب العلم فريضة على كل مسلم)</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> (رواه ابن ماجه:صحيح ابن ماجه للألباني:184)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span>“ <i>Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim</i>” ( HR: Ibnu Majah; sahih Ibnu Majah milik Al-Albani: 184).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Imam Malik pernah ditanya tentang menuntut ilmu, apakah wajib? Ia menjawab:“ Adapun pengetahuan tentang syariat-syariatnya, sunah-sunahnya dan fiqhnya yang nampak maka hal itu wajib, dan yang selainya termasuk darinya, barang siapa lemah (tidak ada kemampuan) dalam mengetahuinya maka tidak ada kewajiban atasnya“</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Abdul Barr mengatakan: “ Para ulama bersepakat bahwa ilmu ada yang fardhu ain atas setiap orang, dan ada yang fardhu kifayah, yaitu jika ada yang telah melaksanakanya maka kewajibanya gugur atas yang lain, dan </span><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">mereka berbeda pendapat dalam perincianya , adapun yang wajib atas semua orang dari hal tersebut adalah kewajiban-kewajiban yang tidak ada keleluasaan bagi manusia untuk tidak mengetahuinya.“ </span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ia menyebutkan diantara hal tersebut adalah: Ma’rifatullah (mengenal Allah), tauhid, shalat lima waktu beserta pekerjaan-pekerjaan yang wajib untuk dilakukan di dalamnya, puasa ramadhan dan syarat-syarat syah maupun syarat-syarat yang membatalkanya, haji jika memiliki kemampuan untuk melakukanya, zakat jika memiliki harta, dan segala hal yang tidak ada udzur untuk tidak mengetahuinya, seperti; haramnya zina, riba, khamr, memakan daging babi, memakan bangkai, ghasab, menyogok, persaksian palsu, memakan harta orang dengan cara batil, haramnya berbuat zalim, dan keharaman-keharaman yang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Wahai saudaraku, perkara-perkara di atas adalah hal-hal yang tidak layak bagi seorang muslim untuk tidak mengetahuinya, intropeksilah diri anda: seberapa bagian ilmu syar’i yang telah anda milki?</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Manusia berbeda-beda tingkat keseriusanya dalam belajar agama, saya akan menyebutkan tingkatan-tingkatan tersebut dari perkataan para ulama, lihatlah diri anda ada tigkatan manakah?</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Imam Ali r.a. berkata: “ Manusia itu ada tiga; ulama robbani, pelajar yang meniti jalan keselamatan, dan orang yang hina yang mengikuti setiap seruan(baik ataupun buruk) terombang-ambing oleh angin“</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Mas’ud berkata:“ Jadilah kamu ulama atau pelajar, dan jangan menjadi antara keduanya“</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dari Humaid dari Al-Hasan bahwasanya Abu Darda‘ berkata: “ Jadilah kamu ulama atau pelajar, atau pecinta, atau pengikut,dan jangan menjadi yang kelima, karena kamu akan binasa!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Humaid berkata: Aku bertanya kepada Al-Hasan: Apa yang kelima?</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ia menjawab: Mubtadi‘ (Ahli bid’ah).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku, Hisablah dirimu; kamu berada digolongan mana dari golongan-golangan tersebut?</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> Jangan sekali-kali kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak memperdulikan aturan agama dan fiqh!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Berapa banyak orang shalat sedang ia tidak mengetahui cara shalat yang benar sebagaimana shalatnya Rasulullah saw!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan berapa banyak orang berpuasa yang melakukan banyak pelanggaran sedang ia tidak menyadarinya!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan berapa banyak orang yang berangkat haji ke baitul haram sedang ia tidak mengetahui bagaimana manasik yang benar.!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan berapa banyak pelaku bid’ah yang yang melakukan berbagai perbuatan bid’ah sedang ia menyangkah hal itu bagian dari sunah!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan berapa banyak pedagang yang mempraktekan berbagai macam bentuk muamalah yang haram, sedang ia menyangka hal itu adalah halal!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan berapa banyak orang yang memakan harta manusia secara batil dalam keadaan ia tidak mampu membedakan antara yang halal dan yang haram!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dalam semua itu anda akan mendapatkan bahwa mayoritas penyebabnya adalah kebodohan akan hukum syariat, dan yang aneh lagi adalah anda akan menemukan fakta di atas terjadi pada sekelompok orang dalam usia yang tidak layak bagi mereka untuk tidak mengetahui hukum-hukum syariat, khususnya dalam situasi yang banyak didapatkan berbagai sarana untuk belajar hukum-hukum syariat, sehingga menjadi mudah bagi muslim untuk mengenal agamanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Abdullah bin Al-Mubarak pernah ditanya: Sampai kapan seseorang masih harus belajar? Ia menjawab: selama kebodohan itu tidak pantas baginya, ia masih harus belajar.“</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Muhamad bin Al-Fadhl As-Samarqandi Al-Wa’idz berkata: Berapa banyak orang bodoh mendapatkan ilmu maka ia selamat, dan berapa banyak ahli ibadah yang beramal dengan amalan orang bodoh maka ia binasa, hadirlah, berilmulah, jika niat tidak hadir kepadamu, maka sesungguhnya engkau dapat mencarinya dengan ilmu, dan sesungguhnya sesuatu yang nampak pertama kali dari hamba adalah lisanya, dan sesuatu yang pertama kali nampak dari akalnya adalah kedewasaanya.“</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Wahai saudaraku, antusiaslah dalam mempelajari agamamu, hilangkan segala hambatan yang yang menghambatmu darinya, sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan belajar. Dan hambatan pertama yang menghalangi seseorang dari belajar ilmu syar’i: malu dan sombong.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Mujahid berkata: “ Tidak akan belajar orang yang malu dan sombong.“</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Adapun malu, maka setiap rasa malu yang mencegah seseorang dari kemuliaan, maka itu bukanlah malu, karena malu adalah perangai yang mencegah seseorang dari keburukan, sedang orang yang tidak datang kepada majlis-majlis ilmu, dan tidak bertanya kepada ulama tentang sesuatu yang tidak ia fahami, maka ia berada dalam bahaya yang besar! Karena ia akan melakukan sesuatu tanpa ilmu!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> Dan adapun orang sombong, Maka ia terjatuh ke dalam dosa besar, terkait orang sombong Rasulullah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;">)) </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">لا يدخل الجنة من في قلبه خردلة من كبر</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> ) ((</span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">رواه الحاكم والطبراني:صحيح الترغيب للألباني:2910</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>( </span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">“ Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya ada sebiji sawi dari kesombongan”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> (HR: Al-Hakim dan At-Tabrani: Shahih at-targib imam al-bani)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku, sungguh faham agama adalah indikasi kebaikan dan keberuntunganmu, karena jika kamu memiliki pehaman tentang agamamu, maka kamu akan menjadi orang yang dapat beribadah kepada Allah dengan pengetahuan yang jelas, sehingga kamu akan semakin dekat kepada-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Rasulullah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;">))</span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">من يرد الله به خيراً يفقهه في الدين</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>... ) ((</span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">رواه البخاري ومسلم</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>(</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">“ Barang siapa dikehendaki Allah suatu kebaikan, niscaya ia akan diberi pehaman tentang agama”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> (HR; Bukhari Muslim)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan:“ Maksud hadits di atas adalah barang siapa tidak bertafaquh(belajar/memahami) agama atau tidak mempelajari kaidah-kaidah islam dan cabang-cabang yang terkait denganya, maka ia tercegah dari mendapatkan kebaikan, karena orang yang tidak mengenal perkara-perkara tentang agamanya tidak dikatakan faqih (ahli fiqh/agama), tidak pula dikatakan thalib fiqh(pelajar fiqh/agama), sehingga pantas untuk dikatakan sebagai orang yang tidak dikehendaki padanya kebaikan, hal itu menunjukan dengan jelas keutamaan para ulama atas manusia selainya, disamping menunjukan bahwa tafaquh fi ad-din (belajar agama) lebih utama atas belajar ilmu-ilmu yang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Intropeksilah diri kalian wahai orang yang berakal, tidakah anda menginginkan untuk masuk ke dalam barisan orang-orang yang dikehendaki padanya kebaikan ini!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Sungguh tidak sama antara orang yang faham agamanya dengan orang yang bodoh tentang agamanya!</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">قُل هَلْ يَسْتوِي الذِينَ يَعْلَمُونَ وَالذيِنَ لا يَعْلَمُونَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">إنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الأَلبَابِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> ) </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">الزمر:9</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>(</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 5.25pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">“ Katakanlah, apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?, sesungguhnya orang yang berakalah yang</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> <i>dapat menerima pelajaran“</i> (QS: Az-Zumar: 9).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 5.25pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Abu Darda’ mengatakan:” Allah SWT memberikan rezki kepada orang-orang yang bahagia, dan mencegahnya dari orang-orang yang sengsara.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 5.25pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Qayim berkata:” Kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan jiwa, ruh dan hati, yakni kebahagiaan ilmu yang membuahkan manfaat, dialah yang kekal dalam kondisi apapun, dan dialah yang selalu menyertai hamba dalam seluruh perjalananya, dan dalam tiga waktunya( pagi, siang dan malam), denganya ia naik ke tangga keutamaan dan derajat kesemurnaan, semakin lama akan semakin kuat dan tinggi.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 5.25pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Akan tetapi alangkah banyaknya jumlah orang-orang yang lengah dari mencari kebahagiaan ini!. Anda melihat diantara mereka ada yang berambisi dalam mengeruk dinar dan dirham, serius dalam mempelajari sarana-sarana dalam mendapatkan rezki dan menumpuk harta, namun anda mendapatkanya zuhud dalam mempelajari agamanya dan dalam menumpuk tabungan ilmu yang bermanfaat!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 5.25pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Mereka cemas jika rugi dalam hartanya, meski sedikit…. namun tidak pernah cemas saat rugi besar dalam agamanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 5.25pt;"><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Mereka gembira jika mendapatkan sedikit harta….. namun tidak merasa gembira ketika mendapatkan ilmu tentang agamanya.</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">عن عقبة بن عامر</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><img height="19" src="file:///C:/Users/BYONE%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="22" /></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">قال: خرج رسول الله</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><img height="20" src="file:///C:/Users/BYONE%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" width="22" /></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">ونحن في الصفة، فقال</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>: </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">أيكم</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">يحب أن يغدو كل يوم إلى بطحان، أو إلى العقيق؛ فيأتي منه بناقتين كوماوين، في غير</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">إثم ولا قطع رحم؟</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>! </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">فقلنا: يا رسول الله نحب ذلك، قال</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>: </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">أفلا يغدو أحدكم إلى المسجد؛ فيعلم أو يقرأ آيتين من كتاب</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">الله عز وجل خير له من ناقتين، وثلاث خير له من ثلاث، وأربع خير له من أربعٍ، ومن</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">أعدادهن من الإبل؟</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>(رواه مسلم)</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 10.5pt;"> </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">“ Dari Uqbah bin Amir, ia berkata: Rasulullah saw keluar ketika kami berada di shuffah(tempat di masjid nabawi), lalu bersabada:” Siapa diantara kalian yang mau pergi setiap hari ke bath’han(saluran air sungai yang berpasir dan berkerikil) atau lembah, lalu ia datang darinya dengan membawa dua ekor unta yang besar punuknya, tanpa melalui dosa maupun memutuskan tali kekerabatan?, kami berkata: Ya Rasulullah kami mau itu, ia bersabda: “ kenapa salah seorang dari kalian tidak pergi ke masjid, lalu ia belajar atau membaca dua ayat dari kitab Allah SWT, itu lebih baik dari dua unta, dan tiga lebih baik dari tiga, dan empat lebih baik dari empat, dan begitu seterusnya lebih baik dari jumlah unta seterusnya”.</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> (HR: Muslim).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Abu Ganiah Al-Khaulani berkata:” Bisa jadi satu kata lebih baik dari memberi harta, karena harta menjadikanmu lalim, sedang kata menjadikanmu mendapatkan petunjuk.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku, Sesungguhnya sebaik-baik ilmu yang kamu pelajari adalah ilmu yang menunjukanmu kepada ma’rifatullah dan menuntunmu beribadah kepada-Nya dengan pengetahuan yang jelas, dan kamu tidak akan pernah mendapatkan harta yang lebih mahal darinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Nabi saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>((خيركم من تعلم القرآن وعلمه))</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> ( رواه البخاري</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>(</span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"><span dir="LTR"></span>“ Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-qur’an dan mengajarkanya” (HR: Bukhari)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan dari Ali Al-Azdi, ia berkata:” Aku bertanya kepada Ibnu Abas tentang jihad, ia menjawab: “ Tidakah kamu mau aku tinjukan kepadamu sesuatu yang lebih baik dari jihad? Kamu bangun masjid yang di dalamnya kamu mengajar al-qur’an dan sunah-sunah rasul saw, dan fiqh (ilmu agama).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku, sesungguhnya bertanya kepada orang-orang yang berilmu adalah tangga menuju pemahaman akan ilmu agama, Allah SWT telah menganjurkan kalian agar bertanya kepada para ulama jika anda menemukan permasalahan. Dia berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;">))</span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">فَاسْألوا</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">أهْل الذَكْرِ إن كُنُتْم لا تَعْلَمُونَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> ) </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">الأنبياء:7</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span>(</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">“ Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Abas r.a. pernah ditanya: Bagaimana aku bisa mendapatkan ilmu ini?</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ia menjawab:” Dengan lisan yang senantiasa bertanya dan hati yang selalu memahami.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Bertanya kepada orang yang berilmu adalah obat bagi kebodohan, janganlah kamu sekali-kali melakukan satu perkara agama dalam keadaan kamu tidak mengetahui hukumnya, karena sesungguhnya beribadah kepada Allah SWT dengan kebodohan hanya akan menambah jauh seorang hamba dari Tuhanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Mas’ud r.a. berkata:” Ilmu itu bertambah dengan pencarian, dan didapatkan dengan pertanyaan, pelajarilah apa yang tidak kamu ketahui, dan amalkanlah apa yang kamu ketahui.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Abu Darda’ r.a. berkata:” Ilmu itu diperoleh dengan belajar, dan kedewasaan itu dicapai dengan latihan, barang siapa berusaha mencari kebaikan, pasti akan diberi, dan barangsiapa menjauhi keburukan pasti dijauhkan darinya.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ibnu Al-Mubarak ditanya: Apakah yang tidak ada keluasan bagi orang mukmin kecuali harus mencarinya? Dan apa yang wajib dipelajarinaya? Ia menjawab: “ tidak boleh baginya untuk melakukan sesuatu melainkan dengan ilmu, dan tidak ada keluasan baginya hingga ia bertanya.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Dan ketahuilah wahai saudaraku, dintara kemuliaan bagi orang yang antusias dalam belajar ilmu yang bermanfaat adalah bahwasanya rasulullah saw mewasiatkan itu, dan cukuplah itu sebagai kemuliaan bagi setiap orang yang bersungguh-sungguh dalam belajar agama.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Rasulullah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;">))</span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">سيأتيكم أقوام يطلبون العلم، فإذا</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">رأيتموهم فقولوا لهم: مرحباً مرحباً بوصية رسول الله</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><img height="20" src="file:///C:/Users/BYONE%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" width="22" /></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">واقنوهم</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> ((</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">“ Akan datang kepada kalian beberapa kaum yang menuntut ilmu, jika kalian melihat mereka, maka katakanlah kepada mereka: marhaban, selamat datang wasiat rasulullah saw, dan ajarilah mereka.” (HR: Ibnu Majah; sahih Ibnu Majah, Al-Bani: 203)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku, sungguh ilmu yang sedikit yang kamu bersungguh-sungguh dalam menuntutnya agar faham agama, lebih baik dari berlipat-lipat amal shalih yang kamu kerjakan, bagaimana tidak? Sesungguhnya ilmu itu membimbing kepada ibadah yang benar, tidak ada ibadah tanpa ilmu.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Abu Hurairah r.a. berkata: “ Tiap seuatu ada tiangnya, dan tiang agama ini adalah fiqh(faham), Dan tidaklah Allah SWT disembah dengan sesuatu yang lebih utama dari fiqh(faham) dalam masalah agama. Sungguh, satu orang faqih(berilmu) lebih berat untuk dihadapi setan daripada seribu ahli ibadah.”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Sesungguhnya kamu –wahai muslim-, tidak memerlukan banyak tenaga untuk dapat memahami agama, berikut inilah tahapan-tahapan belajar agama:</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Pertama: Mulailah dengan kitab Allah SWT (al-qur’an), berupayalah membaguskan bacaan al-quran sesuai dengan tajwid, dan sarana untuk itu banyak sekali, yang paling utama adalah membaca dihadapan seorang syekh yang benar bacaanya, disamping mendengar tilawah yang bagus dari kaset-kaset, memperbanyak praktek baca al-qur’an, dan sebaiknya anda juga merujuk kepada kitab-kitab tafsir, agar dapat memadukan antara pengetahuan tentang cara membaca yang benar dengan pemahaman terhadap makna ayat yang anda baca.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Kedua: Membaca kitab-kitab fiqh yang mudah, khususnya dalam tema-tema yang kamu butuhkan sehari-hari, seperti tata-cara solat, wudhu’, mandi, tayamum, hukum-hukum terkait orang yang bepergian. Dan jika kamu termasuk orang-orang yang punya harta, maka kamu harus mempelajari hukum-hukum seputar zakat, jual-beli dan muamalat.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Ketiga: Membaca buku-buku yang ringkas seputar syarah hadits, dan ilmu-ilmu syar’i dalam tema-tema ringkas, urutan pertama adalah dalam hal ini adalah: ilmu tauhid, caranya dibaca dengan perlahan-lahan dan penuh pehaman, dan prinsip umum dalam belajar hal tersebut adalah meminta bimbingan dari syekh atau guru, jika tidak bisa sebagaimana kondisi kebanyakan orang, maka belajar dengan menggunakan tahapan-tahapan di atas dengan kesungguhan dan kesabaran dapat mengantarkan kepada hasil yang diinginkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Keempat: Senantiasa bertanya kepada orang yang berilmu dalam setiap kali menjumpai permasalahan, memenej waktu luang dengan baik dan memanfaatkanya untuk mengambil pelajaran dari ceramah-ceramah.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Keinginan yang kuat adalah prinsip utama semua hal di atas, maka wajib atas setiap muslim untuk bersungguh-sungguh dalam belajar agama dan menguatkan niatnya, ia tidak akan penah kehilangan pertolongan dari Allah SWT. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Saudaraku, anda tidak harus menguasai seluruh ilmu syar’I, namun jika kamu memiliki kkesungguhan dan dorongam yang kuat untuk mencapai itu, maka itu adalah baik.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Adapun batas minimal yang wajib untuk anda pelajari dari ilmu syar’i telah anda ketahui dari ulasan sebelumnya, yaitu sesuatu yang yang tanpanya anda tidak akan dapat beribadah kepada Allah SWT dengan benar.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Maka bersungguh-sungguhlah dalam mempelajari agama anda, jangan sia-siakan waktu anda untuk sesuatu yang tida bermanfaat, dan memintalah kepada Allah agar Dia memberi pertolongan kepadamu.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Rasulullah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: cyan; direction: rtl; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 22.5pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;">)) </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">سلوا الله علماً نافعاً، وتعوذوا بالله من</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;">علم لا ينفع))</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span> (رواه ابن ماجه:صحيح ابن ماجه للألباني:3114</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 18pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt;"><span dir="RTL"></span>)</span></div><div class="MsoNormal" style="color: cyan; line-height: 14.2pt; margin: 7.5pt 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 0.75pt;"><span dir="LTR"></span><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 10.5pt;"><span dir="LTR"></span>“</span><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span lang="DE-CH" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;">Mintalah kepada Allah ilmu yang bermanfaat, dan berlindunglah kepadanya dari ilmu yang tiada bermanfaat.“ (HR: Ibnu Majah; sahih Ibnu Majah; Albani: 3114).</span></div><div style="color: cyan;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: AL-Mohanad; font-size: 18pt; line-height: 115%;">والحمد لله تعالى.. والصلاة والسلام على النبي محمد وآله وصحبه</span></div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Bojonggede, Indonesia-6.4766749999999993 106.80732499999999-6.5228174999999995 106.76488749999999 -6.4305324999999991 106.8497625tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-53554045923294955172012-03-09T01:33:00.000-08:002012-03-09T01:33:34.589-08:00Nasihat Dari Hati ke Hati tentang Hati<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Ibnul Qayyim -<em>rahimahullah</em>- adalah salah seorang ulama besar yang telah banyak berbicara tentang hati. Berikut ini adalah beberapa untaian kalimat Imam Ibnul Qayyim -<em>rahimahullah</em>- tentang hati, yang tertuang dalam salah satu bukunya al-Fawaid. Semoga kalimat-kalimat ini bisa memberikan manfaat besar kepada kita semua.<br />
Imam Ibnul Qayyim -<em>rahimahullah</em>- berkata: <span id="more-473"></span><br />
<blockquote> <ul><li>Tidaklah seseorang dihukum dengan hukuman yang lebih berat dibandingkan dengan kerasnya hati dan jauhnya dari Allah.</li>
<li>Neraka telah diciptakan untuk mencairkan hati-hati yang keras.</li>
<li>Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras.</li>
<li>Jika hati mengeras, keringlah air mata.</li>
<li>Kerasnya hati disebabkan oleh empat hal jika engkau melampaui batas yang dibutuhkan (yaitu); makan, tidur, berbicara dan pergaulan. Sebagaimana badan jika sakit tidak akan bermanfaat padanya makanan dan minuman, maka demikian pula hati jika sakit karena syahwat tidak akan manjur padanya berbagai nasihat.</li>
<li>Barangsiapa menghendaki kejernihan hatinya, hendaknya dia melebih utamakan Allah atas syahwatnya.</li>
<li>Hati-hati yang terikat dengan syahwat, berarti tertutup dari Allah sesuai dengan keterikatannya dengan syahwat.</li>
<li>Kehancuran hati disebabkan karena merasa aman (dari siksaan Allah -pent) dan kelalaian. Sedangkan kemakmuran hati disebabkan oleh rasa takut dan selalu ingat.</li>
<li>Kerinduan kepada Allah dan perjumpaan dengan-Nya adalah angin segar yang bertiup kepada hati yang akan mendinginkan darinya panasnya dunia.</li>
<li>Barangsiapa menempatkan hatinya disi Rabbnya niscaya akan tenang dan tenteram. Barangsiapa membebaskan hatinya pada manusia, niscaya dia akan kebingungan dan akan semakin tegang (stress).</li>
<li>Kecintaan kepada Allah tidak akan masuk ke dalam hati yang padanya terdapat kecintaan terhadap dunia kecuali sebagaimana onta masuk ke dalam lubang jarum.</li>
<li>Jika Allah mencintai seorang hamba, niscaya Dia akan memilihnya untuk Diri-Nya, memilihnya untuk mencintai-Nya, memilihnya untuk beribadah kepada-Nya, sehingga Dia akan menyibukkan pikirannya dengan-Nya, menyibukkan lisannya untuk berdzikir kepada-Nya, dan menyibukkan anggota tubuhnya untuk mengabdi kepada-Nya.</li>
<li>Hati bisa sakit sebagaimana badan bisa sakit. Dan obat hati ada pada taubat dan perlindungan diri. Hati juga bisa kotor sebagaimana cermin bisa kotor. Dan mengkilapnya hati adalah dengan dzikir. Hati bisa telanjang sebagaimana tubuh juga bisa telanjang. Dan perhiasan hati adalah ketakwaan. Hati juga bisa lapar dan haus sebagaimana halnya badan. Dan makanan dan minuman hati adalah ma’rifah (pengetahuan tentang Allah), mahabbah (kecintaan terhadap Allah), tawakal, senantiasa kembali dan mengabdi hanya kepada Allah.</li>
</ul></blockquote><br />
<em><strong>[Sumber: al-Fawaid 146-147, diterjemahkan dari al-Majmu'ul Qayyim min Kalam Ibnil Qayyim 110-111]</strong></em></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Bojonggede, Indonesia-6.4766749999999993 106.80732499999999-6.5228174999999995 106.76488749999999 -6.4305324999999991 106.8497625tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-41402039580036020312012-03-01T19:36:00.001-08:002012-03-01T19:40:05.546-08:00BIARLAH, HANYA ALLAH YANG MENGENALKU<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/404789_2379268659390_1780881256_1463881_985579968_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="264" src="http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/404789_2379268659390_1780881256_1463881_985579968_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ada sebuah pesan menarik dari seorang ulama salaf, tu’rafuna fi ahlis-sama’ wa tukhfuna fi ahlil ardhi. Berusahalah agar kalian lebih dikenal oleh para penghuni langit, walau tak seorangpun penduduk bumi yang mengenal kalian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut tipe manusia seperti ini dengan sebutan Al Akhfiya’; manusia-manusia tersembunyi. Beliau juga mengatakan Allah Azza wa Jalla sangat mencintai manusia tipe ini. Mereka tidak pernah peduli apa kata manusia tentang mereka, sebab -bagi mereka- yang penting adalah apa kata Allah tentang mereka. Itulah sebabnya, mereka tidak pernah mengalami kegilaan akan kemasyhuran.</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dan ini adalah kisah salah satu dari mereka. Ia hidup di masa tabi’in. Namun hingga hari ini tak satu buku sejarahpun yang dapat menyingkap identitas pria ini. Satu-satunya informasi tentangnya hanyalah bahwa ia seorang berkulit hitam dan bekerja sebagai tukang sepatu! Shahibul hikayat adalah seorang tabi’in bernama Muhammad ibn al-Munkadir –rahimahullah-.</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Malam itu sudah terlalu malam dan gelap. Namun walaupun malam, udara terasa lebih panas dari biasannya. Tidak aneh memang, sebab hari-hari itu adalah hari-hari kemarau panjang di kota itu. Sudah satu tahun ini kota Madinah tidak pernah mendapat curahan air dari langit. Entah telah beberapa kali penduduk kota itu berkumpul untuk melakukan shalat istisqa’ demi meminta hujan. Namun hingga malam itu, tak setetes hujanpun yang turun menemui mereka.</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dan malam itu, seperti biasanya bila sepertiga akhir malam menjelang, Muhammad ibn al-Munkadir meninggalkan rumahnya dan bergegas menuju Masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Usai mengerjakan sholatnya malam itu, ibn al-Munkadir bersandar ke salah satu tiang masjid. Tiba-tiba ia melihat sebuah sosok bergerak tidak jauh dari tempatnya bersandar. Ia mencoba untuk mengetahui siapa sosok itu. Agak sulit sebab malam sudah begitu gelap. Dengan agak susah payah ia melihat seorang pria berkulit hitam agak kecoklatan. Tapi ia sama sekali tidak mengenalnya. Pria itu membentangkan sebuah kain di lantai masjid itu dan pria itu sepertinya benar-benar merasa hanya ia sendiri dalam masjid. Ia tidak menyadari kehadiran Ibn al-Munkadir tidak jauh dari tempatnya berdiri.</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ia berdiri mengerjakan shalat dua raka’at. Usai itu, ia duduk bersimpuh. Begitu khusyu’ ia bermunajat. Dalam munajat itu, ia mengatakan, “Duhai Tuhanku, penduduk negeri Haram-Mu ini telah bermunajat dan memohon hujan pada-Mu namun Engkau tidak kunjung mengaruniakannya pada mereka. Duhai Tuhanku, sungguh aku mohon pada-Mu curahkanlah hujan itu untuk mereka.”</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ibn al-Munkadir yang mendengar munajat itu agak sedikit mencibir. “Dia pikir dirinya siapa mengatakan seperti itu,” gumamnya dalam hati. “Orang-orang shaleh seantero Madinah telah keluar untuk meminta hujan, namun tak kunjung dikabulkan… Lalu tiba-tiba, orang ini berdoa pula…,” gumamnya.</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Namun sungguh di luar dugaan, belum lagi pria hitam itu menurunkan kedua tangannya, tiba-tiba saja suara guntur bergemuruh dari langit. Tetesan-tetesan air hujan menetes ke bumi. Sudah lama tidak begitu. Tak terkira betapa gembiranya pria itu. Segala pujian dan sanjungan ia ucapkan kepada Allah ta’ala. Namun tidak lama kemudian ia berkata dengan penuh ketawadhu’an, “Duhai Tuhanku, siapakah aku ini? Siapakah gerangan aku ini hingga Engkau berkenan mengabulkan doaku?”</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ibn al-Munkadir hanya tertegun di tempatnya memandang pria itu. Tak lama sesudah itu, pria tersebut bangkit kembali dan melanjutkan raka’at-raka’atnya. Hingga ketika saat subuh menjelang, sebelum kaum muslimin lainnya berdatangan, ia segera menyelesaikan witirnya. Ketika shalat subuh ditegakkan, ia masuk ke dalam shaf seolah-olah ia baru saja sampai di masjid itu. Usai mengerjakan shalat subuh, pria itu bergegas keluar meninggalkan masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Jalan-jalan kota Madinah subuh itu digenangi air. Pria itu berjalan cepat sambil mengangkat kain bajunya. Menghilang. Ibn al-Munkadir yang berusaha mengikutinya kehilangan jejak. Ia benar-benar tidak tahu kemana pria hitam itu pergi.</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Malam kembali merangkak semakin jauh. Malam ini, Muhammad ibn al-Munkadir kembali mendatangi Masjid Nabawi. Dan seperti malam kemarin, ia kembali melihat pria hitam itu. Persis seperti kemarin. Ia mengerjakan shalat malamnya hingga subuh menjelang. Dan ketika shalat ditegakkan, ia masuk ke dalam shaf seperti orang yang baru saja tiba di masjid itu. Ketika sang imam mengucapkan salam, pria itu tidak menunggu lama. Persis seperti kemarin, ia bergegas meninggalkan masjid itu. Dan Ibn al-Munkadir mengikutinya dari belakang. Ia ingin tahu siapa sebenarnya pria itu. Pria itu menuju ke sebuah lorong dan setibanya di sebuah rumah ia masuk ke dalamnya. “Hmm, rupanya di situ pria ini tinggal. Baiklah sebentar aku akan mengunjunginya.”</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Matahari telah naik sepenggalan. Usai menyelesaikan shalat Dhuha-nya, Ibn al-Munkadir pun bergegas mendatangi rumah pria itu. Ternyata ia sedang sibuk mengerjakan sebuah sepatu. Begitu ia melihat Ibn al-Munkadir, ia segera mengenalinya. “Marhaban wahai Abu ‘Abdullah –begitulah Ibn al-Munkadir dipanggil-! Adakah yang bisa kubantu? Mungkin engkau ingin memesan sebuah alas kaki?” ujar pria itu menyambut kedatangan Ibn al-Munkadir.</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Namun Ibn al-Munkadir justru menanyakan hal yang lain. “Bukankah engkau yang bersamaku di masjid kemarin malam itu?”</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dan tanpa diduga, wajah pria itu tampak sangat marah. Dengan nada suara yang tinggi ia berkata, “Apa urusanmu dengan itu semua, wahai Ibn al-Munkadir??!”</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Tampaknya ia sangat marah. Aku harus segera pergi dari sini,” ujar Ibn al-Munkadir dalam hati. Ia pun segera pamit meninggalkan rumah tukang sepatu itu.</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Inilah malam ketiga sejak peristiwa itu. Seperti malam-malam sebelumnya, malam itu Ibn al-Munkadir berjalan menuju masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Satu hal yang agak berbeda malam itu. Di hatinya ada harapan yang kuat untuk melihat pria tukang sepatu itu. Setibanya di masjid dan mengerjakan shalat seperti biasanya, ia bersandar sambil berharap pria itu kembali terlihat di depan matanya.</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Namun malam semakin malam, pria yang ditunggu-tunggu tidak kunjung kelihatan. Ibn al-Munkadir tersadar. Ia telah melakukan kesalahan. “Inna lillah ! Apakah yang telah kulakukan??” itulah gumamnya saat menyadari kesalahan itu.</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dan usai shalat subuh, ia segera meninggalkan masjid itu dan mendatangi rumah sang tukang sepatu. Namun, yang ditemukan hanyalah pintu rumah yang terbuka dan tidak ada lagi pria itu. Penghuni rumah itu berkata,”Wahai Abu ‘Abdullah! Apa yang terjadi antara engkau dengan dia?”</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Apa yang terjadi?” Tanya Ibn al-Munkadir</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Ketika engkau keluar dari sini kemarin itu, ia segera mengumpulkan semua barangnya hingga tidak satupun yang tersisa. Lalu ia pergi dan kami tidak tahu kemana ia pergi hingga kini,” jelas penghuni rumah itu.</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dan sejak hari itu, Ibn al-Munkadir mengelilingi semua rumah yang ia ketahui di kota Madinah. Namun sia-sia belaka. Pencariannya tidak pernah membuahkan hasil. Dan hingga kini di abad 14 Hijriyah ini. Kita pun tidak pernah tahu siapa pria tukang sepatu itu. Jejak-jejaknya yang terhapus oleh hembusan angin sejarah seolah bergumam, “Biarlah, hanya Allah yang mengenalku…”</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sumber: Kerinduan Seorang Mujahid, Abul Miqdad al-Madany (Hal:103-108)</span></div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Bojonggede, Indonesia-6.4766749999999993 106.80732499999999-6.5228174999999995 106.76488749999999 -6.4305324999999991 106.8497625tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-79715321020766648442012-02-03T01:50:00.000-08:002012-02-03T01:52:52.106-08:00Sebab Terburainya Tali Silaturrahmi.....<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRnbyYQCk2_Sk8yPKTkTup39J1VmQ6XxRR_BPEafcUPRwMpemodJ4-IL8sfuaVv0tBmdN82olEDe7aiNiZVUlT_mBgklBrDM0qq6xIEu0klxdnMPa3JOW_LNIp2n-I6vLkUmVsncCbpVE/" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="130" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRnbyYQCk2_Sk8yPKTkTup39J1VmQ6XxRR_BPEafcUPRwMpemodJ4-IL8sfuaVv0tBmdN82olEDe7aiNiZVUlT_mBgklBrDM0qq6xIEu0klxdnMPa3JOW_LNIp2n-I6vLkUmVsncCbpVE/" width="200" /></a></div><br />
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Tali kekerabatan harus selalu rapat dan erat. Beragam gejala yang berpotensi merenggangkannya mesti diantisipasi dengan cepat, supaya keharmonisan hubungan tetap terjaga, kuat lagi hangat. Semua anggota kerabat akan menikmati rahmat dari Allâh Ta'âla lantaran menjunjung tinggi tali silaturrahim yang sangat ditekankan oleh syariat.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sebaliknya, ketidakpedulian terhadap hubungan kekerabatan akan dapat menimbulkan dampak negatif. Alasannya, tali silaturrahim lambat laun akan mengalami perenggangan. Pemutusan tali silaturrahim berdampak mengikis solidaritas, mengundang laknat, menghambat curahan rahmat dan menumbuhkan egoisme. Sering terdengar di masyarakat banyaknya kasus putusnya tali silaturrahim dengan berbagai bentuknya. Terhadap pemutusan silaturrahim ini, Islam sangat tegas ancamannya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Allâh Ta'âla berfirman:</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b> </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b> </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>kamu akan membuat kerusakan di muka bumi</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>dan memutuskan hubungan kekeluargaan?</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Mereka itulah orang- orang yang dila’nati Allâh</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>dan Allâh tulikan telinga mereka dan Allâh butakan penglihatan mereka.</b> (QS Muhammad/47:22-23)</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b> لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahim.</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">(HR Bukhari 5984 dan Muslim 2556)</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Banyak faktor yang dapat menyulut terjadinya pemutusan tali silaturrahim. Namun ketidaktahuan seseorang tentang itu, membuatnya terjerumus dalam kesalahan.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>BENTUK-BENTUK PEMUTUSAN SILATURRAHIM</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Anjuran untuk membina tali silaturrahim sangat jelas. Sebagaimana diterangkan Ibnul Atsir <i>rahimahullâh</i>, silaturrahim merupakan cerminan berbuat baik kepada keluarga dekat, berlemah-lembut kepada mereka dan memperhatikan keadaan mereka. Memutuskan tali silaturrahim merupakan tindakan yang berlawanan dengan itu semua.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Fenomena pemutusan tali silaturrahim sering terdengar di tengah masyarakat, terutama akhir-akhir ini, saat materialisme mendominasi. Saling mengunjungi dan menasihati sudah dalam titik yang memprihatinkan. Hak keluarga yang satu ini sudah terabaikan, tidak mendapatkan perhatian yang semestinya. Padahal jarak sudah bukan lagi menjadi halangan di era kemajuan teknologi informasi. Bentuk-bentuk pemutusan silaturrahim yang muncul di tengah masyarakat diantaranya :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">1. Tidak adanya kunjungan kepada sanak keluarganya dalam jangka waktu yang panjang, tidak memberi hadiah, tidak berusaha merebut hati keluarganya, tidak membantu menutupi kebutuhan atau mengatasi penderitaan kerabatnya. Yang terjadi, justru menyakiti kerabatnya dengan ucapan atau perbuatan.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">2. Tidak pernah menghidupkan spirit senasib dan sepenanggungan dalam kegembiraan maupun kesusahan. Malah orang lain yang dikedepankan daripada membantu keluarga dekatnya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">3. Lebih sering menghabiskan waktu dakwahnya kepada orang lain daripada sibuk dengan keluarga sendiri. Padahal, mereka lebih berhak mendapat kan kebaikan. Allâh berfirman :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b> </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Dan berilah peringatan</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b> kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. </b> (QS Asy Syu’ara/26: 214) 4.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ada juga orang yang mau menjalin tali silaturrahim, jika keluarganya menyambung silaturrahim dengannya. Tapi ia akan mengurainya, jika mereka memutuskannya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>FAKTOR PENYEBAB TERPUTUSNYA SILATURRAHIM</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa banyak hal yang dapat menyebabkan terputusnya silaturrahim, di antaranya ialah:</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>1. Ketidaktahuan bahaya memutuskan tali silaturrahim.</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ketidaktahuan seseorang terhadap akibat buruk yang akan dideritanya dalam kehidupan dunia maupun akhirat akibat memutuskan silaturrahim, telah menyebabkannya melakukan pemutusan silaturrahim ini. Sebagaimana juga ketidaktahuan seseorang tentang keutamaan silaturrahim, membuat dia malas dan kurang semangat melakukannya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>2. Ketakwaan yang melemah.</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Orang yang melemah ketakwaan serta agamanya, maka dia tidak akan perduli dengan perbuatannya yang memotong sesuatu yang mestinya disambung. Dia tidak pernah tergiur dengan pahala silaturrahim yang dijanjikan Allâh serta tidak merasa takut dengan akibat dari pemutusan silaturrahim ini.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>3. Kesombongan.</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sebagian orang, jika sudah mendapatkan kedudukan yang tinggi atau menjadi saudagar besar, dia berubah sombong kepada keluarga dekatnya. Dia menganggap ziarah kepada keluarga merupakan kehinaan, begitu juga usaha merebut hati mereka, dianggapnya sebagai kehinaan. Karena ia meman dang, hanya dirinya saja yang lebih berhak untuk diziarahi dan didatangi.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>4. Perpisahan yang lama. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ada juga orang yang terputus komunikasi dengan keluarga dekatnya dalam waktu yang lama, sehingga dia merasa terasingkan dari mereka. Mula-mula dia menunda-menunda ziarah, dan itu terulang terus sampai akhirnya terputuslah hubung an dengan mereka. Diapun terbiasa dengan terputus dan menikmati keadaannya yang jauh dari keluarga.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>5. Celaan yang berat. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ada sebagian orang memiliki perangai buruk, jika dikunjungi oleh sebagian anggota keluarganya setelah terpisah sekian lama, dia menghujani saudaranya itu dengan hinaan dan celaan. Karena dinilai kurang dalam menunaikan haknya dan dinilai terlambat dalam berkunjung. Akibatnya, muncul keinginan menjauh dari orang yang suka mencela ini dan merasa takut untuk menziarahinya lagi karena khawatir dicela.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>6. Khawatir memberatkan. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ada orang, jika dikunjungi oleh sanak familinya, dia terlihat membebani dirinya untuk menjamunya secara berlebihan. Dikeluarkannya banyak harta dan memaksa diri untuk menghormati tamunya, padahal dia kurang mampu. Akibatnya, saudara-saudaranya merasa berat untuk berkunjung kepadanya karena khawatir menyusahkan tuan rumah.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>7. Kurang memperhatikan tamu. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sebaliknya Ada orang, jika dikunjungi oleh saudaranya, dia tidak memperlihatkan kepeduliannya. Dia tidak memperhatikan omongannya. Bahkan kadang dia memalingkan wajahnya saat diajak bicara. Dia tidak senang dengan kedatangan mereka dan tidak berterima kasih. Dia menyambut para tamu dengan berat hati dan sambutan dingin. Ini akan mengurangi semangat untuk mengunjunginya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>8. Pelit dan bakhil. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ada sebagian orang, jika diberi rizki oleh Allâh berupa harta atau wibawa, dia akan lari menjauh dari keluarga dekatnya, bukan karena ia sombong. Dia lebih memilih menjauhi mereka dan memutuskan silaturrahim daripada membukakan pintu buat kaum kerabatnya, menerima mereka jika bertamu, membantu mereka sesuai dengan kemampuan dan meminta maaf jika tidak bisa membantu. Padahal, apalah artinya harta jika tidak bisa dirasakan oleh kerabat!</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>9. Menunda pembagian harta warisan. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Terkadang ada harta warisan yang belum dibagi di antara ahli waris; entah karena malas atau karena ada yang membangkang. Semakin lama penundaan pembagian harta warisan, maka semakin besar kemungkinan akan menyebarnya permusuhan dan saling membenci diantara mereka.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Karena ada yang ingin mendapatkan haknya untuk dimanfaatkan, ada juga ahli waris yang keburu meninggal sehingga ahli warisnya sibuk mengambil haknya mayit yang belum diambilnya, sementara yang lain mulai berburuk sangka kepada yang lainnya. Akhirnya perkara ini menjadi ruwet dan menjadi kemelut yang mengakibatkan perpecahan serta membawa kepada pemutusan silaturrahim.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>10. Kerjasama antar keluarga dekat. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sebagian orang bekerja sama dengan saudaranya dalam suatu usaha tanpa ada kesepakatan yang jelas. Ditambah lagi, dengan tidak adanya tranparansi. Usaha ini terbangun hanya berdasarkan suka sama suka dan saling mempercayai.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Jika hasilnya mulai bertambah serta wilayah usahanya semakin melebar, mulai timbul benih perselisihan, perbuatan zhalim mulai mengemuka dan mulai timbul prasangka buruk kepada yang lain. Terutama jika mereka ini kurang bertaqwa dan tidak memiliki sifat itsar (yaitu sifat lebih mendahulukan orang lain daripada dirinya), atau salah seorang diantara mereka keras kepala atau salah diantara mereka ini lebih banyak modalnya dibandingkan yang lainnya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Dari suasana yang kurang sehat ini, kemudian hubungan semakin memburuk, perpecahan tak terelakkan, bahkan mungkin bisa berbuntut ke pengadilan. Akhirnya di persidangan mereka saling mencela.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Allâh Ta'âla berfirman:</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b> </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Dan sesungguhnya</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b> </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain,</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>kecuali orang-orang yang beriman</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>dan mengerjakan amal yang shalih;</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>dan amat sedikitlah mereka ini.</b> (QS Shaad/38:24)</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>11. Sibuk dengan dunia. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Orang yang rakus dunia seakan tidak memiliki waktu lagi untuk menyambung silaturrahim dan untuk berusaha meraih kecintaan kerabatnya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>12. Thalak di antara kerabat.</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Kadang thalak tak terelakkan antara suami istri yang memiliki hubungan kerabat. Ini menimbulkan berbagai macam kesulitan baru bagi keduanya, entah disebabkan oleh anak-anak atau urusan-urusan lain yang berkaitan erat dengan thalak atau sebab yang lain.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>13. Jarak yang berjauhan serta malas ziarah. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Kadang ada keluarga yang berjauhan tempat tinggalnya dan jarang saling berkunjung, sehingga merasa jauh dengan keluarga dan kerabatnya. Jika ingin berkunjung ke kerabat, tempat ia yang tuju itu terasa sangat jauh. Akhirnya jarang ziarah.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>14. Rumah yang berdekatan. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Rumah yang berdekatan juga bisa mengakibatkan keretakan dan terputusnya silaturrahim. Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab <i>radhiyallâhu'anhu</i>, beliau mengatakan:</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">“Perintahkanlah kepada para kerabat agar saling mengunjungi bukan untuk saling bertetangga”.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Al Ghazali mengomentari perkataan Umar ini:</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">“Beliau mengucapkan perkataan ini, karena bertetangga bisa mengakibatkan persaingan hak. Bahkan mungkin bisa mengakibatkan rasa tidak suka dan pemutusan silaturrahim”.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Aktsam bin Shaifi mengatakan:</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">“Tinggallah di tempat yang berjauhan, niscaya kalian akan semakin saling mencintai”</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Kadang juga, kedekatan ini menimbulkan masalah. Misalnya, problem yang terjadi antara anak dengan anak bisa merembet melibatkan orang tua. Masing-masing membela anaknya, sehingga menimbulkan permusuhan dan menyebabkan pemutusan silaturrahim.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>15. Kurang sabar. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ada sebagian orang yang tidak sabar dalam menghadapi masalah kecil dari kerabatnya. Terkadang hanya disebabkan oleh kesalahan kecil, dia segera mengambil sikap untuk memutuskan silaturrahim.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>16. Lupa kerabat pada saat mempunyai acara. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Saat salah seorang kerabat memiliki acara walimah atau lainnya, dia mengundang kerabatnya, baik dengan lisan, lewat surat undangan atau lewat telepon. Saat memberikan undangan ini, kadang ada salah seorang kerabat yang terlupakan. Sementara yang terlupakan ini orang yang berjiwa lemah atau sering berburuk sangka. Kemudian orang yang berjiwa lemah ini menafsirkan kealpaan kerabatnya ini sebagai sebuah kesengajaan dan penghinaan kepadanya. Buruk sangka ini menggiringnya untuk memutuskan silaturrahim.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>17. Hasad atau dengki. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Kadang ada orang yang Allâh anugerahkan padanya ilmu, wibawa, harta atau kecintaan dari orang lain. Dengan anugerah yang disandangnya, ia membantu kerabatnya serta melapangkan dadanya buat mereka. Karena perbuatan yang baik ini, kemudian ada di antara kerabatnya yang hasad kepadanya. Dia menanamkan bibit permusuhan, membuat kerabatnya yang lain meragukan keikhlasan orang yang berbuat kebaikan tadi, dan kemudian menebarkan benih permusuhan kepada kerabat yang berbuat baik ini.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>18. Banyak gurau. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sering bergurau memiliki beberapa efek negatif. Kadangkala ada kata yang terucap dari seseorang tanpa mempedulikan perasaan orang lain yang mendengarnya. Perkataan menyakitkan ini kemudian menimbulkan kebencian kepada orang yang mengucapkannya. Fakta seperti ini sering terjadi di antara kerabat karena mereka sering berkumpul.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ibnu Abdil Bâr mengatakan:</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">“Ada sekelompok ulama yang membenci senda gurau secara berlebihan. Karena akibatnya yang tercela, menyinggung harga diri, bisa mendatangkan permusuhan serta merusak tali persaudaraan”</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>19. Fitnah. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Terkadang ada orang yang memiliki hobi merusak hubungan antar kerabat –iyadzan billah-. Orang seperti ini sering menyusup ke tengah orang-orang yang saling mencintai. Dia ingin memisahkan dan mencerai-beraikan persatuan, serta mengacaukan perasaan hati yang telah menyatu. Betapa banyak tali silaturrahim terputus, persatuan menjadi berantakan disebabkan oleh fitnah. Dan merupakan kesalahan terbesar dalam masalah ini, yaitu percaya dengan fitnah.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Alangkah indah perkataan seorang penyair yang mengingatkan kita:</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">"Siapa yang bersedia mendengarkan perkataan para tukang fitnah, maka mereka tidak menyisakan buat pendengarnya Seorang teman pun, meskipun kerabat tercinta."</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>20. Perangai buruk sebagian istri. </b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Terkadang seseorang diuji dengan istri yang berperangai buruk. Sang istri tidak ingin perhatian suaminya terbagi kepada yang lain. Dia terus berusaha menghalangi suami agar tidak berziarah ke kerabat. Di hadapan suami, istri ini memuji kedatangan kerabat mereka ke tempat tinggal suami dan menghalangi suami untuk bertamu ke kerabatnya. Sementara itu, ketika menerima kunjungan dari kerabat, dia tidak memperlihatkan wajah gembira. Ini termasuk hal yang bisa menyebabkan terputusnya silaturrahim.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ada juga suami yang menyerahkan kendali kepada istrinya. Jika istri ridha kepada kerabat, dia menyambung silaturrahim dengan mereka. Jika istri tidak ridha, maka dia akan memutuskannya. Bahkan sampai-sampai sang suami tunduk kepada istrinya dalam berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya, padahal keduanya sangat membutuhkannya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Demikian beberapa sebab yang bisa memutuskan tali silaturrahim. Sebagai orang yang beriman, kita harus menjauhi hal-hal yang dapat menyebabkan terputusnya tali silaturrahim ini. oleh karena itu, hendaklah kita menjaga silaturrahim, memupuknya, serta mencari sarana-sarana yang bisa mengokohkannya, agar tidak terkikis oleh derasnya arus budaya yang merusaknya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Wallahu a’lam..........</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Sumber: Majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun IX</b></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b></b>Diangkat dari Qathi’ati Ar Rahmi Al Mazhahiru Al Asbabu Subulu Al Ilaji, karya Muhammad bin Ibrahim A Hamd, Penerbit, Kementrian Urusan Agama, Wakaf dan Dakwah KSA, Cet. II, Th. 1423 H.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Sedayulawas, Brondong, Indonesia-6.890416 112.25262900000007-6.916704 112.23200650000007 -6.864128 112.27325150000007tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-14588998639463654202012-02-03T01:20:00.000-08:002012-02-03T01:20:52.480-08:00Bisanya Cuma Nyontek... (Fenomena Umat Islam Zaman Ini)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="mbl notesBlogText clearfix"><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://catatanmms.files.wordpress.com/2011/12/tasyabbuh2.jpg?w=455" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://catatanmms.files.wordpress.com/2011/12/tasyabbuh2.jpg?w=455" width="287" /></a></div>Perhatikanlah! remaja-remaja yang <em>"mejeng"</em> di mall-mall, pinggir-pinggir jalan atau di pusat-pusat hiburan, maka kita akan melihat pemandangan yang sangat mengherankan. Yang laki-laki kepalanya botak sebelah, rambutnya dicat, pakai anting-anting, kalung, dan lain sebagainya. <strong>wanitanya pun tak mau kalah</strong>, mereka tidak malu lagi dengan pakaian ketat yang kelihatan pusarnya, rok mini dengan kaos <em><strong><span>you can see</span></strong></em>, dan potongan rambut yang tidak karuan. ini semua akibat termakan oleh propaganda yang datang dari negeri barat yang didominasi oleh Yahudi dan Nashrani. Janganlah heran jika lambat laun mode Yahudi dan Nashrani yang menjadi panutan. Padahal Allah <em>-Subhanahu wa Ta’ala-</em> berfirman:<br />
<br />
<em>" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim " . (</em><strong> QS.Al Maidah :51</strong><em> )</em><br />
<br />
Namun ironisnya, sebagian besar remaja kita bangga dengan hal tersebut. mereka bangga dengan pakaian ala barat yang dikenakannya; mereka bangga jika dapat meniru model rambut mereka, mereka bangga jika dapat meniru gaya bicara mereka. Padahal Rasulullah <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-</em> telah mengancam,<br />
<br />
<strong>مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ </strong><br />
<br />
<em>“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut” </em>(HR. Abu Dawud (4031), Ahmad (5114), Ath-Thobroniy dalam <strong><em>Al-Ausath</em></strong> (8327), Ibnu Manshur dalam <strong><em>As-Sunan </em></strong>(2370). Di-<em>hasan</em>-kan oleh Al-Albaniy dalam <strong><em>Takhrij Al-Misykah</em></strong> (4347)<br />
<br />
Al-Imam Ibnu Taimiyyah <em>-rahimahullah-</em> berkata, <em>"Hadits ini serendah-rendahnya mengharuskan pengharaman tasyabbuh (menyerupai orang kafir atau fasiq)". </em>[Lihat <strong><em>Iqtidho’ Ash-Shiroth Al-Mustaqim</em></strong> (83)]<br />
<br />
Jadi, tingkatannya sesuai dengan kadar keterlibatannya dalam meniru orang-orang kafir. jika ternyata yang ditirunya adalah perbuatan kekafiran atau kemaksiatan, maka orang tersebut dihukumi sama dengan pihak yang ditirunya.<br />
<br />
perbuatan menyimpang seperti ini merupakan hal yang bersifat naluria, karena setan menampakkan perbuatan ini di hadapan pelakunya sebagai perbuatan baik. Oleh karena itu, para hamba Allah diperintahkan untuk terus memohon kepada Allah agar diberi keteguhan hati berada dalam hidayah-Nya, sehingga tidak bersikap seperti kaum Yahudi dan Nashrani.<br />
<br />
Ketahuilah! tujuan diturunkannya syariat Islam adalah untuk menyelisihi orang-orang non-muslim. Ini merupakan suatu cara untuk menampakkan Islam sebagaimana yang telah diterapkan oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam hadits-hadits berikut:<br />
<br />
Rasulullah <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-</em> bersabda,<br />
<br />
<strong>جُزُّوْا الشَّوَارِبَ وَأَرْخُوْا اللِّحَى وَخَالِفُوْا الْمَجُوْسَ </strong><br />
<br />
“<em>potonglah kumis kalian dan peliharah jenggot kalian; berbedalah kalian dari golongan Majusi (penyembah api)</em>” [HR. Muslim dalam <strong><em>shohih</em></strong>-nya (260), dan Ahmad dalam <strong><em>Al-Musnad</em></strong> (8771) ]<br />
<br />
Hadits tersebut diakhiri dengan perintah yang selaras dengan bagian awalnya, karena perintah menyelisihi orang-orang majusi ialah dengan memotong kumis. Sebab itu merupakan ciri khas mereka yaitu memanjangkan kumis dan memotong jenggot. Oleh karena itu, Rasulullah <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-</em> memerintahkan kita agar menyelisihi mereka.<br />
<br />
Rasulullah <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam- </em>bersabda,<br />
<br />
<strong>اُعْفُوْا اللِّحَى وَخُذُوْا الشَّوَارِبَ وَغَيِّرُوْا شَيْبَكُمْ وَلَا تَشَبَّهُوْا بِالْيَهُوْدِ وَالنَّصَارَى </strong><br />
<br />
<em>“Biarkanlah jenggot kalian tumbuh, cukurlah kumis kalian, ubahlah (semirlah) uban kalian, dan janganlah kalian menyerupai orang Yahudi dan Nashrani</em> ”. [HR. Ahmad dalam <strong><em>Al-Musnad</em></strong> (8657). Di-shohih-kan oleh Al-Arna’uth dalam <strong><em>Takhrij Al-Musnad</em></strong> (2/356)]<br />
<br />
Penyerupaan dalam penampilan lahiriah akan berpengaruh untuk menumbuhkan kasih, cinta, dan kesetiaan dalan batin sebagaimana kecintaan dalam batin akan berpengaruh untuk menimbulkan penyerupaan dalam penampilan lahiriah. Ini adalah masalah yang nyata, baik secara perasaan maupun dalam prakteknya.<br />
<br />
Rasulullah -<em>Shollallahu ‘alaihi wasallam</em>- bersabda,<br />
<br />
<strong>خَالِفُوْا الْيَهُوْدَ فَإِنَّهُمْ لَا يُصَلُّوْنَ فِيْ نِعَالِهِمْ وَلَا خِفَافِهِمْ </strong><br />
<br />
<em>”Kalian harus menyelisihi kaum yahudi karena mereka tidak mau shalat dengan memakai sandal ataupun terompah mereka”</em> . [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (652). Di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam <strong><em>Ats-Tsamr Al-Mustathob</em></strong> (hal.351)]<br />
<br />
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,<br />
<br />
<strong>فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ</strong><br />
<br />
<em>“Perbedaan antara puasa kita dan puasa golongan Ahli Kitab adalah makan sahur”.</em> [HR. Muslim dalam <strong><em>Shohih</em></strong>-nya (1096), Abu Dawud dalam <strong><em>Sunan</em></strong> -nya (2343), An-Nasa’iy dalam <strong><em>Sunan</em></strong>-nya (2166), dan Ahmad dalam <strong><em>Musnad</em></strong>-nya (17796)]<br />
<br />
<strong>Abu Abdillah Al-Qurthubiy</strong><em>-rahimahullah-</em> berkata, <em>"Hadits ini menunjukkan bahwa sahur merupakan ciri khas ummat ini (Islam). Diantara perkara yang diberi keringanan di dalamnya, yaitu makan sahur"</em>. [Lihat <strong><em>Ad-Dibaj Syarh Shohih Muslim Ibnil Hajjaj</em></strong> (3/197)]<br />
<br />
Ini semua menunjukkan bahwasanya menyelisihi orang-orang kafir adalah tujuan pokok syariat. Namun sangat disayangkan, karena jauhnya umat Islam dari agamanya dan enggannya mereka mempelajari agamanya, semua ini menyebabkan mereka terjatuh di dalam kesalahan ini yaitu meniru kaum kafir mulai dari pakaian, dan cara berpakaian, tradisi, adat, bahasa, perayaan hari raya, dan hari-hari peringatan mereka seperti Hari <strong>Valentine</strong>, Hari Haloween, dan lain-lain. Sehingga Islam tinggallah sebuah nama. Mengaku muslim, namun pakiannya serba ketat, bahkan nyaris telanjang. Tidak ada lagi ciri-ciri keislaman pada dirinya, <strong>sehingga kita sulit membedakan antara wanita muslimah dan wanita kafir; sama-sama tidak memakai jilbab.</strong> Kalaupun pakai, yah asal-asalan saja, tanpa memenuhi standar. Padahal jilbab yang sayr’i adalah jilbab yang menutupi seluruh tubuh, tebal (tidak transparan), longgar (tidak ketat sehingga membentuk lekuk tubuh), tidak menyerupai pakaian wanita kafir, dan laki-laki.. [Lihat <strong><em>Jilbab Al-Mar’ah</em></strong>]<br />
<br />
Begitulah realita umat ini, mereka mengikuti langkah-langkah Yahudi dan Nashrani, sejengkal demi sejengkal hingga andai mereka masuk ke lubang biawak pun, niscaya umat Islam akan mengikutinya. Rasulullah <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-</em> telah lama memperingatkan tentang bahaya mengikuti jalan, dan gaya hidup mereka<br />
<br />
Rasulullah <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-</em> bersabda,<br />
<br />
<strong>لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرِاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ قُلْنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى ؟ قَالَ : فَمَنْ ؟</strong><br />
<br />
”<em>Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke dalam <strong>lubang biawak,</strong> niscaya kalian pun akan masuk ke dalamnya”. Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah kaum Yahudi dan Nashara? Maka beliau menjawab:” Siapa lagi(kalau bukan mereka)?</em>”.[HR. Bukhariy dalam <strong><em>Shohih</em></strong>-nya (3269 & 6889), Muslim dalam <strong><em>Shohih</em></strong>-nya (2669), Ahmad dalam <strong><em>Musnad</em></strong>-nya (11817&11861)]<br />
<br />
Rasulullah <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-</em> bersabda,<br />
<br />
<strong>لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِيْ بِأَخْذِ الْقُرُوْنِ قَبْلَهَا شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ . فَقِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ كَفَارِسِ وَالرُّوْمِ ؟ فَقَالَ : وَمَنِ النَّاسُ إِلَّا أُوْلَئِكَ ؟</strong><br />
<br />
“<em>Kiamat tidak akan terjadi sampai umatku mengikuti apa yang terjadi pada kurun-kurun sebelumnya. sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta”. lalu ada yang bertanya : “wahai Rasulullah apakah seperti bangsa persia dan Rumawi? beliau menjawab: “manusia siapa lagi kalau bukan mereka”</em>.[HR. Bukhariy (6888) dalam <strong><em>Shohih</em></strong>-nya, dan Ahmad dalam <strong><em>Al-Musnad</em></strong> (8414)]<br />
<br />
Disini Nabi <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-</em> memberitahukan bahwa di tengah-tengah umatnya akan ada orang-orang yang meniru perilaku kaum yahudi dan nasrani, dan ada juga yang meniru bangsa Persia dan Romawi. Hal tersebut telah menjadi kenyataan pada hari ini. Lihatlah ketika orang-orang Nashrani merayakan tahun baru mereka, <strong>maka umat Islam mengikuti mereka dengan merayakan tahun baru hijriyah atau tahun baru Masehi itu sendiri.</strong> Ketika orang Nashrani merayakan kenaikan Isa Al-Masih, maka umat Islam mengikuti mereka dengan merayakan Isra’ dan Mi’raj. Ketika orang Nashrani merayakan hari lahirnya Isa Al-Masih, maka umat Islam mengikuti mereka dengan merayakan maulid Nabi <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-,</em> dan lain-lain.<br />
<br />
Padahal Allah dan Rasul-Nya tidak pernah memerintahkan mereka untuk merayakan hari-hari itu; tidak satu ayat pun atau hadits <em>shahih </em>yang menjelaskan tentang disyariatkannya memperingati hari-hari tersebut. Para sahabat <em>-radhiyallahu ‘anhum-</em> tidak pernah mencontohkan hal itu. Apakah mereka (yang merayakan perayaan-perayaan ini) merasa lebih baik dan lebih alim daripada Rasulullah dan para sahabatnya? Sehingga ada suatu kebaikan yang luput dari Rasulullah <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-</em> yang tidak disampaikan oleh beliau kepada umatnya. Padahal Nabi <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-</em> bersabda,<br />
<br />
<em>“Tidak ada seorang nabi pun sebelumku kecuali wajib baginya untuk menunjukkan kepada umatnya suatu kebaikan yang dia ketahui untuk mereka dan memperingatkan umatnya dari kajelekan yang dia ketahui untuk mereka”. </em>[HR. Muslim dalam <strong><em>Shohih</em></strong>-nya (1844)An-Nasa’iy (4191), dan Ibnu Majah (3956)]<br />
<br />
Tragisnya lagi, jika umat ini mengikuti yahudi dan nashrani dalam perkara yang berkaitan dengan aqidah, seperti <strong>menjadikan kubur-kubur sebagai masjid</strong>. Nabi <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-</em> memperingatkan dengan keras kepada umatnya agar jangan menjadikan kubur sebagai masjid. sebagaimana yang banyak diterangkan dalam hadits.<br />
<br />
A’isyah <em>-radhiyallahu ‘anha-</em> berkata, "Pada suatu hari Ummu Salamah menceritakan pengalamannya kepada Rasulullah <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-</em> tentang sebuah gereja bernama Mariah yang pernah ia saksikan di Habasyah ( Ethiopia) yang penuh dengan gambar. Lalu Rasulullah <em>-Shollallahu ‘alaihi wasallam-</em> bersabda,<br />
<br />
<strong>أُوْلَئِكَإِذَامَاتَمِنْهُمُالرَّجُلُالصَّالِحُبَنَوْاعَلَىقَبْرِهِمَسْجِدًاثُمَّصَوَّرُوْافِيْهِتِلْكَالصُّوْرَةَأُوْلَئِكَشِرَارُالْخَلْقِعِنْدَاللهِ</strong><br />
<br />
<em>“Mereka adalah kaum yang apabila ada seorang yang shalih atau yang baik diantara mereka meninggal dunia, mereka membangungkan masjid di atas kuburannya dan membuat patung-patung di dalamnya. patung-patung itu. <strong>Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah</strong></em> [HR. Al-Bukhariy dalam <strong><em>Shohih</em></strong>-nya (434), Muslim dalam <strong><em>Shohih</em></strong>-nya (568)]<br />
<br />
Hendaknya setiap orang yang membangun masjid di atas kuburan atau memasukkan kuburan ke dalam lokasi masjid takut terhadap laknat dari Allah <em>-Ta’ala-</em>. Nabi -<em>Shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>- bersabda,<br />
<br />
<strong>لَعَنَ اللهُ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى اِتَّخَذُوْا قُبُوْرَ أَنْبَيَائِهِمْ مَسَاجِدَ</strong><br />
<br />
<em>“Laknat Allah atas orang-orang Yahudi dan Nashara yang menjadikan kubur-kubur nabi mereka sebagai masjid”. Beliau memperingatkan terhadap apa yang mereka lakukan itu.</em> [HR. Al-Bukhari (435) dan Muslim (531)]<br />
<br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcReYoHmJ8DbSnRGYe1pXXe3ZevTnCQgIKZN4AXN_Y5rapgMLP8L-a_wr3IzTQ" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcReYoHmJ8DbSnRGYe1pXXe3ZevTnCQgIKZN4AXN_Y5rapgMLP8L-a_wr3IzTQ" /></a></div><div>Kalau orang yang menjadikan kubur para nabi sebagai masjid saja diancam sedemikian keras, bagaimana lagi kalau yang dijadikan masjid adalah kubur orang yang dianggap wali atau orang shalih lainnya? bagaimana pula dengan kuburnya tokoh-tokoh tertentu yang tidak diketahui asal-usulnya, apakah mereka orang shalih atau tidak?<br />
<br />
Semoga tulisan ini bermamfaat bagi kaum muslimin sehingga berhati-hati untuk tidak mengekor kepada orang-orang kafir dalam segala aspek kehidupan baik aqidah, ibadah, ucapan maupun perbuatan sehingga kita tidak termasuk orang-orang diancam oleh Allah <em>-Subhanahu wa Ta’ala-</em> dalam firman-Nya,<br />
<br />
<strong>وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا</strong><br />
<br />
<em>"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali".</em> (QS<strong>. An-Nisa</strong> :115)<br />
<br />
</div></div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Citayam, Bojonggede, Indonesia-6.4408509999999994 106.75773900000002-6.4492329999999995 106.73955750000002 -6.4324689999999993 106.77592050000001tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-29731009657518803252012-02-02T20:11:00.000-08:002012-02-02T20:11:59.691-08:00Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div align="center" style="font-family: monospace; font-size: 24px;"><span class="tema" style="color: #990000;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://kitabtafseer.files.wordpress.com/2010/12/tafsir-ibnu-kathir.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://kitabtafseer.files.wordpress.com/2010/12/tafsir-ibnu-kathir.jpg" width="191" /></a></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong>Nasab (silsilah beliau)</strong></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Beliau adalah As Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab Bin Sulaiman Bin ‘Ali Bin Muhammad Bin Ahmad Bin Rasyid At Tamimi. Beliau dilahirkan pada tahun 1115 H -bertepatan dengan 1703 M- di negeri ‘Uyainah daerah yang terletak di utara kota Riyadh, dimana keluarganya tinggal.<span id="more-17"> </span></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Beliau tumbuh di rumah ilmu di bawah asuhan ayahanda beliau Abdul Wahhab yang menjabat sebagai hakim di masa pemerintahan Abdullah Bin Muhammad Bin Hamd Bin Ma’mar. Kakek beliau, yakni Asy Syaikh Sulaiman adalah tokoh mufti yang menjadi referensi para ulama. Sementara seluruh paman-paman beliau sendiri juga ulama.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Beliau dididik ayah dan paman-pamannya semenjak kecil. Beliau telah menghafalkan Al Qur’an sebelum mencapai usia 10 tahun di hadapan ayahnya. Beliau juga memperdengarkan bacaan kitab-kitab tafsir dan hadits, sehingga beliau unggul di bidang keilmuan dalam usia yang masih sangat dini. Disamping itu, beliau sangat fasih lisannya dan cepat dalam menulis. Ayahnya dan para ulama disekitarnya amat kagum dengan kecerdasan dan keunggulannya.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Mereka biasa berdiskusi dengan beliau dalam permasalahan-permasalah ilmiyah, sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari diskusi tersebut. Mereka mengakui keutamaan dan kelebihan yang ada pada diri beliau. Namun beliau tidaklah merasa cikup dengan kadar ilmu yang sedemikian ini, sekalipun pada diri beliau telah terkumpul sekian kebaikan. Beliau justru tidak pernah merasa puas terhadap ilmu.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
<strong>Rihlah Beliau dalam Menuntut Ilmu</strong></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Beliau tinggalkan keluarga dan negerinya untuk berhaji. Seusai haji, beliau melanjutkan perjalanan ke Madinah dan menimba ilmu dari para ulama’ di negeri itu. Di antara guru beliau di Madinah adalah:</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
* As Syaikh Abdullah Bin Ibrahim Bin Saif dari Alu (keluarga) Saif An Najdi. Beliau adalah imam bidang fiqih dan ushul fiqih.<br />
* As Syaikh Ibrahim Bin Abdillah putra Asy Syaikh Abdullah bin Ibrahim Bin Saif, penulis kitab Al Adzbul Faidh Syarh Alfiyyah Al Faraidh.<br />
* Asy Syaikh Muhaddits Muhammad Bin Hayah Al Sindi dan beliau mendapatkan ijazah dalam periwayatannya dari kitab-kitab hadits.<br />
Kemudian beliau kembali ke negerinya. Tidak cukup ini saja, beliau kemudian melanjutkan perjalanan ke negeri Al Ahsa’ di sebelah timur Najd. Disana banyak ulama mahdzab Hambali, Syafi’i, Maliki dan Hanafi. Beliau belajar pada mereka khususnya kepada para ulama mahdzab Hambali. Di antaranya adalah Muhammad bin Fairuz , beliau belajar fiqih kepada mereka dan juga belajar kepada Abdullah Bin Abdul Lathif Al Ahsa’i.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Tidak cukup sampai disitu, Bahkan beliau menuju ke Iraq, khususnya Bashrah yang pada waktu itu dihuni oleh para ulama ahlul hadits dan ahlul fiqih. Beliau menimba ilmu dari mereka, khususnya Asy Syaikh Muhammad Al Majmu’i, dan selainnya. Setiap kali pindah maka beliau mendapatkan buku-buku Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim muridnya, beliau segera menyalinnya dengan pena. Beliau menyalin banyak buku di Al Ahsa’ dan Bashrah, sehingga terkumpullah kitab-kitab beliau dalam jumlah yang besar.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Selanjutnya beliau bertekad menuju negeri Syam, karena di sana ketika itu terdapat ahlul ilmi dan ahlul hadits khususnya dari mahdzab Hambali. Namun setelah menempuh perjalanan ke sana, terasa oleh beliau perjalanan yang sangat berat. Beliau ditimpa lapar dan kehausan, bahkan hampir beliau meninggal dunia di perjalanan. Maka beliaupun kembali ke Bashrah dan tidak melanjutkan rihlahnya ke negeri Syam.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Selanjutnya beliau bertolak ke Najd setelah berbekal ilmu dan memperoleh sejumlah besar kitab, selain kitab-kitab yang ada pada keluarga dan penduduk negeri beliau. Setelah itu beliau pun berdakwah mengadakan perbaikan dan menyebarkan ilmu yag bermanfaat serta tidak ridha dengan berdiam diri membiarkan manusia dalam kesesatan.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
<strong>Dakwah Beliau</strong></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Kondisi keilmuan dan keagamaan manusia waktu itu benar-benar dalam keterpurukan yang nyata, hanyut dalam kegelapan syirik dan bid’ah. Sehingga khurafat, peribadatan kepada kuburan mayat dan pepohonan merajalela. Sedangkan para ulamanya sama sekali tidak mempunyai perhatian terhadap aqidah salaf dan hanya mementingkan masalah-masalah fiqih. Bahkan diantara mereka justru memberikan dukungan kepada pelaku kesesatan-kesesatan tersebut.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Adapun dari segi politik, mereka tepecah belah, tidak memiliki pemerintahan yang menyatukan mereka. Bahkan setiap kampung mempunyai amir (penguasa) sendiri. ‘Uyainah mempunyai penguasa sendiri, begitu pula Dir’iyyah, Riyadh, dan daerah-daerah lainnya. Sehingga pertempuran, perampokan, pembunuhan dan berbagai tindak kejahatan pun terjadi diantara mereka.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Melihat kondisi yang demikian mengenaskan bangkitlah ghirah (kecemburuan) beliau terhadap agama Allah Subahnahu Wata’ala juga rasa kasih sayang beliau terhadap kaum muslimin. Mulailah beliau berdakwah menyeru manusia ke jalan ALlah Subhanahu Wata’ala, mengajarkan tauhid, membasmi syirik, khurafat dan bid’ah-bid’ah serta menanamkan manhaj Salafush Shalih. Sehingga berkerumunlah murid-murid beliau baik dari Dir’iyyah maupun ‘Uyainah.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Selanjutnya beliau mendakwahi amir ‘Uyainah. Pada awalnya sang amir menyambit baik dakwah tauhid ini dan membelanya. Sampai-sampai ia menghancurkan kubah Zaid Bin Al-Khattab yang menjadi tempat kesyirikan atas permintaan Asy Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab. Namun karena adanya tekanan dari amir Al Ahsa’ akhirnya amir ‘Uyainah pun menghendaki agar Asy Syaikh keluar dari ‘Uyainah. Maka berangkatlah beliau menuju ke Dir’iyyah tanpa membawa sesuatupun kecuali sebuah kipas tangan guna melindungi wajahnya. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Beliau terus berjalan di tengah hari seraya membaca (Qur’an surat Ath Thalaq:2-3 yang artinya -red):<br />
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah pasti Allah memberinya jalan keluar dan rizki dari arah yang tiada disangka-sangka”(Ath Thalaq:2-3)</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Beliau terus mengulang-ulang ayat tersebut sampai tiba di tempat murid terbaiknya yang bernama Ibnu Suwailim yang ketika itu merasa takut dan gelisah, mengkhawatirkan keselamatan dirinya dan juga syaikhnya karena penduduk negeri itu telah saling memperingatkan untuk berhati-hati dengan syaikh. Maka beliau (Syaikh -red) pun menenangkannya dengan mengatakan, “Jangan berpikir yang bukan-bukan, selamanya. Bertawakallah kepada Allah Subahahu Wata’ala. Niscaya Dia akan menolong orang-orang yang membela agamanya.”</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Berita kedatangan Asy Syaikh diketahui seorang shalihah, istri amir Dir’iyyah, Muhammad Bin Su’ud. Dia lalu menawarkan kepada suaminya agar membela syaikh ini karena beliau adalah nikmat dari Allah Subahahu Wata’ala yang dikaruniakan kepadanya, maka hendaklah dia bersegera menyambutnya. Sang istri berusaha menenangkan dan membangkitkan rasa cinta pada diri suaminya terhadap dakwah dan terhadap seorang ulama. Maka sang amir mengatakan, “(Tunggu) beliau datang kepadaku”. Istrinya menimpali “Justru pergilah anda kepadanya, karena jika anda mengirim utusan dan mengatakan ‘datanglah kepadaku’, bisa jadi manusia akan mengatakan bahwa amir meminta beliau untuk datang ditangkap. Namun jika anda sendiri yang mendatanginya, maka itu merupakan suatu kehormatan bagi beliau dan bagi anda.”</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Sang amir akhirnya mendatangi Asy Syaikh, mengucapkan salam dan menanyakan perihal kedatangannya. Asy Syaikh Rahimahullah menerangkan bahwa tidak lain beliau hanya mengemban dakwah para Rasul yakni menyeru kepada kalimat tauhid LAA ILAHA ILLALLAH. Beliau menjelaskan maknanya, dan beliau jelaskan pula bahwa itulah aqidah para Rasul. Sang amir mengatakan, “Bergembiralah dengan pembelaan dan dukungan”. Asy Syaikh rahimahullah menimpali, “Berbahagialah dengan kemuliaan dan kekokohan. Karena barang siapa menegakkan kalimat LAA ILAHA ILLALLAH ini, pasti Allah akan memberikan kekokohan kepadanya.” Sang amir menjawab, “Tapi saya punya satu syarat kepada anda.” Beliau bertanya, “Apa itu?” Sang amir menjawab, “Anda membiarkanku dan apa yang aku ambil dari manusia.” Jawab Asy Syaikh rahimahullah, “Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kecukupan kepada anda dari semua ini, dan membukakan pintu-pintu rizki dari sisi-Nya untuk anda.” Kemudian keduanya berpisah atas kesepakatan ini. Mulailah Asy Syaikh berdakwah dan sang amir melindungi dan membelanya, sehingga para Thalabul Ilmi (penuntut ilmu) berduyun-duyun datang ke Dir’iyyah. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Semenjak itu beliau menjadi imam sholat, mufti dan juga qadhi. Maka terbentuklah pemerintahan tauhid di Dir’iyyah.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Kemudian Asy Syaikh mengirim risalah ke negeri-negeri sekitarnya, menyeru mereka kepada aqidah tauhid, meninggalkan bid’ah dan khurafat. Sebagian mereka menerima dan sebagian lagi menolak serta menghalangi dakwah beliau, sehingga merekapun diperangi oleh tentara tauhid dibawah komando amir Muhammad Bin Su’ud dengan bimbingan dari beliau rahimahullah.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Hal itu menjadi sebab meluasnya dakwah tauhid di daerah Najd dan sekitarnya. Bahkan amir ‘Uyainah pun kini masuk di bawah kekuasaan Ibnu Su’ud, begitu pula Riyadh, dan terus meluas ke daerah Kharaj, ke utara dan selatan. Di bagian utara sampai ke perbatasan Syam, di bagian selatan sampai di perbatasan Yaman, dan di bagian timur dari Laut Merah hingga Teluk Arab. Seluruhnya dibawah kekuasaan Dir’iyyah, baik daerah kota maupun gurunnya.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Allah Subhanahu Wata’ala melimpahkan kebaikan, rizki, kecukupan, dan kekayaan kepada penduduk Dir’iyyah. Maka berdirilan pusat perdagangan di sana, dan bersinarah negeri tersebut dengan ilmu dan kekuasaan sebagai berkah dari dakwah salafiyah yang merupakan dakwah para Rasul.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
<strong>Karya-karya Beliau</strong></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Karya beliau sangat banyak, dia ntaranya:<br />
* Kitab Tauhid Al Ladzi Huwa Haqqullah ‘ala Al ‘Abid<br />
* Al Ushul Ats Tsalatsah<br />
* Kasfusy Syubhat<br />
* Mukhtasar Sirah Rasul<br />
* Qawaidul ‘Arba’ah dan lainnya<br />
<strong><br />
<strong>Wafat Beliau</strong></strong><br />
Beliau wafat pada tahun 1206 H. Semoga Allah Subhanahu Wata’la melimpahkan rahmatnya kepada beliau, meninggikan derajat dan kedudukannya di Jannah-Nya yang luas serta mengumpulkan beliau bersama orang-orang shalih dan para syuhada’. Amin Ya Robbal ‘Alamin.</span></div><span style="font-size: small;"><br style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" /></span><br />
<div align="left" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px;"><span style="color: #999999;"> Disarikan dari Syarh Ushul Tsalatsah<br />
Asy Syaikh Muhammad Bin Salih Al Utsaimin, hal 5<br />
dan Syarh Kasyfusy Syubhat<br />
Asy Syaikh Shalih Bin Fauzan Bin Abdullah Al Fauzan, hal 3-12</span></div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Cibinong, Indonesia-6.47636 106.85295199999996-6.5233634999999994 106.81532999999996 -6.4293565 106.89057399999996tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-83144295748001830712012-01-23T08:04:00.000-08:002012-01-23T08:16:15.482-08:00Ikhtilat (Wabah Yang Mengerikan)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://happynature.files.wordpress.com/2011/01/dilarang-pacaran.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://happynature.files.wordpress.com/2011/01/dilarang-pacaran.jpg" width="200" /></a></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;">Ikhtilath di Sekolah, Universitas, Rumah Sakit dan Instansi-Instansi sudah merupakan perkara yang biasa dan sudah membudaya, dan hasil dari semua itu dianggap luar biasa. Karena luar biasanya, maka banyak dari umat Islam terpengaruh dan bahkan sampai tergiur<br />
IKHTILATH<br />
<br />
<br />
</span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;">1 Pengertian Ikhtilath<br />
<br />
Ikhtilath menurut bahasa adalah bercampurnya sesuatu dengan sesuatu. (Lihat Lisānul ‘Arab 9/161-162).</span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><br />
Adapun menurut istilah adalah bercampur baur antara laki-laki dan perempuan yang tidak ada hubungan mahram pada suatu tempat. (Lihat Al-Mufashal fī Ahkāmil Mar’ah: 3/421).<br />
<br />
2 Hukum Ikhtilath<br />
<br />
Ikhtilath hukumnya adalah haram secara mutlak, adapun dalil-dalilnya adalah:<br />
- Firman Allah Azza wa Jalla- dalam Surat Al-Ahzāb: 53 :<br />
<br />
Allah Azza wa Jalla- berfirman: “Dan apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari balik tabir. Cara demikian itu lebih baik bagi hatimu dan hati mereka.” (Al-Ahzāb: 53).<br />
<br />
Ayat ini walaupun diturunkan kepada isteri-isteri Nabi shallallahu alaihi wa sallam- namun mencakup pula untuk semua umat Islam, karena telah tetap dalam qaidah <br />
Syar’iyyah: “Letak pelajaran adalah pada keumuman lafazh bukan pada kekhususan sebab.”<br />
<br />
Asy-Syaikh Muhammad bin Shālih Al-Utsaimīn rahimahullah- berkata: “Jika turun ayat dengan sebab yang khusus dan lafazhnya umum, maka hukum yang mencakup sebab turunnya ayat tersebut dan mencakup pula semua perkara yang tercakup dalam makna lafazhnya. Karena Al-Quràn turun dengan syari’at yang umum mencakup semua umat, sehingga letak pelajaran adalah pada keumuman lafazh bukan pada kekhusuan sebab.”(Ushūl fit Tafsīr, hal. 13).<br />
<br />
Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah- juga menyatakan: "Ayat yang mulia ini merupakan nash yang jelas tentang wajibnya wanita berhijab dan menutup diri lelaki. Allah -Subhanahu wa Ta`ala- menjelaskan dalam ayat ini bahwa berhijab itu lebih suci bagi hati kaum lelaki dan wanita dan lebih menjauhkan dari perbuatan keji dan sebab-sebabnya. Allah mengisyaratkan bahwa tidak berhijab merupakan kekotoran dan kenajisan sedang berhijab merupakan kesucian dan keselamatan." (At-Tabarruj wa Khatharuhu, hal. 8).<br />
<br />
Asy-Syaikh DR. Shālih bin Fauzān Al-Fauzān -hafizhahullah- berkata: "Sekalipun lafadz ayat ini ditujukan kepada para isteri-isteri Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- namun hukumnya umum untuk seluruh wanita yang beriman, karena perintah berhijab itu ditetapkan dengan alasan yang dinyatakan Allah ta`ala dengan firman-Nya: “Yang demikian itu lebih suci bagi hati-hati kalian dan hati-hati mereka.” Alasan seperti ini jelas <br />
berlaku umum, maka keumuman alasannya menunjukkan keumuman hukumnya." (Al-Mukminat, hal. 64)<br />
<br />
Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz –rahimahullah- berkata: "Hukum yang disebutkan dalam ayat ini berlaku umum untuk istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka dari kalangan wanita-wanita kaum mukminin" (Hukmus Sufur wal Hijab, hal. 58).<br />
<br />
Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz –rahimahullah- berkata: </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><i>“Maka tidak dibenarkan seseorang mengatakan bahwa lebih bersih dan lebih suci bagi para shahabat dan istri-istri Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, sedangkan bagi generasi-generasi setelahnya tidaklah demikian. Tidak diragukan lagi bahwa generasi-generasi setelah shahabat justru lebih butuh terhadap hijab dibandingkan para shahabat, karena perbedaan yang sangat jauh antara mereka dalam hal kekuatan iman dan ilmu. Juga karena persaksian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- terhadap para shahabat, baik lelaki maupun wanita, termasuk istri-istri Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- sendiri bahwa mereka adalah generasi terbaik setelah para nabi dan rasul, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. Demikian pula, dalil-dalil Al-Qur`an dan As-Sunnah menunjukkan berlakunya suatu hukum secara umum meliputi seluruh umat dan tidak boleh mengkhususkannya untuk pihak tertentu saja tanpa dalil.” (Lihat Fatawa An-Nazhar, hal. 11-10)<br />
</i><br />
Anas bin Malik -radliallahu 'anhu- bercerita tentang awal mula turunnya perintah hijab ini: </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;">“Aku berusia sepuluh tahun tatkala Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- hijrah ke Madinah. Maka mulailah aku melayani beliau sampai waktu sepuluh tahun dari akhir kehidupan beliau. Aku adalah orang yang paling tahu saat diturunkannya perintah hijab, bertepatan dengan pernikahan Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- dengan Zainab bintu Jahsyin. </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;">Pagi hari setelah malam pengantin, Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- mengadakan walimah dengan menyajikan roti dan gandum. Aku pun diutus untuk mengundang para shahabatnya. Datanglah undangan sekelompok demi sekelompok, mereka menyantap hidangan kemudian keluar, demikian seterusnya. Aku memanggil semua shahabat beliau hingga tidak tersisa seorang pun kecuali telah menyantap hidangan. Aku katakan kepada beliau, "Wahai Nabi Allah, aku tidak mendapatkan lagi orang yang bisa aku panggil untuk menyantap hidangan walimah ini." Beliau -shallallahu 'alaihi wasallam- berkata, "Bila demikian, angkatlah makanan kalian." </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"> Di antara para undangan ada tiga orang yang belum beranjak dari tempat tinggal Nabi <br />
-shallallahu 'alaihi wasallam-, mereka asyik berbincang-bincang, hingga tinggal lama di tempat beliau. </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><br />
Beliau pun bangkit dan keluar. Aku ikut keluar bersama beliau agar orang-orang yang masih tinggal tersebut merasa dan berpikir untuk keluar. Rasulullah -shallallahu 'alaihi <br />
wasallam- berjalan, aku pun turut berjalan, hingga beliau sampai di ambang pintu rumah 'Aisyah -radhiallhu 'anha-. </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><br />
Lalu berkata: "Assalamu`alaikum wa rahmatullahi wahai <br />
ahlul bait." 'Aisyah menjawab: </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;">"Wa`alaikassalam wa rahmatullah, bagaimana engkau dapatkan istrimu yang sekarang, semoga Allah memberkahimu." Setelah itu beliau mendatangi rumah istri-istri beliau seluruhnya dan mengatakan sebagaimana perkataan beliau kepada 'Aisyah dan mereka pun mengucapkan kepada beliau semisal dengan ucapan 'Aisyah . Beliau menyangka tiga orang yang berada di rumah beliau telah pergi, beliau pun kembali dan aku ikut menyertai sampai beliau masuk menemui Zainab. Ternyata mereka masih tetap duduk berkumpul di tempat tersebut belum beranjak pergi. Sementara Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- adalah orang yang sangat pemalu . Beliau -shallallahu 'alaihi wasallam- keluar lagi dan aku tetap menyertai, hingga sampai di ambang pintu rumah 'Aisyah. </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><br />
Lalu ketika beliau memastikan mereka telah pergi, beliaupun kembali dan aku ikut bersama beliau. Ketika kaki beliau menjejak ambang pintu, beliau pun menutupkan tirai antara aku dan beliau." (HR. Al-Bukhari no. 4793, 5166 dan Muslim no. 1428).<br />
<br />
<br />
- Firman Allah Azza wa Jalla- dalam Surat An-Nūr: 30-31<br />
<br />
Allah Azza wa Jalla- berfirman: </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><i>“Katakanlah kepada wanita-wanita mukminah: Hendaklah mereka menundukkan pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka serta jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa tampak darinya. Hendaklah pula mereka menutupkan kerudung mereka di atas leher-leher mereka dan jangan mereka tampakkan perhiasan mereka kecuali di hadapan suami-suami mereka, atau ayah-ayah mereka, atau ayah-ayah suami mereka (ayah mertua), atau di hadapan putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau di hadapan saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka (keponakan laki-laki), atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau di hadapan wanita-wanita mereka, atau budak yang mereka miliki, atau laki-laki yang tidak punya syahwat terhadap wanita, atau anak laki-laki yang masih kecil yang belum mengerti aurat wanita. Dan jangan pula mereka menghentakkan kaki-kaki mereka ketika berjalan di hadapan laki-laki yang bukan mahram agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan dan hendaklah kalian semua bertaubat kepada Allah, wahai kaum mukminin, semoga kalian beruntung.” (An-Nūr: 30-31).</i><br />
<br />
Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Allah menyatakan: </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;">'Jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa tampak darinya (tidak mungkin ditutupi)', <br />
yakni para wanita tidak boleh menampakkan sesuatu dari perhiasannya kepada lelaki yang bukan mahram kecuali perhiasan yang tidak mungkin disembunyikan, seperti rida dan tsiyab yang dikatakan Ibnu Mas'ud." (Tafsīr Al-Qur'ānil 'Azhīm: 3/294).<br />
<br />
Allah Subhanahu wa Ta’ala- dalam ayat di atas memerintahkan kaum wanita agar tidak memperlihatkan perhiasan mereka kecuali di hadapan beberapa orang yang disebutkan dalam ayat. Semua ini dalam rangka berhati-hati dari fitnah. Kemudian Allah mengecualikan perhiasan yang boleh ditampakkan yaitu perhiasan luar yang biasa nampak dan tidak mungkin ditutupi. Karena memang perhiasan wanita itu ada yang dzahir (perhiasan luar) dan ada yang batin (perhiasan dalam). Perhiasan dzahir boleh dilihat oleh semua orang baik dari kalangan mahram maupun yang bukan mahram, adapun yang batin maka tidak halal ditampakkan kecuali di hadapan orang-orang yang Allah sebutkan dalam ayat di atas. (Al-Jami' li Ahkāmil Qur'ān: 12/152).<br />
<br />
Allah Azza wa Jalla- berfirman: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya.” (An-Nūr: 30)</span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><br />
Al-Imam Al-Qurthuby rahimahullah- berkata: “Allah Azza wa Jalla- memulai dengan perintah menundukkan pandangan sebelum perintah menjaga kemaluan karena pandangan adalah pancaran hati. Dan Allah memerintahkan wanita-wanita mukminah untuk menundukkan pandangannya dari hal-hal yang tidak halal. Oleh karena itu tidak halal bagi wanita-wanita mukminah untuk memandang laki-laki yang bukan mahramnya.” (Tafsīr Al-Qurtuby: 2/227).<br />
<br />
Al-Hafidz Ibnu Katsīr rahimahullah- berkata: <br />
“Mayoritas úlama menjadikan ayat ini sebagai dalil tentang haramnya wanita memandang laki-laki selain mahramnya apakah dengan syahwat atau tanpa syahwat.”<br />
(Tafīr Al-Qur’an Al ‘Adzīm: 3/35).<br />
<br />
Al-Imam Asy-Syaukany rahimahullah- berkata: “Ayat ini menunjukkan haramnya bagi wanita memandang kepada selain mahramnya.” (Tafsīr Fathul Qadīr: 4/32).<br />
<br />
Al-Hafidz Ibnu Katsīr rahimahullah- berkata: <br />
“Mayoritas ulama menyatakan haram bagi wanita memandang kepada selain mahramnya baik dengan syahwat atau pun tanpa syahwat dan sebagian lagi dari mereka mengatakan bahwa haram bagi wanita memandang dengan syahwat, adapun jika tanpa syahwat maka boleh.” (Lihat Tafsīr Al-Qur’an Al-‘Adzīm: 3/354).<br />
<br />
Al-Imam An-Nawawi –rahimahullah- telah menukil kesepakan ulama tentang haramnya memandang kepada selain mahram dengan syahwat.” (Syarh Shahih Muslim: 6/262).</span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><br />
Al-Imam An-Nawawi –rahimahullah- berkata: “Ada dua pendapat dalam masalah hukum wanita memandang tanpa dengan syahwat dan pendapat yang kuat dalam masalah ini adalah haram, dengan dasar dalil pada surat An-Nūr ayat 31 dan dalil yang paling kuat dalam masalah ini adalah hadits Ummu Salamah. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha- berkata: </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><br />
“Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan Maimunah ada di sisinya, maka datanglah Ibnu Ummi Maktūm dan pada saat itu kami telah diperintah untuk berhijab, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam- bersabda: “Berhijablah kalian darinya!” maka kami berkata: “Bukankah Ibnu Ummi Maktūm adalah orang yang buta? </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;">Maka Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Apakah kalian berdua buta?” Bukankah kalian dapat melihatnya?” (HR. Abu Dawud no. 4112, At-Tirmidzi no. 2778, An-Nasaì dalam Al-Kubra no. 9241, Ahmad 6/296 dan Al-Baihaqi: 7/91. </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><br />
Al-Imam An-Nawawi menghasankan hadits ini. Dan Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddīn Al-Albani mendho’ifkan hadits ini di dalam kitabnya Al-Irwa’ no. 1806, karena di dalam sanadnya ada seorang rawi yang majhūl yang bernama Nabhan maula Ummu Salamah).<br />
<br />
Adapun dalil orang-orang yang membolehkan wanita memandang kepada selain mahram dengan tanpa syahwat adalah hadits Àisyah –radhiyallahu ‘anha- ia berkata:</span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"> “Aku melihat Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- di pintu kamarku dan orang-orang Habasya bermain dalam masjid Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, beliau menghijabiku dengan rida’nya supaya aku dapat melihat permainan mereka.” Al-Imam An-Nawawi –rahimahullah- berkata: “Adapun hadits yang menceritakan tentang Àisyah <br />
–radhiyallahu ‘anha- melihat orang-orang Habasyah bermain dalam masjid ada beberapa kemungkinan, diantaranya pada saat itu Àisyah –radhiyallahu ‘anha- masih belum baliqh.” (Syarh Shahih Muslim: 6/262).<br />
<br />
Al-Hafidz Ibnu Hajar ¬–rahimahullah- berkata: “Dalam hadits Àisyah –radhiyallahu ‘anha- tersebut kemungkinannya pada saat itu Àisyah –radhiyallahu ‘anha- hanya melihat <br />
permainan mereka bukan melihat wajah dan badannya mereka dan apabila Àisyah –radhiyallahu ‘anha- sampai melihat mereka maka hal itu terjadi secara tiba-tiba dan tentunya Àisyah –radhiyallahu ‘anha- akan memalingkan pandangannya <br />
setelah itu.” (Al-Fath: 2/5).<br />
<br />
Adapun jika pandangan itu tiba-tiba kemudian memalingkan pandangan dan tanpa maksud tertentu maka tidak apa-apa, sebagaimana hadits Jarīr bin Abdillah, beliau berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang memandang secara tiba-tiba, maka memberi perintah: “Palingkan pandanganmu!” (HR. Muslim)</span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><br />
Al-Imam An-Nawawi –rahimahullah- berkata: “Pandangan kepada selain mahram secara tiba-tiba tanpa maksud tertentu pada pandangan pertama maka tidak ada dosa. <br />
Adapun selain itu, apabila meneruskan pandangannya maka hal itu sudah terhitung sebagai dosa.” (Syarh Shahih Muslim: 4/197).<br />
<br />
Al-Imam Muhammad Amin Asy-Syinqithy berkata: “Surat An-Nūr ayat 31 ini menjelaskan kepada kita bahwa yang menjadikan mata itu berdosa karena memandang hal-hal yang dilarang, hal ini berdasarkan firman Allah Azza wa Jalla-: “Dia mengetahui khianatnya pandangan dan apa yang disembunyikan oleh hati.”(Ghafīr: 19).<br />
<br />
Asy-Syaikh Salim Ied Al-Hilaly berkata: “Hadits ini menjelaskan bahwa tidak ada dosa pandangan kepada selain mahram secara tiba-tiba (tidak sengaja) akan tetapi wajib untuk memalingkan pandangan berikutnya, karena hal itu sudah termasuk dosa.” (Lihat Bahjatun Nādzirīn: 3/145-146).<br />
<br />
<br />
- Firman Allah Azza wa Jalla- dalam Surat Al-Ahzāb: 33<br />
<br />
Allah Azza wa Jalla- berfirman: <i>“Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu.”</i> (Al-Ahzāb: 33).<br />
<br />
Al-Imam Al-Qurtuby rahimahullah- berkata: “Makna ayat ini adalah perintah untuk tetap diam dan tinggal dirumah, walaupun yang diperintah dalam ayat ini adalah isteri-isteri Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- namun maknanya masuk juga isteri-isteri selain Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam-.” (Tafsīr Al-Qurtuby: 4/179).<br />
<br />
- Firman Allah Azza wa Jalla- dalam Surat Al-Isra’: 32<br />
<br />
Allah Azza wa Jalla- berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina!” (Al-Isra’: 32).<br />
<br />
Al-Hafidz Ibnu Katsīr rahimahullah- berkata: “Bahwa Allah Azza wa Jalla- mengharamkan zina, begitu pula pendahuluan-pendahuluan yang mengantar kepada perbuatan zina serta sebab-sebabnya secara keseluruhan seperti melihat, ikhtilath, berkhalawat, tabarruj dan selainnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzīm: 3/39).<br />
<br />
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><br />
“Sesungguhnya Allah –‘azza wa jalla- telah menetapkan bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, ia mengalami hal tersebut secara pasti. Kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang dan kaki zinanya adalah berjalan dan hati berhasrat dan <br />
berangan-angan dan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari no. 6243 dalam Fathul Bāriy hal. 30).<br />
<br />
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah- berkata: “Makna hadits di atas adalah anak Adam itu ditetapkan bagiannya dari zina, maka di antara mereka ada yang melakukan zina secara hakiki yaitu dengan memasukkan kemaluannya ke dalam kemaluan yang haram (baginya). </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;">Dan di antara mereka ada yang zinanya majazi yaitu dengan memandang yang haram, mendengar perbuatan zina dan hal-hal yang mengantarkan kepada zina, atau dengan sentuhan tangan dimana tangannya meraba perempuan yang bukan mahramnya atau menciumnya, atau kakinya melangkah untuk menuju ketempat berzina, atau untuk melihat zina atau untuk menyentuh wanita yang bukan mahram atau untuk melakukan pembicaraan yang haram dengan wanita yang bukan mahram dan yang semisalnya, atau ia memikirkan dalam hatinya. Maka semuanya ini termasuk zina yang majazi. Sementara kemaluannya membenarkan semua itu atau mendustakannya, terkadang ia merealisasikan zina tersebut dengan kemaluannya dan terkadang ia tidak merealisasikannya dengan tidak memasukkan dalam kemaluan yang haram sekalipun dekat dengannya.” <i><span style="color: blue;">(Syarh Shahih Muslim: 16/206).</span></i><br />
<br />
Al-Hafidz Ibnu Hajar –rahimahullah- berkata: “Sesungguhnya zina tidak khusus pengitlakkan hanya pada kemaluan, bahkan dia termasuk pengitlakkan atas apa-apa yang selain dari kemaluan baik mata atau yang selainnya.” (Fathul Bāriy, hal. 30)<br />
Ibnu Baththal rahimahullah- berkata: “Mata, mulut dan hati dinyatakan berzina karena semuanya itu mengajak kepada zina yang hakiki (dan kemaluan yang membenarkan atau mendustakannya).” (Fathul Bāriy, hal. 31).<br />
<br />
Al-Imam Ibnu Qayyim rahimahullah- berkata: “Pandangan mata adalah asal dari seluruh bencana yang menimpa manusia. Dari pandangan akan melahirkan lintasan di hati. Lintasan di hati akan melahirkan pikiran, sehingga timbul syahwat. Dan dari syahwat lahir keinginan yang kuat yang akan menjadi kemantapan yang kokoh, dari sini pasti akan terjadi perbuatan di mana tidak ada seorang pun yang dapat mencegah dan menahannya. Karena itulah bersabar menahan pandangan itu lebih mudah dari pada bersabar menanggung kepedihan setelahnya.”</span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"></span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh9jG7WYpisROIaubGw1_glkU4H-Y_RuZVhArgXcAhA-1RrfO9MCNYOTNH0ucILMhS6R0vd5mZBrbmSHN77B0QjuHkkftIJTGmCFBF608EtSaoPoDs6Q8e03wqfslB2wP5fJTQzAOQsgU/s1600/url.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh9jG7WYpisROIaubGw1_glkU4H-Y_RuZVhArgXcAhA-1RrfO9MCNYOTNH0ucILMhS6R0vd5mZBrbmSHN77B0QjuHkkftIJTGmCFBF608EtSaoPoDs6Q8e03wqfslB2wP5fJTQzAOQsgU/s320/url.jpg" width="225" /></a></span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;">Seorang penyair berkata:<br />
Setiap kejadian berawal dari pandangan<br />
dan api yang besar itu berasal dari<br />
percikan bunga api yang dianggap kecil<br />
Berapa banyak pandangan mata itu<br />
mencapai kehati pemiliknya<br />
seperti busur dan tali busurnya<br />
Selama seseorang hamba membolak-balikkan<br />
pandangannya menatap manusia,<br />
dia berdiri di atas bahaya<br />
pandangan adalah kesenangan yang membinasakan,<br />
hunjaman yang memudharatkan.”<br />
(Ad-Da’u wad Dawa’, hal. 234).<br />
<br />
<br />
<br />
3 Adakah Ibadah Dilaksankan dengan Berikhtilath?<br />
<br />
-Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Jangan kalian melarang hamba-hamba Allah yang perempuan (untuk menghadiri) masjid-masjid Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).<br />
<br />
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah- berkata: “Hadits ini menunjukkan bolehnya perempuan untuk ke masjid menghadairi shalat berjama’ah, jika apabila memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh syari’at. Diantaranya tidak keluar dengan menggunakan wangi-wangian, tidak berpakaian menyolok dan tidak berikhtilat.” (Syarh Shahih Muslim: 2/83).<br />
<br />
- Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam- bersabda: “Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang paling depan dan yang sejelek-jelek shaf laki-laki adalah yang paling belakang dan sebaik-baik shaf perempuan adalah yang paling belakang dan sejelek-jelek shaf perempuan adalah yang paling depan.” (HR. Muslim: 1/326 no. 440, dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-).<br />
<br />
Al-Imam An-Nawawi berkata: “Adapun shaf laki-laki umumnya yang paling baik selama-lamanya adalah shaf yang pertama, yang paling jelek selama-lamanya adalah shaf yang terakhir. Adapun shaf perempuan yang paling baik adalah yang paling belakang. Hal ini dikarenakan agar keadaan shaf perempuan dan laki-laki saling menjauh sehingga tidak terjadi ikhtilath dan saling memandang satu sama lainnya.” <br />
(Lihat Syarh Shahih Muslim dan As-Sirājul Munīr fī Ahkāmis Shalati wal Imāmi wal <br />
Ma’mumīn, hal. 231-232).<br />
<br />
Al-Imam Ash-Shan’any rahimahullah- berkata: “Dalam hadits ini menjelaskan sebab disunnahkannya shaf perempuan berada di belakang shaf laki-laki supaya keadaan tempat perempuan dan laki-laki dalam shalat berjauhan, sehingga tidak terjadi ikhtilath diantara mereka.” (Lihat Subulus-Salām).<br />
<br />
Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah- berkata: “Penyebab kebaikan shaf perempuan berada di belakang shaf laki-laki adalah karena supaya tidak terjadi ikhtilath diantara mereka.” (Nailul Authar: 3/189).<br />
<br />
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin –rahimahullah- berkata: “Hal ini dikarenakan dekatnya shaf terdepan wanita dari shaf terakhir lelaki sehingga merupakan shaf terjelek, dan jauhnya shaf terakhir wanita dari shaf terdepan lelaki merupakan shaf yang terbaik. Apabila pada ibadah shalat yang disyariatkan secara berjamaah, maka bagaimana kiranya jika di luar ibadah? Kita mengetahui bersama, dalam keadaan dan suasana ibadah tentunya seseorang lebih jauh dari perkara-perkara yang berhubungan dengan syahwat. Maka bagaimana sekiranya ikhtilath itu terjadi di luar ibadah? Sedangkan setan bergerak dalam tubuh Bani Adam begitu cepatnya mengikuti peredaran darah. Bukankah sangat ditakutkan terjadinya fitnah dan kerusakan besar karenanya?” </span></div><div style="color: purple; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span class="print-normal" style="font-size: small;"><i><span style="color: blue;">(Lihat Fatawa An-Nazhar wal Khalwah wal Ikhtilath, hal. 45).</span></i><br />
<br />
-Ummul Mukminin Àisyah radhiyallahu ‘anha- berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- shalat subuh pada saat masih gelap maka para perempuan kaum mukminin kembali dan mereka tidak dikenali karena masih gelap atau sebagian mereka tidak mengetahui sebagian yang lain.” (HR. Bukhari).<br />
<br />
Hadits ini serupa dengan hadits Ummu Salamah, ia berkata: “Sesungguhnya para perempuan di zaman Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bila mereka salam dari <br />
shalat wajib, maka mereka berdiri dan Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- serta orang-orang yang shalat bersama beliau dari kalangan laki-laki tetap di tempat mereka selama waktu yang diinginkan oleh Allah, bila Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- berdiri maka para lelaki berdiri pula.” (HR. Bukhari).<br />
<br />
Al-Imam Asy-Syaukani –rahimahullah- berkata: “Dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang dibencinya ikhtilath antara laki-laki dan perempuan dalam perjalanan dan hal ini lebih terlarang lagi ketika ikhtilath terjadi pada suatu tempat.” (Lihat Nailul Authar: 2/315).<br />
<br />
Al-Imam Ibnu Qudamah –rahimahullah- berkata: “Jika dalam shalat berjama’ah terdapat laki-laki dan perempuan maka disunnahkan bagi laki-laki untuk tidak meninggalkan tempat sampai perempuan keluar meninggalkan jama’ah sebab kalau tidak, maka hal ini akan membawa pada ikhtilath.” (Al-Mughny: 2/560).<br />
<br />
- Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu- berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- berdiri pada Iedul Fitri untuk shalat, maka beliau memulai dengan shalat kemudian berkhutbah. Tatkala beliau selesai, beliau turun dan mendatangi para perempuan kemudian memberikan peringatan kepada mereka.” (HR. bukhari).<br />
<br />
Al-Hafidz Ibnu Hajar –rahimahullah- berkata: “Perkataan: Kemudian beliau mendatangi para perempuan” Ini menunjukkan bahwa tempat perempuan terpisah dengan tempat laki-laki, tidak dalam keadaan ikhtilath.” (Lihat Fathul Bāry: 2/66).<br />
<br />
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah- berkata: “Hadits ini menjelaskan bahwa perempuan-perempuan apabila menghadiri shalat jama’ah yang mana jama’ah tersebut dihadiri pula oleh para laki-laki maka perempuanj terpisah dengan dari tempat laki-laki, hal ini untuk menghindari fitnah, saling memandang dan berbicara.” (Syarh Shahih Muslim: 2/535).<br />
<br />
- Ummul Mukminin Àisyah radhiyallahu ‘anha- berkata: “Saya meminta izin kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-untuk berjihad, maka Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabad: “Jihad kalian (para perempuan) adalah berhaji.” (HR. Bukhari dari Àisyah –radhiyallahu ‘anha-).<br />
<br />
Ibnu Baththal –rahimahullah- berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa jihad tidak diwajibkan bagi perempuan, hal ini disebabkan karena perempuan apabila berjihad maka <br />
tidak akan mampu menjaga dirinya dan juga akan terjadi percampur bauran antara laki-laki dan perempuan.” (Fathul Bary: 6/75-76).<br />
<br />
<br />
<br />
4 Fenomena Aktual di Sekolah, Universitas, Rumah Sakit dan Instansi-Instansi.<br />
<br />
Ikhtilath di Sekolah, Universitas, Rumah Sakit dan Instansi-Instansi sudah merupakan perkara yang biasa dan sudah membudaya, dan hasil dari semua itu dianggap luar biasa. Karena luar biasanya, maka banyak dari umat Islam terpengaruh dan bahkan sampai tergiur yang pada akhirnya timbullah angan-angan untuk meraih yang mereka angan-angankan, merekapun mulai mencoba yang pada akhirnya terasa semakin asyik sehingga melahirkan keberanian dalam menerjang larangan-larangan Rabbnya, Na’uzu billah min zalik.Sungguh telah cukup bagi kami untuk mencantumkan beberapa point dari fatwa para ulama kita, tentang betapa bahaya dan ngerinya tentang perkara ikhtilath ini:<br />
<br />
- Samahatus Syaikh Abdul Aziz bin Baz _rahimahullah- berkata: “Barangsiapa yang mengatakan boleh ikhtilath disekolah-sekolah dan yang lainnya dengan alasan bahwa perintah berhijab hanya khusus untuk isteri-isteri Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- maka perbuatan ini jauh dari petunjuk serta menyelisihi Al-Qur’an dan As-Sunnah yang telah menunjukkan hukum hijab berlaku umum, sebagaimana firman-Nya: “Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Fatawa An-Nazhar wal Khalwah wal Ikhtilath, hal. 10).<br />
<br />
- Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah- berkata: “Sesungguhnya tidak boleh bagi setiap orang laki-laki dan perempuan untuk belajar di sekolah-sekolah yang terjadi iktilath didalamnya, disebabkan karena bahaya yang besar yang akan mengancam kesucian dan akhlak mereka. Tidak ada keraguan bahwa orang yang bagaimana pun sucinya dan mempunyai akhlak yang tinggi, bagaimana jika disamping tempat duduknya ada perempuan, terlebih lagi bila perempuan itu cantik lalu menampakkan kecantikannya maka sangatlah sedikit yang bisa selamat dari fitnah dan kerusakan. Oleh karena itu segala yang membawa kepada kerusakan dan fitnah adalah haram.” (Fatawa An-Nazhar wal Khalwah wal Ikhtilath, hal. 23).<br />
<br />
- Samahatus Syaikh Abdul Aziz bin Baz _rahimahullah- berkata: “Adapun ikhtilath antara laki-laki dan perempuan di tempat kerja atau instansi-instansi sedang mereka adalah kaum muslimin, maka hukumnya haram dan wajib bagi yang memiliki wewenang di tempat tersebut untuk memisahkan tempat (ruangan) antara laki-laki dan perempuan. Sebab ikhtilath terdapat kerusakan yang tidak samar lagi bagi seorang pun.” (Fatawa <br />
Hai’ah Kibaru Ulama: 2/613 dan Fatawa Ulama Baladi Haram, hal. 532).<br />
<br />
- Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah- berkata: “Perempuan yang keluar dari rumahnya merupakan perkara yang menyelisihi hukum asal. Dan masuknya mereka di rumah sakit yang di dalamnya ada campur baur antara laki-laki dan perempuan merupakan ikhtilath yang tidak diperbolehkan didalam Islam. <br />
Seandainya ada rumah sakit khusus untuk wanita, para pekerjanya juga wanita, begitu pula pasien dan para perawatnya. Seharusnya memang negeri-negeri Islam ada rumah sakit yang seperti itu, yang mana para wanita secara khusus yang mengurusinya, baik dokter, direktur, para pekerjanya dan yang semisalnya. Adapun apabila rumah sakitnya ada ikhtilath, maka kami nasehatkan agar wanita muslimah yang beriman kepada Rabbnya agar bertaqwa kepada Allah dan hendaknya ia tetap tinggal dirumahnya.” (Al-Hawi min Fatawa Asy-Syaikh Al-Albani, hal. 75).<br />
<br />
- Samahatus Syaikh Abdul Aziz bin Baz _rahimahullah- berkata: “Bekerjanya perempuan ditempat yang terdapat laki-laki di dalamnya adalah perkara yang sangat berbahaya. Dan diantara penyebab terbesar adalah munculnya kerusakan yang disebabkan karena ikhtilath yang mana hal itu merupakan jalan-jalan yang paling banyak <br />
menyebabkan terjadinya perzinahan.<span style="color: blue;">” </span><i style="color: blue;">(Fatawa An-Nazhar wal Khalwah wal Ikhtilath, hal. 44).</i><br />
<br />
Wallahu A'lam.</span></div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-10099998577262000212012-01-23T07:41:00.000-08:002012-01-23T07:41:37.219-08:00Pelipur Lara Saat Musibah dan Bencana<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_gZQ_IQhUCsc/TLvHVjYihwI/AAAAAAAAA6A/kv-gPf06fvs/s400/doa-ketika-tertimpa-musibah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="196" src="http://2.bp.blogspot.com/_gZQ_IQhUCsc/TLvHVjYihwI/AAAAAAAAA6A/kv-gPf06fvs/s320/doa-ketika-tertimpa-musibah.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span class="print-normal">Yang namanya musibah tentu rasanya tidak mengenakkan. Makanya banyak manusia merasa tidak suka bila hidupnya tiba-tiba menjadi menderita karena musibah. Kehidupan yang selama ini mapan bisa hancur tak bersisa. Tidak sedikit di antara mereka yang mengalami kesedihan berlarut-larut hingga menyebabkan stress. Bagaimana kiat menghadapi musibah secara benar dan bijak?</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">Yang namanya musibah tentu rasanya tidak mengenakkan. Makanya banyak manusia merasa tidak suka bila hidupnya tiba-tiba menjadi menderita karena musibah. Kehidupan yang selama ini mapan bisa hancur tak bersisa. Tidak sedikit di antara mereka yang mengalami kesedihan berlarut-larut hingga menyebabkan stress. Bagaimana kiat menghadapi musibah secara benar dan bijak?</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">Dalam menapaki kehidupan dunia yang fana ini, manusia senantiasa dihadapkan pada dua keadaan, bahagia atau sengsara. Perubahan keadaan itu bisa terjadi kapan saja sesuai dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala. Namun hanya orang yang beriman yang bisa lurus dalam menyikapi silih bergantinya situasi dan kondisi. Hal ini karena ia meyakini keagungan dan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala serta tahu akan kelemahan dirinya.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span class="print-normal">Tidak dipungkiri, musibah dan bencana akan selalu menyisakan kesedihan dan kepedihan. Betapa tidak, sekian orang yang dicinta kini telah tiada. Harta benda musnah tak tersisa. Berbagai agenda dan acara pun harus tertunda. Bahkan segenap pikiran tercurah untuk meratapi diri.</span><br />
<span class="print-normal">Kondisi yang menyayat ini terkadang menggugah orang yang dalam hatinya ada sifat rahmat dan belas kasih. Sehingga uluran tangan dan bela sungkawa pun mengalir dari berbagai arah. Intinya, meringankan penderitaan orang yang terkena bencana. Nilai kepedulian yang datang dari orang lain jelas memberi arti. Namun yang terpenting adalah bagaimana menghibur hati orang yang menderita itu serta menumbuhkan seribu harapan untuk menatap masa depannya. Hal ini penting, karena bantuan dari manusia bisa terputus, dan orang yang kemarin membantu mungkin saja kini justru perlu dibantu.</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span class="print-normal">Ini ketika mereka membantu dengan tulus dan tidak ada tendensi lain. Maka bagaimana kiranya jika kebanyakan orang yang membantu punya tujuan-tujuan politis atau bahkan para misionaris yang ingin menancapkan cakarnya di tubuh orang-orang yang lemah untuk dimurtadkan?</span><br />
<span class="print-normal">Maka sudah seharusnya kita umat Islam menjadi orang-orang yang terdepan dalam memberikan bantuan kepada orang-orang yang sedang ditimpa musibah, baik bantuan moril ataupun materil. Kita paparkan di hadapan umat tentang keagungan syariat ini serta keindahannya, dan bahwa Islam ini mampu menjawab problematika zaman. Kita sampaikan hiburan yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasul-Nya serta petuah para salaf umat ini.</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">Hakikat Musibah </span><br />
<span class="print-normal">Musibah adalah perkara yang tidak disukai yang menimpa manusia. Berkata Al-Imam Al-Qurthubi: “Musibah adalah segala apa yang mengganggu seorang mukmin dan yang menimpanya.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 2/175)</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">Macam-macam Musibah</span><br />
<span class="print-normal">Sungguh musibah beragam bentuknya. Ada yang menimpa jiwa seseorang, tubuhnya, hartanya, keluarganya, dan yang lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)</span><br />
<span class="print-normal">Ath-Thabari berkata: “Ini adalah pemberitaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada para pengikut Rasul-Nya, bahwa Ia akan menguji mereka dengan perkara-perkara yang berat, supaya (nyata) diketahui orang yang mengikuti rasul dan orang yang berpaling.” (Jami’ul Bayan, 2/41)</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">Pentingnya Istirja’ ketika Musibah</span><br />
<span class="print-normal">Istirja’ adalah ucapan:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهَ رَاجِعُوْنَ </span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.”</span><br />
<span class="print-normal">Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ. الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah: 155-157)</span><br />
<span class="print-normal">Shahabiyah Ummu Salamah menyebutkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيْبُهُ مُصِيْبَةٌ فَيَقُوْلُ مَا أَمَرَهُ اللهُ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيْبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا؛ إِلاَّ أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah lalu ia mengatakan apa yang diperintahkan Allah (yaitu): ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, wahai Allah, berilah aku pahala pada (musibah) yang menimpaku dan berilah ganti bagiku yang lebih baik darinya’; kecuali Allah memberikan kepadanya yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim no. 918)</span><br />
<span class="print-normal">Ummu Salamah berkata: “Tatkala Abu Salamah meninggal, aku mengucapkan istirja’ dan mengatakan: ‘Ya Allah, berilah saya pahala pada musibah yang menimpa saya dan berilah ganti bagi saya yang lebih baik darinya.’</span><br />
<span class="print-normal">Kemudian aku berpikir kiranya siapa orang yang lebih baik bagiku daripada Abu Salamah? Maka tatkala telah selesai masa ‘iddah-ku, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (datang) meminta izin untuk masuk (rumahku) di mana waktu itu aku sedang menyamak kulit… Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melamarku.</span><br />
<span class="print-normal">Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah selesai dari pembicaraannya, aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, sebenarnya saya mau dilamar tapi saya seorang wanita yang sangat pencemburu. Saya khawatir, anda akan melihat dari saya sesuatu yang nantinya Allah akan mengazab saya karenanya. Saya juga orang yang sudah berumur dan banyak anak.’</span><br />
<span class="print-normal">Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Adapun apa yang engkau sebutkan tentang sifat cemburu, niscaya Allah akan menghilangkannya. Dan apa yang engkau sebutkan tentang umur maka aku juga sama (sudah berumur). Dan yang engkau sebutkan tentang banyaknya anak, maka anakmu adalah tanggunganku.’</span><br />
<span class="print-normal">Aku berkata: ‘Aku menyerahkan diriku kepada Rasulullah.’ Lalu beliau menikahiku.</span><br />
<span class="print-normal">Ummu Salamah berkata setelah itu: “Allah telah menggantikan untukku yang lebih baik dari Abu Salamah, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ahmad)</span><br />
<span class="print-normal">Ini merupakan bukti dari firman Allah:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Dan berilah berita gembira bagi orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)</span><br />
<span class="print-normal">Yaitu adakalanya seseorang diberi ganti oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan yang lebih baik. Seperti yang dialami Ummu Salamah ketika suaminya meninggal. Ketika Ummu Salamah mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan apa yang beliau perintahkan dengan penuh ketaatan, Allah Subhanahu wa Ta’ala ganti dengan yang lebih baik darinya, yaitu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sesungguhnya kebaikan adalah apa yang dikatakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya sedangkan kesesatan serta kecelakaan ada pada penyelisihan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.</span><br />
<span class="print-normal">Tatkala Ummu Salamah tahu bahwa segala kebaikan yang ada di alam ini -baik umum atau khusus- datangnya dari sisi Allah, dan bahwa segala kejelekan yang ada di alam ini yang khusus menimpa hamba dikarenakan menyelisihi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, maka ketika Ummu Salamah mengucapkan kalimat tersebut ia mendapatkan kemuliaan mendampingi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia dan akhirat. Terkadang pula dengan kalimat istirja’ tadi seorang hamba mendapatkan kedudukan yang tinggi dan pahala yang besar.</span><br />
<span class="print-normal">Kalimat ini (إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ) mengandung obat/penghibur dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya bagi orang yang ditimpa musibah. Kalimat ini adalah sesuatu yang paling tepat dalam menghadapi musibah dan lebih bermanfaat bagi hamba untuk di dunia ini dan akhirat kelak. Karena di dalamnya terkandung pengakuan yang tulus bahwa hamba ini, jiwanya, keluarganya, hartanya dan anaknya adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah jadikan itu semua sebagai titipan yang ada pada hamba. Jika Allah mengambilnya maka itu seperti seseorang yang mengambil barang yang dipinjam oleh peminjam.</span><br />
<span class="print-normal">Kalimat ini juga mengandung pengukuhan bahwa kembalinya hamba hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seseorang pasti akan meninggalkan dunia ini di belakang punggungnya. Ia akan menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat sendirian, sebagaimana awal mulanya. Tiada keluarga dan harta yang bersamanya. Ia akan datang nanti dengan membawa amal kebaikan dan amal kejelekan.</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">Penghibur Kesedihan</span><br />
<span class="print-normal"> Sebagian orang menyangka bahwa orang yang ditimpa penyakit atau semisalnya adalah orang yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala, padahal tidak seperti itu kenyataannya. Karena terkadang seorang diuji dengan penyakit dan musibah padahal ia seorang yang mulia disisi-Nya seperti para nabi, rasul, dan orang shalih. Sebagaimana yang dialami Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika masih di Makkah, saat perang Uhud dan Ahzab serta ketika wafatnya. Musibah juga menimpa Nabi Ayyub, Nabi Yunus, dan nabi yang lainnya ‘alaihimussalam. Itu semua untuk mengangkat kedudukan mereka dan dibesarkannya pahala serta sebagai contoh (kesabaran) bagi orang yang datang setelah mereka.</span><br />
<span class="print-normal">Terkadang seorang diuji dengan kesenangan -seperti harta yang banyak, istri, anak-anak, dan lainnya- namun tidak sepantasnya untuk dikatakan sebagai orang yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala jika ia tidak melakukan ketaatan kepada-Nya. Orang yang mendapatkan itu semua bisa jadi memang orang yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bisa jadi orang yang dimurkai-Nya.</span><br />
<span class="print-normal">Keadaannya berbeda-beda, sedangkan kecintaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala bukanlah karena kedudukan, anak, harta dan jabatan. Kecintaan di sisi-Nya diraih dengan amal shalih, takwa dan kembali kepada Allah serta melaksanakan hak-hak-Nya. (lihat Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibnu Baz, 7/150-151)</span><br />
<span class="print-normal">Seorang mukmin hendaklah yakin bahwa apa yang ditakdirkan Allah Subhanahu wa Ta’ala niscaya akan menimpanya, tidak meleset sedikit pun. Sedangkan apa yang tidak ditakdirkan oleh-Nya pasti tidak akan menimpanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ. لِكَيْ لاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا ءَاتَاكُمْ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Al-Hadid: 22-23)</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal"> Seseorang yang ditimpa musibah hendaklah melihat apa yang ada dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Niscaya ia akan mendapatkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan sesuatu yang lebih besar dari lenyapnya musibah, bagi orang yang sabar dan ridha. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10)</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal"> Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Senantiasa bala` (cobaan) menimpa seorang mukmin dan mukminah pada tubuhnya, harta dan anaknya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak memiliki dosa.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan lainnya, dan dinyatakan hasan shahih oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, 2/565 no. 2399)</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal"> Seorang yang ditimpa musibah hendaklah tahu bahwa di setiap sudut kampung dan kota bahkan setiap rumah, ada orang yang tertimpa musibah. Di antara mereka ada yang terkena musibah sekali dan ada pula yang berkali-kali. Hal itu tidak terputus sampai seluruh anggota keluarga terkena semua. Dengan demikian ia akan merasakan ringannya musibah karena bukan hanya dia yang terkena cobaan.</span><br />
<span class="print-normal">Jika melihat ke kanan, ia tidak melihat kecuali orang yang terkena musibah. Dan jika melihat ke kiri, ia tidak melihat kecuali orang yang sedih. Bila orang yang terkena musibah tahu bahwa jika dia memerhatikan alam ini tidaklah ia melihat kecuali di tengah-tengah mereka ada yang terkena musibah, baik dengan lenyapnya sesuatu yang dicintai atau tertimpa dengan sesuatu yang tidak mengenakkan. Maka dia akan tahu bahwa kebahagiaan dunia hanyalah seperti mimpi dalam tidur atau bayangan yang lenyap. Jika kesenangan dunia membuat tertawa sedikit, ia akan menjadikan tangis yang banyak. Dan tidaklah suatu rumah dipenuhi keceriaan kecuali suatu saat akan dipenuhi ratap tangis. Muhammad bin Sirin berkata: “Tiada suatu tawa kecuali setelahnya akan datang tangis.”</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal"> Seorang hamba melihat dengan mata hatinya sehingga ia tahu bahwa pahitnya kehidupan dunia itu adalah suatu hal yang manis di akhirat dan manisnya dunia merupakan perkara yang pahit di negeri akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala lah yang membaliknya. Lihatlah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ: يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيْمٌ قَطُّ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ، وَاللهِ يَا رَبِّ. وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ، وَاللهِ يَا رَبِّ، مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ وَلاَ رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">Di hari kiamat nanti akan didatangkan seorang penduduk dunia yang paling mendapatkan nikmat dari penghuni neraka, lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sekali celupan, kemudian ditanya: “Wahai anak keturunan Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan? Apakah kamu pernah mendapatkan kenikmatan?” Ia menjawab: “Tidak, demi Allah, wahai Rabbku.” Dan akan didatangkan seorang yang paling menderita di dunia dari penduduk surga lalu ia dicelupkan ke dalam surga sekali celupan, kemudian ditanya: “Wahai anak keturunan Adam, pernahkah kamu melihat penderitaan? Pernahkah kamu merasakan kesengsaraan?” Ia menjawab: “Tidak demi Allah, wahai Rabbku. Tidak pernah aku mengalami penderitaan dan tidak pernah melihat kesengsaraan.” (HR. Muslim no. 2807)</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal"> Orang yang ditimpa musibah hendaklah meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertawakal kepada-Nya. Hendaklah ia tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala bersama orang-orang yang sabar.</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal"> Hendaklah orang yang ditimpa musibah memantapkan dirinya sehingga tahu bahwa musibah yang datang kepadanya itu datang dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, sesuai dengan keputusan dan takdir-Nya. Hendaknya dia menyadari pula bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menakdirkan musibah kepadanya untuk membinasakan dan menyiksanya, tetapi Ia mengujinya untuk diuji kesabaran dan keridhaannya serta pengaduannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal"> Hendaklah diketahui bahwa musibah yang paling besar adalah musibah yang menimpa agama seorang. Seperti seseorang yang dahulu rajin ibadah, namun kini bermalas-malasan, atau orang yang dulunya taat kini meninggalkannya dan suka dengan kemaksiatan. Inilah musibah yang tidak ada keberuntungannya sama sekali.</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal"> Al-Imam Ibnul Jauzi menyebutkan beberapa perkara untuk mengobati musibah sehingga seorang tidak berlarut-larut dalam kesedihan yang bisa membinasakan dan mengabaikan hak dan kewajiban, yaitu:</span><br />
<span class="print-normal">- Mengetahui bahwa dunia tempat ujian dan petaka serta bahwa musibah suatu hal yang pasti terjadi.</span><br />
<span class="print-normal">- Memperkirakan adanya orang yang ditimpa musibah lebih besar dan banyak dari musibahnya, serta melihat keadaan orang yang ditimpa musibah seperti musibahnya sehingga ia terhibur karena bukan hanya dia saja yang terkena musibah.</span><br />
<span class="print-normal">- Meminta ganti yang lebih baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengharap pahala dari kesabarannya.</span><br />
<span class="print-normal">(Diambil dari kitab Tasliyatu Ahlil Masha`ib karya Al-Imam Muhammad Al-Munbajja Al-Hanbali -dengan ringkas- hal. 13-22)</span><br />
<span class="print-normal"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://ldkalihsan.files.wordpress.com/2011/11/musibah.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://ldkalihsan.files.wordpress.com/2011/11/musibah.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span class="print-normal">Faedah di Balik Musibah</span><br />
<span class="print-normal">Allah Maha Bijaksana, tiada keputusan dan ketentuan-Nya yang lepas dari hikmah. Tidak terkecuali dengan perkara musibah ini. Kalaulah seandainya tidak ada faedah dari musibah ini kecuali sebagai penghapus dosa di mana itu saja sudah mencukupi, bagaimana kiranya jika di sana ada setumpuk faedah? Subhanallah!</span><br />
<span class="print-normal">Shahabat Ibnu Mas’ud berkata: “Aku masuk kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang demam, aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau sangat demam.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Benar, sesungguhnya aku merasakan demam seperti demamnya dua orang di antara kalian.’ Aku berkata: ‘Yang demikian karena engkau mendapat pahala dua kali lipat.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Benar, memang seperti itu. Tiada seorang muslim pun yang ditimpa sesuatu yang mengganggu, sakit atau selainnya kecuali Allah akan mengampuni dosanya seperti pohon yang merontokkan daunnya’.” (HR. Muslim no. 2571, Kitabul Birri wash Shilah)</span><br />
<span class="print-normal">Berikut ini beberapa faedah dari musibah:</span><br />
<span class="print-normal">1. Musibah yang menimpa menunjukkan kepada manusia akan kekuasaan Allah dan lemahnya hamba.</span><br />
<span class="print-normal">2. Musibah menjadikan hamba menuluskan ibadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena tiada tempat untuk mengadukan petaka kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tiada tempat bersandar agar tersingkapnya petaka kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (Al-’Ankabut: 65)</span><br />
<span class="print-normal">3. Musibah menjadikan seorang kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersimpuh di hadapan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">وَإِذَا مَسَّ اْلإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيْبًا إِلَيْهِ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudaratan, dia memohon (pertolongan) kepada Rabbnya dengan kembali kepada-Nya.“ (Az-Zumar: 8)</span><br />
<span class="print-normal">4. Musibah menjadikan seorang mempunyai sifat penyantun dan pemaaf terhadap orang yang melakukan kesalahan kepadanya.</span><br />
<span class="print-normal">5. Musibah menyebabkan seorang bersabar atasnya. Dan sabar menyebabkan datangnya kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta pahala-Nya yang banyak. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">وَاللهُ يُحِبُّ الصَّابِرِيْنَ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Dan Allah cinta orang-arang yang sabar.” (Al-’Imran: 146)</span><br />
<span class="print-normal">Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Tidaklah seorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari no. 781)</span><br />
<span class="print-normal">6. Bergembira dengan musibah karena besarnya faedah dari musibah ini. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">وَإِنْ كَانَ أَحَدُهُمْ لَيَفْرَحُ بِالْبَلاَءِ كَمَا يَفْرَحُ أَحَدُكُمْ بِالرَّخَاءِ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Dan sungguh salah seorang dari mereka (yakni orang-orang yang shalih) merasakan senang terhadap bala` (musibah) seperti salah seorang kalian suka terhadap kemakmuran.” (Shahih Sunan Ibnu Majah, 3/318, no. 3266)</span><br />
<span class="print-normal">7. Musibah akan membersihkan dosa dan kesalahan.</span><br />
<span class="print-normal">8. Musibah akan menumbuhkan sifat belas kasihan pada diri seseorang terhadap yang ditimpa musibah dan membantu untuk meringankan beban mereka.</span><br />
<span class="print-normal">9. Mengetahui besarnya nikmat sehat serta mensyukurinya, karena nikmat tidaklah diketahui kadar besarnya kecuali setelah tidak adanya.</span><br />
<span class="print-normal">10. Di balik dari musibah ada faedah-faedah yang tersembunyi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa`: 19)</span><br />
<span class="print-normal">Tatkala raja yang bengis hendak merampas Sarah (istri Nabi Ibrahim ‘alaihissalam) dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, ternyata di balik musibah itu sang raja akhirnya memberikan seorang pembantu yang bernama Hajar kepada Sarah. Dari Hajar (istri Ibrahim ‘alaihissalam), lahirlah Isma’il, dan di antara keturunan Isma’il adalah penutup para nabi dan rasul yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.</span><br />
<span class="print-normal">11. Musibah dan penderitaan akan menghalangi sifat sombong, angkuh, dan kebengisan. Kalaulah raja Namrud yang kafir itu seorang yang fakir, sakit-sakitan, tuli dan buta, tentulah ia tidak akan membantah Nabi Ibrahim tentang Rabbnya. Namun keangkuhan kekuasaan itulah yang menyebabkan Namrud menentang Ibrahim. Dan seandainya Fir’aun itu fakir dan sakit-sakitan tentu ia tidak akan mengatakan: ‘Sayalah Rabb kalian yang paling tinggi.’</span><br />
<span class="print-normal">Allah berfirman:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَيَطْغَى. أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (Al-’Alaq: 6-7)</span><br />
<span class="print-normal">Dan firman-Nya:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيْرٍ إِلاَّ قَالَ مُتْرَفُوْهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُوْنَ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Dan kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: ‘Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya’.” (As-Saba: 34)</span><br />
<span class="print-normal">Sedangkan orang-orang fakir dan lemah mereka banyak yang menjadi wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pengikut para Nabi. Karena faedah-faedah yang mulia ini, maka orang yang paling besar cobaannya adalah para nabi, kemudian yang semisal mereka, kemudian yang semisalnya. Mereka dituduh sebagai orang-orang gila, tukang sihir, dan sekian ejekan lainnya. Namun mereka bersabar atas pendustaan dan gangguan orang-orang kafir tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيْرًا</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Kalian sungguh-sungguh akan diuji terhadap harta dan diri kalian, dan juga kalian sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak.” (Ali ‘Imran: 186) [Dinukil dari Tafsir Al-Qasimi -dengan ringkas- 1/405-409]</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">Kewajiban Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Merendahkan Diri di Hadapan-Nya ketika Datang Musibah</span><br />
<span class="print-normal">Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmah-Nya yang mendalam menguji hamba-Nya dengan kesenangan dan penderitaan untuk menguji kesabaran dan syukur mereka. Barangsiapa bersabar ketika mendapat musibah dan bersyukur ketika mendapat nikmat serta bersimpuh di hadapan-Nya saat mendapat cobaan, dengan mengadu kepada-Nya akan dosa dan kekurangannya serta memohon rahmat dan ampunan-Nya, sungguh ia telah beruntung dan meraih kesudahan yang baik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang jelek-jelek agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (Al-A’raf: 168)</span><br />
<span class="print-normal">Dan firman-Nya:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Ar-Ruum: 41) </span><br />
<span class="print-normal">Yang dimaksud dengan kebaikan di sini adalah nikmat seperti kesuburan, kemakmuran, kesehatan, dimenangkan atas musuh dan semisalnya. Sedangkan yang dimaksud dengan kejelekan adalah musibah seperti penyakit, dikuasai oleh musuh, gempa, angin topan, banjir yang menghancurkan dan semisalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala uji dengan itu semua agar manusia kembali ke jalan yang benar, segera bertaubat dari dosa dan bergegas menuju ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Karena kekufuran dan maksiat adalah sumber segala bencana di dunia dan di akhirat. Adapun beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menaati Rasul-Nya dan berpegang teguh dengan syariat-Nya adalah sumber kemuliaan dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk bertaubat kepada-Nya di saat turunnya musibah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span><br />
<span class="print-normal"></span><br />
<span class="print-normal">وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُوْنَ. فَلَوْلاَ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُوْنَ</span><br />
<span class="print-normal"></span><span class="print-normal"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="print-normal">“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.” (Al-An’am: 42-43)</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
<span class="print-normal">Telah shahih riwayat dari Amirul Mukminin Umar bin Abdul ‘Aziz rahimahullahu bahwa beliau menulis surat kepada para gubernurnya ketika terjadi gempa di zamannya. Beliau menyuruh mereka untuk memerintahkan kaum muslimin supaya bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, merendahkan diri di hadapan-Nya, dan beristighfar dari dosa-dosa. (lihat Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibnu Baz, 2/126-129)</span><br />
<span class="print-normal">Wallahu a’lam bish-shawab.</span></div><span class="print-normal"></span></div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Sedayulawas, Brondong, Indonesia-6.890416 112.25262900000007-6.916704 112.23200650000007 -6.864128 112.27325150000007tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-33944668909222590042012-01-23T07:12:00.000-08:002012-01-23T07:12:21.697-08:00Menanti Dibatas Waktu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div dir="ltr" style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://images.mujahidcool.multiply.com/image/I7ohaOsFHLUcGin4nIWbLg/photos/1M/300x300/26/Karya-sendiri-1.jpg?et=rndsQFgNmyB%2BsfcTWRcPBw&nmid=0&nmid=262736605" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="181" src="http://images.mujahidcool.multiply.com/image/I7ohaOsFHLUcGin4nIWbLg/photos/1M/300x300/26/Karya-sendiri-1.jpg?et=rndsQFgNmyB%2BsfcTWRcPBw&nmid=0&nmid=262736605" width="200" /></a></div><div style="color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Inilah goresan pena dari sang ikhwan (ana) yang mendambakan akhwat sholehah, yang bisa bersama untuk mencintai Mu Ya Robbi dan mencintai Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam.</span></div></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan; font-size: small;"> </span></div><div dir="ltr" style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Yaa……Rabbi……..</span></div><div dir="ltr" style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: small;">Aku berdoa untuk seorang akhwat yang akan menjadi bagian dari hidupku<br />
Seseorang yang sangat mencintaiMu lebih dari segala sesuatu<br />
Seorang yang akan meletakkanku pada posisi di hatinya setelah Engkau dan Muhammad shallahu’alaihi wassalam</span></div><div dir="ltr" style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
Seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk-Mu dan orang lain</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan; font-size: small;"> </span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Wajah, fisik, status atau harta tidaklah penting<br />
Yang terpenting adalah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau<br />
Dan berusaha menjadikan sifat-sifat baikMu ada pada pribadinya<br />
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup<br />
Sehingga hidupnya tidak sia-sia</span><br />
</div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Seseorang yang memiliki hati yang bijak, tidak hanya otak yang cerdas<br />
Seseorang yang tidak hanya mencintaiku, tapi juga menghormatiku<br />
Seorang yang tidak hanya memujaku, tetapi juga dapat menasehatiku<br />
Seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku, hartaku atau statusku tapi karena Engkau</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan; font-size: small;"> </span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Seorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi<br />
Seseorang yang membuatku merasa sebagai lelaki shalehah ketika aku berada di sisinya<br />
Seseorang yang bisa menjadi asisten sang nahkoda kapal<br />
Seseorang yang bisa menjadi penuntun kenakalan balita yang nakal<br />
Seseorang yang bisa menjadi penawar bisa<br />
Seseorang yang sabar mengingatkan saat diriku lancang</span></div><div class="separator" style="background-color: white; clear: both; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://baycastha.blogdetik.com/files/2009/02/love1.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="182" src="http://baycastha.blogdetik.com/files/2009/02/love1.jpg" width="200" /></a></span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan; font-size: small;"> </span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ya..Rabbi……<br />
Aku tak meminta seseorang yang sempurna<br />
Hingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu<br />
Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya<br />
Seorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya<br />
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya<br />
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih hidup</span><br />
</div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Aku tidak mengharap dia semulia Fatimah Radhiyallahuanha, tidak setaqwa Aisyah Radhiyallahuanha ,Pun tidak secantik Zainab Radhiyallahuanha, apalagi sekaya Khodijah Radhiyallahuanha.<br />
Aku hanya mengharap seorang akhwat akhir zaman,<br />
Yang punya cita-cita mengikuti jejak mereka,<br />
Membangun keturunan yang sholeh,<br />
Membangun peradaban,<br />
dan membuat Rasulullah shallahu’alaihiwasalam bangga di akhirat</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Karena aku sadar aku bukanlah<br />
orang yang semulia abu baker Radhiyallahu,<br />
Atau setaqwa umar Radhiyallahu, pun setabah Ustman Radhiyallahu,<br />
Ataupun sekaya Abdurrahman bin auf Radhiyallahu, setegar zaid Radhiyallahu<br />
Juga segagah Ali Radhiyallahu, apalagi setampan usamah Radhiyallahu.<br />
Aku hanyalah seorang lelaki akhir zaman<br />
yang punya cita – cinta</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan; font-size: small;"> </span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ya…..Rabbii …….<br />
Aku juga meminta, Jadikanlah ia sandaran bagiku<br />
Buatlah aku menjadi ikhwan yang dapat membuatnya bangga<br />
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku</span><br />
</div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Berikanlah sifat yang lembut, sehingga auraku datang dariMu</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdoa untuknya<br />
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya<br />
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,<br />
Mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat</span><br />
</div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">kokohnya benteng tidak bisa dibangun dalam semalam, namun bisa hancur dalam sedetik<br />
Kota Baghdad tak dibangun dalam sehari, namun bisa hancur dalam sekejap</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat,</span><br />
<span style="font-size: small;"> namun bisa saja terberai dalam sesaat<br />
Pernikahan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan.</span><br />
<span style="font-size: small;"> Tapi awal sebuah langkah</span><br />
<span style="font-size: small;"><br />
Karenanya, jadikanlah kelak pernikahan kami sebagai titian<br />
Untuk belajar kesabaran & ridho-Mu, ya Rabbi</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dan bilamana akhirnya kami berdua bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
” Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang<br />
dapat membuat hidupku menjadi sempurna”.</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan; font-size: small;"> </span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat<br />
Dan Engkau akan membuat segalanya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan….</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span dir="ltr" style="background-color: white; font-size: small;">Astaghfirullah, Wallahu’alam bisshowab</span></div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan; font-size: small;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="background-color: white; color: #cc0000; font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span dir="ltr" style="font-size: small;">Dari ikhwan yang membutuhkan ampunan Allah azzawajalla, dan mengharapkan doaku </span></div><div style="text-align: left;"><span dir="ltr" style="font-size: small;">dikabulkanNYA untuk mendapatkan istri yang sholehah.</span></div></div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Bojonggede, Indonesia-6.4408509999999994 106.75773900000002-6.4869935 106.71530150000001 -6.3947084999999992 106.80017650000002tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-77555078336198124302012-01-04T16:06:00.000-08:002012-01-04T16:09:26.515-08:00PARA PENJEBAK DAN HASRAT UNTUK MENCELA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTmYh5g_qJ9ZCxciVW1CGfw823H5IQcrv1KHr4j9S_61Iztc3ipmRtELgPU" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTmYh5g_qJ9ZCxciVW1CGfw823H5IQcrv1KHr4j9S_61Iztc3ipmRtELgPU" width="195" /></a></div>Alloh <i>Ta’âlâ</i> menciptakan makhluk dan menjadikan mereka memiliki tabiat untuk melakukan kesalahan dan kemaksiatan, agar hamba-hamba Alloh mengetahui bahwa kesempurnaan itu hanyalah milik Alloh semata. Dia tidak butuh kepada makhluk-Nya, sedangkan makhuk itu bersifat lemah dan selalu bergantung pada tuhannya. Mereka sangat butuh kepada-Nya di dalam setiap setiap gerakan maupun diamnya.<br />
Tidaklah mungkin orang yang berakal itu mendakwakan adanya <i>ishmah</i> (keterpeliharaan dari dosa) dan keterbebasan (dari kesalahan), karena ini merupakan hal yang mustahil secara akal maupun syar’i. Karena itulah Alloh menjadikan taubat itu sebagai obat kemaksiatan. Barangsiapa yang bertaubat, maka Alloh akan menerima taubatnya, dan ini merupakan suatu hal yang telah disepakati oleh umat Islam semenjak zaman kenabian dahulu sampai hari ini.<br />
<span id="more-1106"></span><br />
<br />
Hanya saja, ada sebagian orang yang pada hari ini, yang menyandarkan diri mereka kepada ilmu -padahal mereka adalah orang yang jauh dari sebutan ini- meragukan orang yang secara terang-terangan rujuk dari kesalahannya, lantaran dia menyelisihi pendapat mereka, atau mengingkari sikap melampaui batas yang ada pada mereka dan kegemaran mereka memakan daging para ulama. Sampai-sampai sebagian mereka menyatakan bahwa Fulan itu sebenarnya tidak rujuk/taubat, karena apa yang disembunyikannya berlainan dengan yang ditampakkannya. Wahai, Maha Suci Alloh yang mengetahui hal yang ghaib, mereka masuk ke dalam urusan hati hamba, sampai-sampai menyatakan suatu perkara yang ghaib. Ini adalah suatu kebodohan yang nyata!<br />
Inilah Nabi kita <i>Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam</i> yang bersabda :<br />
<br />
<div style="text-align: center;">إني لم أومر أن أنقب عن قلوب الناس ولا أن أشق بطونهم</div><br />
“Sesungguhnya aku tidak diperintahan untuk menyelidiki tentang hati manusia dan tidak pula menyibak batin mereka.”<br />
Beliau juga berkata kepada Usâmah yang membunuh seorang lelaki (ketika perang) setelah lelaki itu mengucapkan syahadat <i>Lâ Ilâha illallôh</i> :<br />
<br />
<div style="text-align: center;">كيف قتلته بعد أن قال لا إله إلا الله</div>“Bagaimana kamu bisa membunuhnya setelah dia mengucapkan <i>Lâ Ilâha illallôh</i>?”<br />
Usâmah menjawab : “Sesungguhnya dia hanya ingin melindungi diri (supaya tidak dibunuh).”<br />
Lantas Nabi menjawab :<br />
<div style="text-align: center;">فهلا شققت عن قلبه</div>“Apakah kamu telah membelah dadanya?”<br />
Demikian pula di dalam hadits Miqdâd yang semisal, di dalam kisahnya turun firman Alloh <i>Ta’âlâ </i>:<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b>وَلَا</b><b> </b><b>تَقُولُوا</b><b> </b><b>لِمَنْ</b><b> </b><b>أَلْقَىٰ</b><b> </b><b>إِلَيْكُمُ</b><b> </b><b>السَّلَامَ</b><b> </b><b>لَسْتَ</b><b> </b><b>مُؤْمِنًا</b><b> </b><b>تَبْتَغُونَ</b><b> </b><b>عَرَضَ</b><b> </b><b>الْحَيَاةِ</b><b> </b><b>الدُّنْيَا</b></div><br />
“<i>D</i><i>an janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu: “Kamu bukan seorang mu’min”, dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia</i>.” (QS an-Nisâ : 94)<br />
‘Umar bin al-Khaththâb berkata :<br />
<br />
<div style="text-align: center;">من أظهر لنا خيراً أجبناه وواليناه عليه ، وإن كانت سريرته بخلاف ذلك ، ومن أظهر لنا شراً أبغضناه عليه وإن زعم أن سريرته صالحة</div>“Barangsiapa yang menampakkan kebaikan di hadapan kita, maka akan kita sambut dan kita berikan dia loyalitas, walaupun batinnya menyatakan lain. Dan barangsiapa yang menampakkan keburukan di hadapan kita, maka kita akan membencinya walaupun dia mengira bahwa batinnya baik.”<br />
<br />
Betapa banyak orang yang menyia-nyiakan waktunya di dalam mengkritik Fulan dan menyebut kesalahan-kesalahannya, bahkan sampai mencari-cari dan memburu kesalahan-kesalahan terbarunya, kemudian menyebarkannya kepada masyarakat, tanpa memilah antara orang yang berilmu dengan yang jahil. Akibatnya mereka merusak hubungan diantara sesama dan menyebarkan adu domba, kemudian orang-orang jahil pun menambah-nambahi kedustaan, dengan maksud menjatuhkan (kredibilitas) seorang yang berilmu lagi pemberi nasehat ini.<br />
<br />
Mereka menyandarkan metoda mereka yang buruk ini kepada kaum yang berafiliasi kepada ilmu, namun hal ini tidak menghalangi mereka dari penyakit hasad, yang didorong dengan alasan untuk memisahkan masyarakat dari para pengaku-ngaku. Ini adalah suatu keburukan. Orang-orang semisal mereka ini, tidaklah memiliki teladan yang baik dan tidak pula argumentasi yang kuat, karena motivasi mereka yang jelek, yaitu hasad dan berlomba-lomba untuk mencari ridha orang lain.<br />
<br />
Sekalipun kita menerima keilmuan pada mereka, namun penyelewengan yang ada pada mereka menyebabkan kita dapat memastikan secara yakin akan haramnya mengikuti mereka di dalam kebid’ahan ini.<br />
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbâs bahwa beliau berkata :<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">خذوا العلم حيث وجدتموه ولا تقبلوا قول الفقهاء بعضهم على بعض فإنهم يتغايرون كما تتغاير التيوس في الزريبة</div><div style="text-align: center;"><br />
</div>“Ambillah ilmu darimana saja kalian dapati, dan janganlah kalian menerima ucapan ulama fikih (yang saling mencela) diantara sesama mereka, karena sesungguhnya mereka itu berpindah-pindah sebagaimana kambing yang berpindah-pindah di kandanganya.”<br />
<br />
Mereka adalah kaum yang dikenal dengan hasratnya suka mencela, suka berburuk sangka, sering membawa suatu ucapan kepada pemahaman yang buruk, gemar menanti dan mengintai (kesalahan orang lain), merasa senang dengan kesalahan orang lain, dan gemar melakukan <i>ghibah </i>dan adu domba. Hanya saja penampakan mereka seperti orang yang shalih, namun pada saat mereka berkumpul, berkhutbah atau menulis, mereka akan menampakkan hakikat mereka sebagai orang rendahan. Lantas, apakah layak orang seperti mereka ini dianggap sebagai orang-orang yang melakukan perbaikan?!<br />
<br />
[Sumber : <a href="http://www.baidhani.com/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=24">Situs Resmi Syaikh al-Baidhânî</a>]</div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Citayam, Bojonggede, Indonesia-6.4408509999999994 106.75773900000002-6.4492329999999995 106.73955750000002 -6.4324689999999993 106.77592050000001tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-59690431104654177222012-01-04T15:50:00.000-08:002012-02-02T20:50:28.612-08:00Tuk Para Ikhwan Perindu Surga<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/hs253.snc6/180124_187436004619898_100000604984766_580652_4728070_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/hs253.snc6/180124_187436004619898_100000604984766_580652_4728070_n.jpg" width="200" /></a></div><span id="goog_25000002"></span><span id="goog_25000003"></span><span id="goog_732240738"></span><span id="goog_732240739"></span>Palingkan kesungguhanmu dari wanita dan arahkan<br />
Tuk leher jenjang bidadari nan cantik jelita disana<br />
Disurga yang sangat menyenangkan kenikmatannya<br />
Segala jenis buah-buahan yang berpasang-pasangan disana<br />
<br />
Bagi orang-orang yang bertakwa saja gadis remaja<br />
Mereka bagaikan lu’lu’ dan marjan<br />
Putih wajahnya dan hitam legam rambutnya<br />
Merah ranum pipinya dan lentik kelopak matanya<br />
<br />
Jika engkau rindu dan ingin bertemu dengannya<br />
Seperti kerinduan perantau pada kampung halamannya<br />
Maka berbuatlah baik sekuat tenagamu<br />
Betapa banyaknya berbuat kebaikan itu<br />
akan dibalas dengan kebaikan pula<br />
<br />
<br />
<br />
Subhanalloh,,,<br />
apakah manusia pantas bersedih hanya karna dunia yang tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan akhirat yang Allah janjikan?<br />
beberapa orang tergoda (baca: pacaran, berzina, dll), padahal yang diperlukan hanyalah bersabar sebentar saja, ya sebentar saja, seberapa lama sih akhir dunia ini?<br />
<br />
Dan aku berkata (lagi) ,,,<br />
Kalau memang jodoh, takkan kemana<br />
Semua sudah ditentukan. Tinggal kita yang memilih,<br />
Mau “menjemputnya” dengan “cara” yang benar<br />
Atau “menjemputnya” dengan “cara” yang keliru ?<br />
<br />
Hhhh…<br />
Wanita,<br />
Dunia, oh dunia,,,<br />
Apakah aku harus bersedih hanya karenamu???<br />
Betapa sempitnya luasmu, betapa pendeknya panjangmu, dan betapa semunya keindahan</div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Bojonggede, Indonesia-6.4766749999999993 106.80732499999999-6.5228174999999995 106.76488749999999 -6.4305324999999991 106.8497625tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-54604287154939008122012-01-04T15:14:00.000-08:002012-02-02T20:15:35.525-08:00Penantian Seorang Akhwat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc1/hs146.snc1/5420_1092109032822_1529402772_30266773_5444754_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="132" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc1/hs146.snc1/5420_1092109032822_1529402772_30266773_5444754_n.jpg" width="200" /></a></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Bismillah....... </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Ijinkanlah saya berbagi dalam goresan tulisan ini…jika menurut teman-teman, baik…maka ambillah…dan jika menurut teman-teman, buruk…maka tinggalkanlah….</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">saudariku…muslimah…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan…wanita muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya….Begitu indah…begitu berkilau…begitu menentramkan…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…Namun tentunya….tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya….</div><blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">”Wahai Robb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqoon:74)</blockquote><blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">hanya yang dia yang benar-benar terpilihlah…yang dapat memetiknya…yang dapat meraih pesonanya…dengan harga mahal yang teramat suci…sebuah ikatan amat indah…bernama pernikahan…karena itu…sebelum saatmu tiba….sebelum orang terpilih itu datang dan menggandengmu dalam istananya…janganlah engkau biarkan dirimu layu sebelum masanya…jangan kau biarkan serigala liar menjadikanmu bahan permainan dalam keisengannya…jangan kau biarkan kumbang berebutan menghisap madumu…jangan kau biarkan mereka mengintipmu diam-diam…dan menikmati pesonamu dalam kesendiriannya….Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta…</blockquote><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Ya…atas nama cinta…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Kau tau saudariku…??Jika seseorang jatuh cinta….maka cinta akan membungkus seluruh aliran darahnya…membekuknya dalam jari-jarinya…dan menutup semua mata…hati dan pikirannya….Membuat seseorang lupa akan prinsipnya….Membuat seseorang lupa akan besarnya fitnah ikhwan-akhwat…Membuat seseorang lupa akan apa yang benar dan apa yang seharusnya ia hindarkan…Membuat seseorang itu lupa akan apa yang telah ia pelajari sebelumnya tentang batasan-batasan pergaulan ikhwan akhwat…Membuat seseorang menyerahkan apapun…supaya orang yang ia cintai…”bahagia” atau ridho terhadap apa yang ia lakukan…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Membuat orang tersebut lupa…bahwa….cinta mereka belum tentu akan bersatu dalam pernikahan….</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Ya saudariku….ukhty fillah…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Jangan sampai cinta menjerumuskanmu dalam lubang yang telah engkau tutup rapat sebelumnya…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…Tanam rumput beracun disekelilingnya…Pasang semak berduri di muara-muaranya</div><blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Cinta sejati hanyalah pada Rabbul Izzati. Cinta yang takkan bertepuk sebelah tangan. Namun Allah tidak egois mendominasi cinta hamba-Nya. Dia berikan kita cinta kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin…</blockquote><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Cinta begitu dasyat pengaruhnya…jika engkau tau….Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…Tanam rumput beracun disekelilingnya…Pasang semak berduri di muara-muaranya….</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Berlarilah menjauhinya…menjauhi orang yang kau cintai….Buat jarak yang demikian lebar padanya….</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">jangan kau berikan ia kesempatan untuk menjajaki hatimu…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Biarlah air mata mengalir untuk saat ini…Karena kelak yang akan kalian temui adalah kebahagiaan…biarlah sakit ini untuk sementara waktu…biarlah luka ini mengering dengan berjalannya kehidupan…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Karena…cinta tidak lain akan membuat kalian sendiri yang menderita…Kalian sendiri…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Saudariku…. tentunya sudah mengerti dan paham…bagaimana rasanya jika sedang jatuh cinta…jika dia jauh..kita merasa sakit karena rindu…jika ia dekat…kita merasa sakit…karena takut kehilangan….</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">padahal…ia belum halal untukmu…dan mungkin tidak akan pernah menjadi yang halal…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">karena itu…jauhilah ia…jangan kau biarkan dia menanamkan benih-benih cinta di hatimu….dan kemudian mengusik hatimu…jangan kau biarkan dia mempermainkanmu dalam kisah yang bernama cinta…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">maka…bayangkanlah keadaan ini…tentang suamimu kelak…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:Rasulullah . bersabda: Tidak seorang pun yang lebih sabar mendengar sesuatu yang menyakitkan selain Allah, karena meskipun Allah disekutukan dan dianggap memiliki anak, tetapi Allah tetap memberikan kesehatan dan rezeki kepada mereka. (Shahih Muslim No.5016)</blockquote><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">sahabatku…sukakah engkau..??apabila saat ini ternyata suamimu (kelak) sedang memikirkan wanita yang itu bukan engkau..???</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">sukakah engkau..??bila ternyata suamimu (kelak) saat ini tengah mengobrol akrab…tertawa riang…becanda…saling menatap…saling menggoda…saling mencubit…saling memandang dengan sangat…saling menyentuh…???dan bahkan lebih dari itu…??</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">sukakah engkau saudariku…??</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">sukakah engkau bila ternyata saat ini suamimu (kelak) sedang jalan bersama gadis lain yang itu bukan engkau…??sukakah engkau…??bila saat ini suamimu (kelak) tengah berpikir dan merencanakan pertemuan berikutnya…??tengah disibukkan oleh rencana-rencana…apa saja yang akan ia lakukan bersama gadis itu…??</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">tidak cemburukah engkau temanku..??bila saat ini suamimu (kelak) sedang makan bareng bersama gadis lain…atau bahkan segerombolan gadis lain..?suamimu (kelak) saat ini sedang digoda oleh gadis-gadis..suamimu (kelak) sedang ditelepon dengan mesra…suamimu (kelak) saat ini sedang dicurhatin gadis-gadis… yang berkata…”aku tak bisa jika sehari tak mengobrol dengamu…”</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">tidak cemburukah…?? tidak cemburukah…?? tidak cemburukaaaaahhhhhhhh……???</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">tidak terasa bagaimanakah..jika suamimu (kelak) saat ini tengah beradu pandangan…bercengkrama..bercerita tentang masa depannya…dengan gadis lain yang bukan engkau…???</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">sukakah engkau kiranya suamimu (kelak) saat ini tidak bisa tidur karena memikirkan gadis tersebut…??menangis untuk gadis tersebut…??dan berkata dengan hati hancur…”aku sangat mencintamu…aku sangat mencintaimu…???”tidak patah hatikah engkau…???sukakakah engkau bila suamimu (kelak ) berkata pada gadis lain..”tidak ada orang yang lebih aku cintai selain engkau…??”menyebut gadis tersebut dalam doanya…memohon pada Allah supaya gadis tersebut menjadi istrinya…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">dan ternyata engkaulah yang kelak akan jadi istrinya…dan bukan gadis tersebut…???</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">jika engkau tidak suka akan hal itu…jika engkau merasa cemburu….maka demikian halnya dengan suamimu (kelak)…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">dan…Allah jauh lebih cemburu daripada suamimu….Allah lebih cemburu…saudariku…melihat engkau sendirian…namun pikirannmu enggan berpindah dari laki-laki yang telah mengusik hatimu tersebut….</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">saudariku….kalian percaya takdir bukan..?</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">saudariku….kalian percaya takdir bukan..?</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup bersama…maka…sejauh apapun mereka…sebanyak apapun rintangan yang menghalangi…sebesar apapun beda diantara mereka…sekuat apapun usaha dua orang tersebut untuk menghindarkannya…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya…meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya…meski mereka tidak pernah saling bertegur sapa…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">PASTI tetap saja mereka akan bersatu….seakan ada magnet yang menarik mereka…akan ada hal yang datang…untuk menyatukan mereka berdua….akan ada suatu kejadian…yang membuat mereka saling mendekat…dan akhirnya bersatu…</div><blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Dari Usamah bin Zaid, Rosulullah shollallahu’alaihi wasallam bersabda: “Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki selain daripada godaan wanita.”</blockquote><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">namun…apabila dua orang telah ditetapkan untuk tidak berjodoh…maka…sebesar apapun usaha mereka untuk saling mendekat…sekeras apapun upaya orang disekitar mereka untuk menyatukannya…sekuat apapun perasaan yang ada diantara mereka berdua…sebanyak apapun komunikasi diantara mereka sebelumnya…sedekat apapun…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">PASTI…akan ada hal yang membuat mereka akhirnya saling menjauh…ada hal yang membuat mereka saling merasa tidak cocok…ada hal yang membuat mereka saling menyadari bahwa memang bukan dia yang terbaik….ada kejadian yang menghalangi mereka untuk bersatu…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">bahkan ketika mereka mungkin telah menetapkan tanggal pernikahan…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">namun…yang perlu dicatat disini adalah…yakinlah…bahwa yang diberikan oleh Allah…yakinlah…bahwa yang digariskan oleh Allah…yakinlah…bahwa yang telah ditulis oleh Allah dalam KitabNya..adalah…yang terbaik untuk kita….adalah….yang paling sesuai untuk kita…adalah…yang paling membuat kita merasa bahagia,,,,</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">karena Dialah…yang paling mengerti kita…lebih dari kita sendiri…Dialah…yang paling menyayangi kita…Dialah…yang paling mengetahui apa-apa yang terbaik untuk kita…sementara kita hanya sedikit saja mengetahuinya…dan itupun hanya berdasarkan pada persangkaan kita…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">dan….yang perlu kita catat juga adalah…</div><blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">JIKA KITA TIDAK MENDAPATKAN SUATU HAL YANG KITA INGINKAN…ITU BUKAN BERARTI BAHWA KITA TIDAK PANTAS UNTUK MENDAPATKANNYA….NAMUN JUSTRU BERARTI BAHWA…KITA PANTAS…KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK DARI HAL TERSEBUT…KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK…SAUDARIKU….LEBIH BAIK….</blockquote><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">meskipun saat ini…mata manusia kita tidak memahaminya…meskipun saat itu…perasaan kita memandangnya dengan sebelah mata…meskipun saat itu…otak kita melihatnya sebagai sesuatu yang buruk….</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Tidak…jangan terburu-buru menvonis bahwa engkau telah diberikan sesuatu yang buruk….bahwa engkau tidak pantas….karena kelak…engkau akan menyadarinya…engkau akan menyadarinya perlahan…bahwa apa yang telah hilang darimu….bahwa apa yang tidak engkau dapatkan….bukanlah yang terbaik untukmu…bukanlah yang pantas untukmu…bukanlah sesuatu yang baik ,,,,untukmu….</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Dari Abu Huroiroh dari Rosululloh bersabda : “Berwasiatlah kalian yang baik kepada kaum wanita, karena mereka tercipta dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas, maka kalau engkau meluruskannya berarti engkau mematahkannya, namun jika engkau membiarkannya maka dia akan selamanya bengkok, oleh karena itu berwasiatlah yang baik kepada wanita.” (HR. Bukhori 5168, Muslim : 1468)</blockquote><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">karena itu…saudariku…jangan mubazirkan perasaanmu…air matamu…jangan kau umbar semua perasaan cintamu ketika engkau tengah menjalin proses taarufan…jangan kau umbar semua kekuranganmu…jangan kau ceritakan semuanya…jangan kau terlalu ngotot ingin dengannya…jika engkau mencintainya…karena belum tentu dia adalah jodohmu…pun jangan takut bila ternyata kalian tidak merasa cocok…karena Allah telah menetapkan yang terbaik untuk kalian…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">maka…memohonlah padaNya…mintalah padanya diberikan petunjuk…dan dijauhkan dari segala godaan yang ada…karena…cinta sebelum pernikahan…pada hakekatnya adalah sebuah cobaan yang berat…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">apakah kalian sering merasa takut…?? Karena hanya memiliki sedikit saja atau bahkan tidak memiliki teman laki-laki…???</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">kemudian saudariku….apakah kalian sering merasa takut…?? Karena hanya memiliki sedikit saja atau bahkan tidak memiliki teman laki-laki…???Apakah kalian merasa khawatir…???Apakah kalian sering merasa iri melihat gadis-gadis lain yang banyak yang mencintai…banyak yang melamar…banyak yang menginginkannya…??Pernahkan terlintas rasa iri tersebut pada kalian…???Atau sekedar ungkapan…”hmm…enak ya..kamu…punya banyak temen laki-laki….”“hmm..kamu sih enak…banyak yang mau…tinggal milih…?”Saudariku…ketahuilah….Kelak…kita hanya akan memiliki satu orang suami…Hanya satu saudariku…atau kadang lebih…jika cerai dan menikah lagi…namun saat yang bersamaan…kita hanya akan punya satu suami bukan,,,,???Jadi seberapa banyak pun laki-laki yang menyukai kita..Seberapa banyak teman laki-laki kita…Seberapa banyak kenalan kita….Pada akhirnya kita hanya akan menikah dengan satu orang laki-laki…Pada akhirnya kita hanya akan jadi milik satu orang laki-laki…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Dan…percayalah…semua itu tidak ada kaitannya dengan banyak sedikitnya kenalan…banyak sedikitnya teman laki-laki</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">sama sekali tidak…karena jika wanita yang terjaga maka Allahlah yang akan mengirimkan pendamping untuknya…karena wanita yang terjaga adalah wanita yang banyak didamba oleh seorang ikhwan sejati…jadi…jagalah dirimu…hatimu…kehormatanmu…sebelum saatnya tiba…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">perbanyak bekalmu…dan doamu…yakinlah…bahwa Allah yang akan memilihkan yang terbaik untukmu…amien…</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><blockquote style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">*Ya Allah…karuniakanlah kami seorang suami yang sholeh…yang menjaga dirinya…yang menjaga hatinya hanya untuk yang halal baginya…yang senantiasa memperbaiki dirinya…yang senantiasa berusaha mengikuti sunnah Rasulullah…yang baik akhlaknya…yang menerima kami apa adanya…yang membimbing kami dengan lemah lembut…yang akan membawa kami menuju JannahMu Ya Rabb…</blockquote><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">kabulkan ya Allah…amien…dan segerakanlah…karena hati kami teramat lemah…dan cinta sebelum menikah adalah sebuah cobaan yang berat…</div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Bojonggede, Indonesia-6.4766749999999993 106.80732499999999-6.5228174999999995 106.76488749999999 -6.4305324999999991 106.8497625tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-87061351782053299502012-01-03T19:15:00.000-08:002012-02-02T20:18:08.846-08:00Kado Pernikahan Untuk Suamiku<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicnyGSBIdoU6HpLwFr-tFvUAv527RXtW1_-hh7P-vM-2_hjb5eJZwIZCgz3qe3JSjna5LGOr9Pufcae5y4x0T6BHijo1lMoQ7V1qPepSELxvG1KopHVlq841DAP_OodivHufG6AqbNhWgV/s1600/haji_and_hajah_by_putrabangsa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="136" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicnyGSBIdoU6HpLwFr-tFvUAv527RXtW1_-hh7P-vM-2_hjb5eJZwIZCgz3qe3JSjna5LGOr9Pufcae5y4x0T6BHijo1lMoQ7V1qPepSELxvG1KopHVlq841DAP_OodivHufG6AqbNhWgV/s200/haji_and_hajah_by_putrabangsa.jpg" width="200" /></a></div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Suamiku,..</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Tak terasa Allah telah mempertemukan kita</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Sekian lama dalam mahligai cinta</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Izinkan aku mengungkapkan perasaan yang terpendam</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Meski tak seindah kata-kata pujangga</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Kuingin menyampaikan padamu apa adanya</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Kekasihku,... </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Aku mencintaimu lebih dari apa yang bisa kukatakan </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Bagiku cinta begitu mulia</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Ia hadir bukan untuk saling menghalangi, saling menyakiti, pun bukan untuk saling tidak menghargai</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Cinta begitu indah sayang</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Aku tak ingin membuat kita saling bertengkar </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Saling menjauhi apalagi saling berbeda pandangan </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Suamiku,....</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Aku tahu engkaupun mencintaiku </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">ketika engkau melarangk keluar rmah</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Semata karena Ekspresi kecintaanmu</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Karena Engka mencemaskan diriku</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Terima Kasih atas perhtian itu</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Tapi Suamiku,.....</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Aku keluar rumah tidak untuk mencari kemurkaan Allah</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Justru aku berusaha menjadi wanita mulia </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Sebagaimana para Shahabiyah disisi Rasulullah </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Ingatkah Engkau saat memilihku menjadi istrimu...?</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Kau katakan tengah mencari teman sejati </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Buat menemani perjalanan mengarungi lautan kehiduan </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Bahkan kau tuliskan kriteria "Cerdas dan Aktif"</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Sebagai Syarat Calon Istrimu</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"></div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Suamiku Pahlawanku,....</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Kini aku sering sedih ketika kau selalu lupa </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Hari pernikahan dan tanggal lahir anak-anak kita</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Tahukah Kekasih,.. Aku ingin kau selalu mengingatnya</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Aku selalu membayangkan</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Pada Hari perkawinan kita kau mengajakku keluar rumah</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Berdua saja mengulang masa-masa indah</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">ketika kita baru menikah</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Tapi yang sering kudapati hanyalah </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">lewatnya hari-hari bersejarah</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">begitu saja, seakan kau tak pernah memperdulikannya</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Bahkan kau tak ingat lagi hari lahir anak-anak kita</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">sesibuk itukah engkau, samiku...?</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">hingga tak tersisa sedikitpun memory indah dalam kehidupan kita</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Suamiku,... </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Aku masih ingat saat kita sambut kelahiran bayi pertama</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">begitu bangga kau padaku, sembari memberi harapan </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">"kita harus punya anak Sholeh dan Sholehah"</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">namun kenapa kini ku tak perduli dengan mereka...?</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">jarang sekali kau sempatkan waktu untuk bercanda, </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">bermain, atau bahkan mengajari mereka mengaji</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Kau biarkan aku sibuk dengan mereka </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">sementara kau asyik membaca koran atau menonton Televisi</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">sesekali berteriak... "Mi,.. Adik ngompol nih...!"</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Suamiku,....</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Sebagai istri aku memahami bahwa tugasku adalah mengurus rumah tangga</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">namun sulit bagiku memahami </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">saat aku telah berlelah-lelah dengan seluruh urusan dalam rumah </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">tak saupun pujian terhadap indahnya penataan dan lezatnya masakan </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">bahkan kau masuk rumah dengan sepau penuh tanah</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">sementara baru saja selesi kubersihkan lantai</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">dan Kau lempar sepatu atau baju kotor dmana saja kau mau</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Atau,.. kau katakan betapa Enaknya masakan ibumu ketimbang masakanku....</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Suamiku, tambatan Hatiku....</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Kadang aku merasa kau terlalu Egois</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">sering membandingkan aku dengan perempuan lain</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">tidak pintar lah,.. Kurang seksi lah,.. kurang cantik lah, nggak Gaul lah.......</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Suamiku,.. cintai aku apa adanya</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">lihatlah aku sebagai aku, jangan bandingkan dengan yang lain</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">sebab engkau menikah dengan manusia</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">bukan Bidadari Surga</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">katakan saja apa yang hendakkau katakan</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">bicaralah padaku sayang,.. jangan hanya diam saja </div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">sebab diam tak menyelesaikan masalah..</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Suamiku,...</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Aku ingin kau mencintaiku dengn setulus hatimu</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">agar aku selalu merasa nyaman berada di dekatmu</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Cintai aku sebagaimana adanya</div><div style="background-color: white; color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: left;">Agar Cinta kita tumbuh diatas Kejujuran....</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Citayam, Bojonggede, Indonesia-6.4408509999999994 106.75773900000002-6.4492329999999995 106.73955750000002 -6.4324689999999993 106.77592050000001tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-48159053535375423022012-01-03T01:13:00.000-08:002012-01-03T01:13:06.060-08:00Janganlah Terlalu Bersedih Wahai Saudaraku.....!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUsMX3VLeXjDtKbeloMRX7bkBKm3Lm6gKFBD7XJfWGSYgUCO624f8vCdJRlHvviw596jIqHfUf4lbWpCdoatvSh9Fkt6PVuj-Im4Op3jg2K1B0vhOEwhvy0pyN3cGjPxFUzGOC8r4lvVXI/s1600/pasir.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="135" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUsMX3VLeXjDtKbeloMRX7bkBKm3Lm6gKFBD7XJfWGSYgUCO624f8vCdJRlHvviw596jIqHfUf4lbWpCdoatvSh9Fkt6PVuj-Im4Op3jg2K1B0vhOEwhvy0pyN3cGjPxFUzGOC8r4lvVXI/s200/pasir.jpg" width="200" /></a>Wahai saudaraku …<br />
Mungkin saat ini kau dirundung duka<br />
Tetapi seharusnya tidak membuat engkau berlarut lama<br />
Wahai saudaraku …<br />
Ingatlah, kondisi kita tidak selamanya harus dalam suka<br />
Kadang akan merasakan duka<br />
Suka dan duka akan terus berganti dalam hidup kita<br />
Wahai saudaraku …<br />
Takdir Allah itu begitu baik<br />
Jika kita pandang dari satu sisi mungkin terasa tidak enak<br />
Namun coba kita pandang dari sisi lain, Allah punya maksud lain yang terbaik<br />
Wahai saudaraku …<br />
Bukankah Nabimu –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,<br />
<div style="text-align: center;">مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ</div><em>Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan dan penyakit (yang terus menimpa), kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.<a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/jangan-terlalu-bersedih.html#_ftn1"><strong>[1]</strong></a></em><br />
Perhatikanlah bagaimana janji Rabbmu<br />
Dosa-dosamu akan berguguran satu demi satu<br />
Jadi tidak perlu bersedih …<br />
<div style="text-align: center;">فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا</div><div style="text-align: center;">“<em>Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan</em>.” (QS. Alam Nasyroh: 5)</div>Di balik kesulitan ada kemudahan yang begitu banyak<br />
Karena satu kesulitan mustahil mengalahkan dua kemudahan<br />
Jadi tidak perlu bersedih …<br />
<div style="text-align: center;">وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ</div><div style="text-align: center;">“<em>Sesungguhnya pertolongan akan datang bersama kesabaran</em>”<a href="http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/jangan-terlalu-bersedih.html#_ftn2">[2]</a></div>Jalan keluar begitu dekat bagi orang yang bertakwa<br />
Pertolongan mudah datang jika seseorang bersabar<br />
Jadi tidak perlu bersedih …<br />
Jagalah hati, lisan dan anggota badan dari berkeluh kesah<br />
Ridholah dengan takdir ilahi<br />
Jadikan sabar sebagai jalan meraih pertolongan.<br />
Musibah semakin mendewasakan diri<br />
Musibah semakin meninggikan derajat di sisi Allah<br />
Musibah semakin menguji iman seseorang<br />
Moga Allah menjadikan badai cepat berlalu<br />
Moga Allah menjadikan diri kita menjadi orang yang bersabar<br />
Moga Allah membalas orang yang bersabar dengan JANNAH<br />
<br />
Riyadh KSA, 17 Muharram 1432 (23rd Des 2010)<br />
<br />
Penulis: <a href="http://rumaysho.com/">Muhammad Abduh Tuasikal</a></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0Citayam, Bojonggede, Indonesia-6.4408509999999994 106.75773900000002-6.4492329999999995 106.73955750000002 -6.4324689999999993 106.77592050000001tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-60733284151718955682011-05-12T04:30:00.000-07:002011-05-13T13:23:43.451-07:00Apakah Dia Jodohku.......?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="postentry" style="background-color: cyan; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://ladyfree.blog.friendster.com/files/love.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="186" src="http://ladyfree.blog.friendster.com/files/love.jpg" width="200" /></a></div><div dir="ltr"></div><div dir="ltr" style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;">Inilah goresan pena dari sang ikhwan (ana) yang mendambakan akhwat sholehah, yang bisa bersama untuk mencintai Mu Ya Robbi dan mencintai Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam.</div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan;"> </span></div><div dir="ltr" style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;">Yaa……Rabbi……..</div><div dir="ltr" style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><br />
<i>Aku berdoa untuk seorang akhwat yang akan menjadi bagian dari hidupku<br />
Seseorang yang sangat mencintaiMu lebih dari segala sesuatu<br />
Seorang yang akan meletakkanku pada posisi di hatinya setelah Engkau dan Muhammad shallahu’alaihi wassalam</i></div><div dir="ltr" style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i><br />
Seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk-Mu dan orang lain</i><span id="more-46"></span></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan;"> </span></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>Wajah, fisik, status atau harta tidaklah penting<br />
Yang terpenting adalah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau<br />
Dan berusaha menjadikan sifat-sifat baikMu ada pada pribadinya<br />
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup<br />
Sehingga hidupnya tidak sia-sia</i></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>Seseorang yang memiliki hati yang bijak, tidak hanya otak yang cerdas<br />
Seseorang yang tidak hanya mencintaiku, tapi juga menghormatiku<br />
Seorang yang tidak hanya memujaku, tetapi juga dapat menasehatiku<br />
Seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku, hartaku atau statusku tapi karena Engkau</i></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan;"> </span></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>Seorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi<br />
Seseorang yang membuatku merasa sebagai lelaki shalehah ketika aku berada di sisinya<br />
Seseorang yang bisa menjadi asisten sang nahkoda kapal<br />
Seseorang yang bisa menjadi penuntun kenakalan balita yang nakal<br />
Seseorang yang bisa menjadi penawar bisa<br />
Seseorang yang sabar mengingatkan saat diriku lancang</i></div><div class="separator" style="background-color: white; clear: both; color: blue; text-align: justify;"><a href="http://baycastha.blogdetik.com/files/2009/02/love1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="182" src="http://baycastha.blogdetik.com/files/2009/02/love1.jpg" width="200" /></a></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan;"> </span></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>Ya..Rabbi……<br />
Aku tak meminta seseorang yang sempurna<br />
Hingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu<br />
Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya<br />
Seorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya<br />
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya<br />
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih hidup</i></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>Aku tidak mengharap dia semulia Fatimah Radhiyallahuanha, tidak setaqwa Aisyah Radhiyallahuanha ,Pun tidak secantik Zainab Radhiyallahuanha, apalagi sekaya Khodijah Radhiyallahuanha.<br />
Aku hanya mengharap seorang akhwat akhir zaman,<br />
Yang punya cita-cita mengikuti jejak mereka,<br />
Membangun keturunan yang sholeh,<br />
Membangun peradaban,<br />
dan membuat Rasulullah shallahu’alaihiwasalam bangga di akhirat</i></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>Karena aku sadar aku bukanlah<br />
orang yang semulia abu baker Radhiyallahu,<br />
Atau setaqwa umar Radhiyallahu, pun setabah Ustman Radhiyallahu,<br />
Ataupun sekaya Abdurrahman bin auf Radhiyallahu, setegar zaid Radhiyallahu<br />
Juga segagah Ali Radhiyallahu, apalagi setampan usamah Radhiyallahu.<br />
Aku hanyalah seorang lelaki akhir zaman<br />
yang punya cita – cinta</i></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan;"> </span></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>Ya…..Rabbii …….<br />
Aku juga meminta, Jadikanlah ia sandaran bagiku<br />
Buatlah aku menjadi ikhwan yang dapat membuatnya bangga<br />
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku</i></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>Berikanlah sifat yang lembut, sehingga auraku datang dariMu</i></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdoa untuknya<br />
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya<br />
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,<br />
Mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat</i></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>kokohnya benteng tidak bisa dibangun dalam semalam, namun bisa hancur dalam sedetik<br />
Kota Baghdad tak dibangun dalam sehari, namun bisa hancur dalam sekejap</i></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja terberai dalam sesaat<br />
Pernikahan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan<br />
Tapi awal sebuah langkah<br />
Karenanya, jadikanlah kelak pernikahan kami sebagai titian<br />
Untuk belajar kesabaran & ridho-Mu, ya Rabbi</i></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>Dan bilamana akhirnya kami berdua bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:</i></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i><br />
” Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang<br />
dapat membuat hidupku menjadi sempurna”.</i></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan;"> </span></div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><i>Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat<br />
Dan Engkau akan membuat segalanya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan….</i></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: blue; text-align: justify;"><br />
</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: blue;"><span dir="ltr" style="background-color: white;">Astaghfirullah, Wallahu’alam bisshowab</span></div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><br />
</div><div style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><span style="background-color: cyan;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="background-color: white; color: blue; text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span dir="ltr">Dari ikhwan yang membutuhkan ampunan Allah azzawajalla, dan mengharapkan doaku </span></div><div style="text-align: left;"><span dir="ltr">dikabulkanNYA untuk mendapatkan istri yang sholehah.</span></div></div></div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-20467457169847450132011-05-01T23:18:00.000-07:002011-06-14T00:04:24.425-07:00Cukuplah Kematian Sebagai Peringatan.....<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNeEQLnyykT_flbvYd_72BHhRdrz7gqmGkb6AFGdQg-6ba3uem2ri88HCLQEvdFIGVuqMC8_2q079K7mt0sQjL-Sww6QvHxWCCxd7dAnSqax02xtCg0Pt79csS43euHBScCRxSc14HPbs/s1600/mati1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="128" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNeEQLnyykT_flbvYd_72BHhRdrz7gqmGkb6AFGdQg-6ba3uem2ri88HCLQEvdFIGVuqMC8_2q079K7mt0sQjL-Sww6QvHxWCCxd7dAnSqax02xtCg0Pt79csS43euHBScCRxSc14HPbs/s200/mati1.jpg" width="200" /></a></div><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: small;">Ketika nafas mulai tersengal…</span><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: small;"> Ketika nyawa sedang meregang…Ketika mata membelalak dan dahi berkeringat…</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: small;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: small;"> Pintu taubat telah tertutup. Engkau mulai memasuki gerbang kehidupan baru. Sementara istri, anak dan keluarga serta kerabatmu menangis dan merintih disisimu, engkau sedang dalam kesedihan yang mendalam, tidak ada seorang pun yang mampu menyelamatkan dan menghindarkan dirimu dari jemputan Malaikat Maut. Kini, engkau saksikan dan rasakan sendiri peristiwa mengerikan itu, setelah sebelumnya engkau mereguk banyak kenikmatan dan kesenangan tanpa kenal rasa syukur. Telah datang ketentuan Allah kepadamu, lalu nyawamu diangkat ke langit. Setelah itu, kebahagiaan atau kesengsaraankah yang akan engkau dapat? </span><br />
</div></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black;"><br />
</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">وتجعلون رزقكم أنكم تكذبون فلولا إذا بلغت الحلقوم وأنتم حينئذ تنظرون ونحن أقرب إليه منكم ولكن لا تبصرون فلولا إن كنتم غير مدينين ترجعو نها إن كنتم صدقين فأما إن كان من المقربين فروح وريحان وجنت نعيم وأما إن كان من أصحب اليمين فسلم لك من أصحب اليمين وأما إن كان من المكذ بين الضالين فنزل من حميم وتصلية<br />
جحيم إن هذا لهو حق اليقين فسبح باسم ربك العظيم<br />
<br />
<i>“Kamu (mengganti) rizki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah). Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah). Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar, adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh rizki serta surga kenikmatan. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan. Dan adapun jika termasuk golongan orang yang mendustakan lagi sesat, maka dia mendapatkan hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam neraka. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang Maha Besar.”</i> (QS. Al-Waaqi’ah: 82-96)</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
Wahai jiwa-jiwa yang tertipu dunia…<br />
Wahai hati yang keras membatu karena hawa nafsu…<br />
Wahai manusia yang lalai dari ketaatan kepada Rabbnya…<br />
Sudahkah engkau mempersiapkan bekal menuju perjalanan panjang dan berat didepanmu?<br />
Sudahkah engkau mengetahui tempat seperti apa yang kelak kau tinggali?<br />
Sudahkah engkau memikirkan semua itu…?</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Saudaraku, cukuplah kematian menjadi peringatan untuk kita bahwa dunia hanyalah kebahagiaan semu dan tak berarti apa-apa. Tidakkah engkau dengar sebuah firman Rabbmu yang sanggup menggetarkan gunung,<br />
<br />
كل نفس ذا ئقة الموت وإنما توفون أجوركم يوم القيـمة فمن زحزح عن النـار وأدخل الجنـة فقد فاز وما الحيوة الد نيا إلا متع الغرور<br />
<br />
<i>“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”</i> (QS. ‘Ali Imran: 185)</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
Tidakkah ayat tersebut mengusik hati yang lama mati? Tidakkah ayat tersebut membuat telinga yang tuli menyimak kembali? Tidakkah ayat tersebut menjadi cambuk diri?<br />
<br />
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
لو تعلمون مل أعلم لضحكتم قليلا ولبكيتم كثبرا<br />
<br />
“Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (Muttafaq ‘alaih)</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Saudaraku, sudahkah datang kepadamu khabar kematianmu? Kapan waktumu? Dimana tempatnya? Seperti apa kondisimu kala itu? Demi Allah, engkau tidak tahu dan engkau tidak akan pernah tahu. Jadi kenapa kau tunda taubatmu? Kau tunda perbaikan dirimu? Kau tunda persiapan perbekalanmu? Apakah “nanti” yang selalu kau katakan untuk taubatmu berada pada jarak yang jauh dengan ajalmu? Apakah “nanti” itu yang kau temui lebih dulu ataukah kematianmu yang datang lebih dulu? Apakah ketika engkau sudah benar-benar mengetahui perih dan pedihnya sakaratul maut, baru engkau akan meminta waktu kepada Rabbmu untuk bertaubat?</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">حتى إذا جاء أحدهم الموت قال رب ارجعون لعلى أعمل صلحا فيما تركت, كلا, إنها كلمة هو قا إلها<br />
<br />
<i>“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang diantara mereka, dia berkata, ‘Yaa Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja.”</i> (QS. Al-Mu’minun: 99-100)</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">وليست التو بة لـلذ ين بعملون السيئات حتى إذا حضر أحدهم الموت قال إنى تبت الئن<br />
<br />
<i>“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang diantara mereka, (barulah) dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku bertaubat sekarang.’”</i> (QS. An-Nisaa’: 18)</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
<i>Seorang penyair berkata,<br />
Mereka katupkan kelopak mataku –setelah berputus asa-<br />
lantas bergegas pergi membelikanku kafan<br />
salah seorang kerabatku berdiri dengan tergesa<br />
pergi ke tukang memandikan mayat agar datang memandikanku<br />
salah seorang mendatangiku lalu melucuti semua pakaianku<br />
dan menelanjangiku sendirian<br />
mengucurkan air dari atas kepalaku dan memandikanku<br />
tiga kali seraya meminta kafan kepada keluargaku<br />
dan mereka mengenakanku baju tanpa lengan dan tanpa jahitan<br />
hanya kamper sebagai bekalku<br />
mereka meletakkanku di dekat mihrab lalu mundur di belakang imam<br />
menshalatiku lalu melepasku<br />
mereka menshalati jasadku dengan shalat tanpa ruku’ dan sujud<br />
Semoga Allah merahmatiku…</i><br />
<br />
</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://abusyakirin.files.wordpress.com/2009/12/dsc04369.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://abusyakirin.files.wordpress.com/2009/12/dsc04369.jpg" width="320" /></a></div><br />
<br />
Di hari kematianmu, keluarga dan kerabat mengangkat jasadmu di atas pundak, setelah sebelumnya engkau menjadi orang yang mengangkat jasad orang lain. Kala itu, apakah jasadmu ingin supaya mereka mempercepat langkahnya, atau malah jasadmu bingung –hendak dibawa kemana jasadmu itu?<br />
Kemudian, mereka memasukkanmu kedalam lubang sempit dan gelap setinggi dua meter oleh orang-orang yang paling engkau cintai dan keluarga yang paling dekat denganmu. Mereka menutupimu dengan papan sehingga menghalangi cahaya matahari yang hendak masuk ke dalam liang lahatmu. Lalu, mereka menimbun jasadmu dengan tanah sampai tertutupi kuburanmu. Salah seorang dari mereka berkata, <i>“Mintakanlah ampun untuk saudaramu, dan mintakanlah ketetapan iman untuknya, karena sesungguhnya sekarang ia sedang ditanya.”</i><br />
<br />
Tidak berapa lama, mereka semua pergi meninggalkan tubuh dingin dan kaku yang dulunya adalah dirimu yang rupawan. Mereka meninggalkanmu dalam gelap dan dingin. Di sekelilingmu hanyalah tanah dan tanah. Lalu dikembalikanlah ruhmu kepada jasadmu, dan datanglah dua malaikat yang biru kehitam-hitaman untuk bertanya, <i><b>“Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?”</b></i> Dengan apakah engkau akan menjawabnya..?</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Jika ketika engkau mati, engkau telah bertaubat dan beriman, maka Allah akan meneguhkan jawabanmu, dan engkau bisa mengambil hadiahmu berupa kebahagiaan di akhirat kelak, seperti disebutkan dalam firman-Nya,<br />
يثبت الله الذ ين ءامنوا بالقول الثابت فى الحيوة الدنيا وفى الأخـرة ويضـل الله الظـلمين ويفعل الله ما يشاء<br />
<br />
<i>“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa yang dikehendaki-Nya.”</i> (QS. Ibrahim: 27)</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
Namun, bagaimana jika ketika engkau meninggal, engkau belum sempat bertaubat? Engkau tidak akan tahu jawaban atas pertanyaan itu. Engkau hanya akan berkata, <i>“Hah… hah… aku tidak tahu!”</i> Kemudian terdengarlah seruan, <i>“Bohong! Baringkan ia di Neraka, dan bukakan pintu Neraka untuknya!”</i> Maka engkau akan merasakan panasnya Neraka, kuburanmu akan menghimpit dan meremukkan seluruh tulang belulangmu. Kemudian datanglah kepadamu seseorang yang berwajah amat buruk, berbau busuk dan berbaju lusuh, ia berkata, <i>“Aku datang kepadamu membawa berita buruk. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu.”</i> Maka bertanyalah dirimu tentang dirinya, maka dia menjawab, <i>“Aku adalah amal burukmu.”</i> Kemudian menjadilah dirimu buta, bisu dan tuli, dan tanganmu memegang sebatang besi yang apabila sebuah gunung dipukul dengan besi tersebut maka hancurlah dia hingga menjadi debu. Begitupula dirimu, ketika palu besi itu mengenai dirimu maka rasa sakit yang tiada tertahankan akan membuatmu menjerit hingga lengkingannya terdengar oleh seluruh makhluk, kecuali jin dan manusia. Dan tidak ada yang engkau harapkan setelah itu, melainkan agar Allah tidak menyegerakan Hari Perhitungan.</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
Wahai calon penghuni kubur, apa yang membuatmu terpedaya oleh dunia? Tidakkah engkau mengetahui bahwa akan tiba waktunya engkau meninggalkan dunia yang engkau cintai ini atau dunia yang akan meninggalkanmu? Mana hartamu yang berlimpah dan rumahmu yang mewah? Mana pakaian-pakaian mahal dan indah yang selalu engkau kenakan itu? Mana keluarga dan kerabat yang selalu engkau bela itu? Mana dirimu yang rupawan itu?</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Ketika engkau telah menghuni liang lahat, maka itulah rumahmu. Kafan yang berharga murah dan tidak bermerk, itulah pakaianmu. Aroma kamper adalah wewangianmu. Ulat dan cacing menjadi temanmu. Bayangkan jasadmu setelah terkubur selama tiga hari, seminggu, sebulan. Kala itu, tubuhmu telah menjadi penganan lezat bagi cacing dan ulat –teman-temanmu-, kafanmu terkoyak, mereka masuk ke dalam tulangmu, memutus anggota tubuhmu, merobek sendi-sendimu, melelehkan biji matamu… Itulah kesudahanmu, kesudahan makhluk-makhluk bernyawa.</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
Demikian saudaraku, cukuplah kematian menjadi peringatan dan nasihat. Cukuplah kematian menjadikan hati bersedih, menjadikan mata menangis, menjadi ajang perpisahan dengan orang-orang yang dicintai dan menjadi pemutus segala kenikmatan dunia.<br />
<br />
Wahai saudaraku… setiap hela nafasmu menjadi langkah maju menuju kematian. Maka janganlah menunggu ‘nanti’ untuk bertaubat, tapi bersegeralah, karena engkau tidak pernah tahu sudah sedekat apa kematian itu dengan dirimu.</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="background-color: cyan; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><div style="background-color: #f3f3f3; color: black;"><br />
</div><div style="background-color: #f3f3f3; color: black;"><i>Yaa Rabbi, janganlah Engkau mengadzabku<br />
Sesungguhnya aku mengakui dosa-dosaku selama ini<br />
Berapa kali aku berbuat kesalahan di dunia<br />
Namun Engkau tetap memberiku karunia dan kenikmatan<br />
Jika aku ingat penyesalanku atas segala kesalahan<br />
Kugigit jariku dan kegeretakkan gigiku<br />
Tiada alasan bagiku kecuali tinggal harapan dan husnuzhanku<br />
Dan ampunan-Mu jika Engkau mengampuniku<br />
Manusia mengira aku orang baik-baik<br />
Padahal aku benar-benar manusia terburuk bila tidak Engkau ampuni....</i></div><br />
</div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-59443740008679722602011-05-01T07:29:00.000-07:002011-05-01T07:29:51.785-07:00Dapurku,, Surgaku<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://klubnova.tabloidnova.com/var/gramedia/storage/images/klubnova/artikel/aneka-tips/tips-dapur/sukses-memasak/1914771-1-ind-ID/Sukses-Memasak_klubnovathumb.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://klubnova.tabloidnova.com/var/gramedia/storage/images/klubnova/artikel/aneka-tips/tips-dapur/sukses-memasak/1914771-1-ind-ID/Sukses-Memasak_klubnovathumb.jpg" width="196" /></a></div><div style="text-align: justify;"> <span style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: small;"><em>“Ukh, bingung nih mau masak apa buat suami. Ibu saya tadi datang bawa terong, tapi sayang bingung, terongnya harus diapain. Emang terong bisa dimasak apa aja sih, Ukh? Saya nyesel kenapa nggak dari dulu belajar masak…”</em></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em> </em></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em> </em></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kejadian di atas dialami salah seorang sahabat penulis seminggu pasca-menikah. Berangkat dari kejadian tersebut, penulis merasa perlu berbagi pengalaman bahwa memasak ternyata punya peran tersendiri dalam sebuah rumah tangga. Mungkin kejadian di atas tidak perlu membuahkan masalah jika si istri ternyata piawai dalam hal masak-memasak. Namun, bagaimana dengan mereka yang mengenal bumbu dapur saja tidak bisa?</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong>Pentingkah Memasak?</strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong> </strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong> </strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Memasak merupakan aktivitas yang banyak dilakoni oleh para wanita sejak turun temurun. Meski sekarang tidak sedikit pula laki-laki yang handal memasak, namun dalam kehidupan rumah tangga, memasak tetap harus diperani oleh wanita. Sekilas kita lihat aktivitas ini mungkin sangat remeh-temeh. Tetapi pada prakteknya tidak akan semudah itu. Orang yang mengaku bisa masak pun terkadang suka dihampiri rasa tak percaya diri ketika masakannya harus dicicipi orang lain. Maka tidak heran jika para pengamat seni menempatkan masakan sebagai karya seni yang paling berharga di antara semua karya seni lainnya.</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Begitu pentingnya memasak hingga tak jarang kita jumpai banyak orang yang terkagum-kagum dengan seseorang yang menguasai bidang ini. Pun seorang istri yang pintar masak. Dengan keahliannya tersebut akan membuat suaminya betah di rumah dan malas membeli makan di luar. Masakan yang enak bisa menjadi salah satu perekat cinta seorang suami kepada istrinya. Bahkan memasak untuk menyenangkan suami bisa menjadi ladang pahala jika diniatkan untuk ibadah kepada Allah. Karena salah satu ciri istri shalihah adalah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi semua hal yang disukai suaminya selama tidak dalam bermaksiat kepada Allah.</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong>Memasak Sebagai Ladang Pahala</strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong> </strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong> </strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Saudariku –yang semoga senantiasa dirahmati Allah- apakah kalian menyadari bahwa kegiatan memasak ini ternyata bisa sekaligus menjadi kegiatan ibadah? Sebagai seorang muslimah kita diamanahkan untuk bertanggung jawab atas rumah kita dan menyiapkan makanan kepada semua orang yang ada di dalamnya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, <em>“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Penguasa adalah pemimpin, seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya. Jadi, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya.”</em> (HR. Bukhari)</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Untuk itu tidak ada salahnya bagi seorang muslimah untuk menyiapkan santapan bagi keluarganya sebaik mungkin, demi melayani hamba-hamba Allah yang shalih, semisal suami, anak-anak, orang tua, dan semua orang yang ikut menikmati masakan yang kita masak. Dengan begitu, seorang muslimah akan ikut mengecap pahala yang Allah berikan kepada mereka, di mana sebenarnya kita sudah ikut membantu amal perbuatan mereka.</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Memasak tidak hanya sekedar kegiatan meramu bumbu dan bahan makanan hingga terciptalah masakan lezat yang siap santap. Namun memasak juga bisa menjadi media kita untuk memikirkan dan mensyukuri semua nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Jika kita cermati, semuanya adalah rezeki yang telah Allah tentukan kepada kita. Karunia tersebut terlimpah dengan begitu mudah kepada kita setelah melalui proses campur tangan banyak orang.</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kita perhatikan saja sayur-sayuran yang kita santap. Akan kita dapati bahwa di sana ada yang menanaminya, ada yang mengumpulkan panennya, ada penjualnya, serta masih banyak lagi manusia yang berperan di dalamnya. Mereka dijadikan oleh Allah untuk melayani kita dan anggota keluarga kita. Padahal pada hakikatnya Allah-lah yang menanam dan menghidupkan sayuran tersebut sebagaimana firman-Nya, yang artinya,</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em>“Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkan?”</em> (Qs. Al Waqi’ah: 63-64)</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Begitupun dengan nikmat yang lain yang banyak kita jumpai di meja makan kita. Allah berfirman mengenai hal ini, yang artinya,</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em>“Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah, lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen. Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang tersusun-susun, (sebagai) rezeki bagi hamba-hamba Kami……”</em> (Qs. Qaf: 9-11)</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Adapun dalam memasak, hendaklah kita usahakan memasak berdasarkan apa yang menjadi kesukaan suami dan anak-anak serta keluarga kita. Ini semua dilakukan dengan harapan dapat membuat suami dan keluarga bahagia, demi wujud ketaatan kita kepada Allah. Cobalah tanyakan kepada mereka makanan apa saja yang mereka sukai, jika cara tersebut bisa menyenangkan mereka.</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kadang kita dapati seorang suami ternyata lebih pintar memasak daripada istrinya. Jika hal ini yang kita alami, janganlah merasa malu untuk belajar dari suami kita. Kita juga bisa menggunakan momen memasak bersama sebagai kesempatan untuk bercengkrama dengan suami sehingga terciptalah suasana kemesraan yang akan menambah rasa cinta di hati masing-masing.</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj01G4HdKjt-lqlvrsTn-45UeBZvLlNsY03bbgu3ePeCE67t86y_iTtCib8xbAwg_39OLmlGs-mmbZmlfl2s_puIGw-6uphvso-8KsLhbuK_MPqhayy22xknAhw7LQQ3WiBwhvvA-wQGEM/s1600/Tips+MEmasak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj01G4HdKjt-lqlvrsTn-45UeBZvLlNsY03bbgu3ePeCE67t86y_iTtCib8xbAwg_39OLmlGs-mmbZmlfl2s_puIGw-6uphvso-8KsLhbuK_MPqhayy22xknAhw7LQQ3WiBwhvvA-wQGEM/s320/Tips+MEmasak.jpg" width="320" /></a></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong>Mari Memulainya dari Dapur</strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong> </strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong> </strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Saudariku, sebagai seorang muslimah yang ingin selalu meraih ridha Allah di setiap kesempatan, maka kita bisa memanfaatkan waktu-waktu kita di dapur untuk menjadi sarana mendekatkan diri kita kepada-Nya.</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Berikut ini hikmah-hikmah yang bisa kita gali dari aktivitas memasak kita sehari-hari:</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><ol style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><li><span style="font-size: small;">Saat masakan kita telah matang, maka hadirkanlah dalam benak kita betapa Allah telah menganugerahkan kepada kita nikmat untuk bisa menyelesaikan pekerjaan kita.</span></li>
<li><span style="font-size: small;">Ketika mencium aroma sedap masakan kita, saat itu ingatlah tetangga kita. Sebab bisa jadi tetangga kita juga turut mencium aroma masakan tersebut. Akan lebih baik lagi jika kita menghadiahkan sebagian masakan tersebut kepada mereka, khususnya untuk masakan-masakan spesial yang kita masak. Dengan hal ini akan mengakibatkan tumbuhnya rasa cinta, saling menghargai dan memperbaiki hubungan tetangga.</span></li>
<li><span style="font-size: small;">Dampak yang bisa kita peroleh dari sini adalah tetangga kita akan menghormati dakwah ini. Inilah di antara sarana yang paling sukses dan paling sederhana untuk memperkuat tali hubungan sosial dan menyuburkan sensitivitas perasaan hati kita. Bukankah Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, <em>“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.”</em> (HR. Bukhari)</span></li>
<li><span style="font-size: small;">Bagi yang sudah memiliki anak, mulailah untuk membiasakan mereka untuk ikut serta membantu kita memasak. Misalnya bisa dengan mempersiapkan bahan-bahan memasak, sehingga mereka benar-benar terampil. Di samping untuk mengenalkan apa-apa yang ada di dapur, hal ini juga untuk membuat mereka turut merasakan beban berat yang kita pikul. Sehingga mereka akan memberi penghormatan dan akan mudah memahami diri kita.</span></li>
<li><span style="font-size: small;">Ketika mengunjungi kerabat dan teman-teman dekat, kita bisa memilih masakan karya kita sendiri sebagai oleh-oleh untuk mereka.</span></li>
</ol><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Terakhir, sebelum melakukan kegiatan memasak, ada aktivitas lain yang biasa sering kita lakukan yakni berbelanja di pasar. Bila kita cermati, kegiatan belanja ini bisa kita gunakan sebagai perkenalan dengan para penjual langganan kita. Ini juga sebagai sarana untuk menjalin tali persaudaraan dengan mereka, atau sebagai bentuk interaksi kita dengan masyarakat, dengan catatan kita tetap harus memperhatikan adab-adab berinteraksi dengan penjual. Kesempatan ini bisa pula menjadi sarana dakwah kita kepada mereka. Di sela-sela interaksi dengan mereka, kita dapat mengenalkan hal-hal yang halal dan haram dalam masalah jual beli, dan hal-hal lain yang mungkin sering dipertanyakan banyak orang.</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://img206.imageshack.us/img206/2179/memasakkr4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="228" src="http://img206.imageshack.us/img206/2179/memasakkr4.jpg" width="320" /></a></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong>Mulailah Belajar</strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong> </strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong> </strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bagi sebagian yang lain, memasak mungkin menjadi masalah bagi mereka. Ada beberapa faktor yang membuat seorang muslimah enggan untuk memasak. Salah satunya adalah rasa malas untuk belajar, di samping juga faktor kesibukan di luar rumah serta banyaknya warung makan yang menawarkan jasa catering untuk mereka yang tidak sempat memasak.</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Jika hal tersebut berlangsung terus menerus apakah tidak boros? Bagaimana jika suami atau anak-anak berkeinginan mencoba hasil masakan kita. Apa kita masih akan memilih makanan dari luar terus? Tentu kita tidak ingin seperti itu. Untuk itu, bagi yang belum pintar masak, buanglah rasa malas dan teruslah berlatih. Setelah terbiasa, nanti akan terbukti bahwa memasak itu bukanlah hal yang sulit, apalagi jika diniatkan untuk ibadah.</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Untuk memasak kita memang akan sedikit repot. Mempersiapkan segala sesuatunya, dari perapian, peralatan sampai bahan, belum nanti jika sudah selesai harus membersihkan atau membereskan semuanya. Agak melelahkan memang. Namun kelelahan itu akan segera berganti kebanggaan dan kebahagiaan ketika suami dan anak-anak kita menyantap masakannya dengan lahap.</span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Nah, bagaimana saudariku? Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk kita semua, terutama bagi penulis sendiri. Kita memohon pertolongan Allah agar selalu memberi kita kemudahan dalam menunaikan tugas-tugas kita sebagai muslimah. <em> </em></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em>Allahu Ta’ala a’lam.</em></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em> </em></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em> </em></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong>Maroji’:</strong></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"> </div><ol style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><li><span style="font-size: small;"><em>Inilah Kriteria Muslimah Dambaan Pria</em> (terj.), Abu Maryam Majdi bin Fathi As-Sayyid, Pustaka Salafiyyah.</span></li>
<li><span style="font-size: small;"><em>Manajemen Istri Shalihah</em> (terj.), Muhammad Husain Isa, Ziyad Books Surakarta.</span></li>
<li><span style="font-size: small;">Majalah Nikah vol. 5, No. 11 Edisi Muharram 1428 H</span></li>
</ol></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-30926914493499817532011-04-29T06:13:00.000-07:002011-04-29T06:17:39.009-07:00Bila Cinta Tak Berbalas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><blockquote style="color: black; font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><b><i>“Maaf Akhi, bukannya saya tidak menghormati permintaan akhi. Tapi rasanya kita cukup menjalin ukhuwah saja dalam perjuangan. Saya doakan semoga akhi menemukan pasangan lain yang lebih baik dari saya.”</i></b></blockquote><div style="text-align: justify;"><a href="http://rohisonline.com/wp-content/uploads/2011/03/images3.jpeg"><img alt="" height="225" src="http://rohisonline.com/wp-content/uploads/2011/03/images3.jpeg" title="images" width="225" /></a><span style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Amboi, bagaimana rasanya bila kalimat di atas dialami oleh para ikhwan? Bisa saja langit terasa runtuh, hati berkeping-keping. Sang pujaan hati yang kita harapkan menjadi teman setia dalam mengarungi perjalanan hidup menampik khitbah kita. Segala asa yang pernah coba ditambatkan akhirnya karam. Cinta suci sang ikhwan </span><i style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">bertepuk sebelah tangan</i><span style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">. Ya drama kehidupan menuju meghligai pelaminan memang beragam. Ada yang menjalaninya dengan </span><i style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">smooth, </i><span style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">amat mulus, tapi ada yang berliku penuh onak duri, bahkan ada yang pupus ditengah perjalanan karena cintanya tak bertaut dalam maghligai pernikahan.</span></div><div></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ini bukan saja dialami oleh para ikhwan, kaum akhwat pun bias mengalaminya. Bedanya, para ikhwan mengalami secara langsung karena posisi mereka sebagai subyek/pelaku aktif dalam proses melamar. Sehingga getirnya kegagalan cinta –seandainya memang terasa getir- langsung terasa. Sedangkan kaum akhwat perasaanya lebih aman tersembunyi karena mereka umumnya berposisi pasif, menunggu pinangan. Tapi manakala sang ikhwan yang didamba memilih berlabuh dihati yang lain kekecewaan juga merebak dihati mereka.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Mengambil sikap</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b> </b></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ikhwan dan akhwat <i>rahimakumullah, </i>siapapun berhak kecewa manakala keinginan dan cita-citanya tidak tercapai. Perasaan kecewa adalah bagian dari <i>gharizatul baqa’ </i>(naluri mempertahankan diri) yang Allah ciptakan pada manusia. Dengannya, manusia adalah manusia bukan onggokan daging dan tulang belulang. Ia juga bukan robot yang bergerak tanpa perasaan, tapi manusia memiliki aneka emosi jiwa. Ia bisa bergembira tapi juga bisa kecewa.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Emosi negatif, seperti perasaan kecewa akibat tertolak, bukannya tanpa hikmah. Kesedihan akan memperhalus perasaan manusia, bahkan akan meningkatkan kepekaannya pada sesama. Bila dikelola dengan baik maka akan semakin matanglah emosi yang terbentuk. Tidak meledak-ledak lalu lenyap seketika. Ia akan siap untuk kesempatan berikutnya; kecewa ataupun bergembira. Jadi mengapa tidak bersyukur manakala kita ternyata bisa kecewa? Karena berarti kita adalah mansia seutuhnya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Kegagalan meraih cinta juga bukan pertanda bencana. Tapi akan memberikan pelajaran beharga pada manusia. Seorang filsuf bernama John Charles Salak mengatakan : <i>Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua; yaitu mereka yang berfikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang melakukan kegagalan dan tak penah memikirkannya. </i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Karenanya kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tapi justru awal dari segala-galanya. Meski terdengar klise tapi ada benarnya; ambillah pelajaran dari sebuah kegagalan lalu buatlah perbaikan diri. Tentu saja itu dengan tetap mengimani qadla Allah SWT. Agar kegagalan mengkhitbah tidak menjadi petaka, maka ikhwan dan akhwat, persiapkanlah diri sebaik-baiknya, ada beberapa langkah yang bisa diambil:</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Percayai qadla</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Manusia tidak suka dengan penolakan. Ia ingin semua keinginannya selalu terpenuhi. Padahal ditolak adalah salah satu bagian dari kehidupan kita. Kata seorang kawan, hidup itu adakalanya tidak bisa memilih. Perkataan itu benar adanya, cobalah kita renungkan, kita lahir kedunia ini tanpa ada pilihan; terlahir sebagai seorang pria atau wanita, berkulit coklat atau putih, berbeda suku bangsa, dsb. Demikian pula rezeki dan jodoh adalah hal yang berada di luar pilihan kita. <i>Man propose, god dispose. </i>Kita hanya bisa menduga dan berikhtiar, tapi Allah jua yang menentukan.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><i>Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari kemudian menjadi ‘alaqah kemudian menjadi janin, lalu Allah mengutus malaikat dan diperintahkannya dengan empat kata dan dikatakan padanya: tulislah amalnya, rizkinya dan ajalnya.</i> (HR.Bukhari)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Maka kokohkanlah keimanan saat momen itu terjadi pada kita. Yakinilah skenario Allah tengah berlangsung, dan jadilah penyimak yang baik dengan penuh sangka yang baik padaNya. Tanamkan dalam diri kita ‘Allah Mahatahu yang terbaik bagi hamba-hambaNya’. Jangan biarkan kekecewaan menggerogoti keimanan kita kepadaNya. Apalagi dengan terus menanamkan prasangka buruk padaNya. Segerahlah sadar bahwa ini adalah ujian dari Allah . akankah kita menerima qadla-Nya atau merutuknya? Dengan demikian, fragmen yang pahit dalam kehidupan InsyaAllah akan memperkuat keyakinan kita bahwa Allah sayang pada kita. Demikian sayangnya, sampai-sampai Allah tidak rela menjodohkan kita dengan si fulan yang kita sangka sebagai pelabuhan cinta kita.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Bersiap untuk cinta dan bahagia</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><blockquote style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><i><b>“Seandainya ukhti menjadi istri saya, saya berjanji akan membahagiakan ukhti,</b></i>“</blockquote></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Demikian ungkapan keinginan para ikhwan terhadap akhwat yang akan mereka lamar. Puluhan, mungkin ratusan angan-angan kita siapkan seandainya si dia menerima pinangan cinta kita. Kita begitu siap untuk berbahagia dan membahagiakan orang lain. Sama seperti banyak orang yang ingin menjadi kaya, tenar dan dipuja banyak orang.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sayang, banyak diantara kita yang belum siap untuk merasa kecewa. Dan ketika impian itu berakhir kita seperti terhempas. Tidak percaya bahwa itu bisa terjadi, ada akhwat yang ‘berani’ menolak pinangan kita. Bila kurang waras, mungkin akan keluar ucapan, “<b><i>berani-beraninya.</i></b> .. atau <b><i>apa yang kurang dari saya.?</i></b> ” Akhi dan ukhti, jangan biarkan angan-angan membuai kita dan membuat diri menjadi <i>tulul amal, </i>panjang angan-angan. Sadarilah semakin tinggi angan membuai kita, semakin sakit manakala tak tergapai dan terjatuh.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ambillah sikap simbang setiap saat; bersiap diri menjadi senang sekaligus kecewa. Sikap itu akan menjadi <i>bufferl </i>penyangga mental kita, apapun yang terjadi kelak. Manakala kenyataan pahit yang ada di depan mata, sang akhwat menolak khitbah kita atau sang ikhwan memilih ‘bunga’ yang lain, hati ini tidak akan tercabik. Yang akan datang adalah keikhlasan dan sikap lapang dada. Demikian pula saat ia menjatuhkan pilihannya pada kita, hati ini akan bersyukur padaNya karena doa terkabul, keinginan menjadi kenyataan.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><i>Menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya urusannya seluruhnya baik dan tidaklah hal itu dimiliki oleh seseorang kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur maka hal itu baik baginya, dan jika menderita kesusahan ia bersabar maka hal itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim)</i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Bukan Aib</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ditolak? Emang enak! Wah, mungkin demikian pikiran sebagian ikhwan. Malu, kesal dan kecewa menjadi satu. Tapi itulah bentuk ‘perjuangan’ menuju pernikahan. Kita tidak akan pernah tahu apakah sang pujaan menerima atau menolak kita, kecuali setelah mengajukan pinangan padanya. Manakala ditolak tidak usah malu, bukan cuma kita yang pernah ditolak, banyak ikhwan yang ‘senasib’ dan ‘sependeritaan’. Saatnya berjiwa besar ketika ditolak. Tidak perlu merasa terhina. Demikian pula saat banyak orang tahu hal itu. Bukankah apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang benar? Mengapa mesti malu.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Kita mungkin takkan Bahagia’</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Marah-marah karena lamaran tertolak? Mendoakan keburukan pada ikhwan yang tidak mencintai kita? Itu bukan sikap seorang muslim/muslimah yang baik. Tidak ada yang bisa melarang seseorang untuk jatuh cinta maupun menolak cinta. Sebagaimana kita punya hak untuk mencintai dan melamar orang, maka ada pula hak yang diberikan agama pada orang lain untuk menolak pinangan kita. Bahkan dalam kehidupan rumah tangga pun seorang suami dan istri diberikan hak oleh Allah SWT. Untuk membatalkan sebuah ikatan pernikahan.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Mengapa ada hak penolakan cinta yang diberikan Allah pada kita? Bahkan dalam pernikahan ada pintu keluar ‘perceraian’? jawabannya adalah sangat mungkin manusia yang jatuh cinta atau setelah membangun rumah tangga, ternyata tak kunjung memperoleh kebahagiaan ( <i>al hanaah </i>) dari pasangannya, maka tiada guna mempertahankan sebuah bahtera rumah tangga bila kebahagiaan dan ketentraman tak dapat diraih. <i>Wallahu’alam bi ash shawab</i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><i>Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. ( </i>Al-Baqarah[2] :229 <i>) </i>Berpikir positiflah manakala cinta tak berbalas. Belum tentu kita memperoleh kebahagiaan bila hidup bersamanya. Apa yang kita pandang baik secara kasat mata, belum tentu berbuah kebaikan di kemudian hari. Adakalanya keinginan untuk hidup bersama orang yang kita idamkan begitu menggoda. Tapi bila ternyata cinta kita bertepuk sebelah tangan, untuk apa semua kita pikirkan lagi? Allah Maha Pangatur, ia pasti akan mempertemukan kita dengan orang yang memberikan kebahagiaan seperti yang kita angankan. Bahkan mungkin lebih dari yang kita harapkan.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><i>Be positive thinking, </i>suatu hari kelak ketika antum telah menikah dengan orang lain bukan dengan si dia yang antum idamkan- niscaya antum takjub dengan kebahagiaan yang antum rasakan. Percayalah banyak orang yang telah merasakan hal demikian.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Saya tak mungkin berbahagia tanpanya’</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ini adalah perangkap, ia akan memenjarakan kita terus menerus dalam kekecewaan. Perasaan ini juga menghambat kita untuk mendapatkan kesempatan berbahagia dengan orang lain. Mereka yang terus menerus mengingat orang yang pernah menolaknya, dan masih terbius dengan angan-angannya sebenarnya tengah menyiksa perasaan mereka sendiri dan menutup peluang untuk bahagia.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Mari berpikir jernih, untuk apa memikirkan orang lain yang sudah menjalani kehidupannya sendiri? Jangan biarkan orang lain membatalkan kebahagiaan kita. Diri kitalah yang bisa menciptakannya sendiri. Untuk itu tanamkan optimisme dan keyakinan terhadap qadla Allah SWT. Insya Allah, akan ada orang yang membahagiakan kita kelak.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Cinta membutuhkan waktu</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Maukah ukhti menjadi istri saya? Saya tunggu jawaban ukhti dalam waktu 1 X 24 jam!” Masya Allah, cinta bukanlah martabak telor yang bisa di tunggu waktu matangnya. Ia berproses, apalagi berbicara rumah tangga, pastinya banyak pertimbangan- pertimbangan yang harus dipikirkan. Ada unsur keluarga yang harus berperan. Selain juga ada pilihan-pilihan yang mungkin bisa diambil.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Jadi harap dipahami bila kesempatan datangnya cinta itu menunggu waktu. Seorang akhwat yang akan dilamar –contoh extrim pada kasus diatas- bisa jadi tidak serta merta menjawab. Biarkanlah ia berpikir dengan jernih sampai akhirnya ia melahirkan keputusan. Jadi cara berpikir seperti di atas sebenarnya lebih cocok dimiliki anggota tim SWAT ketimbang orang yang berkhitbah</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Ideal bagus, Tapi realistik adalah sempurna </b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Suami yang saya dambakan adalah yang bertanggungjawab pada keluarga, giat berdakwah dan rajin beribadah, cerdas serta pengertian, penyayang, humoris, mapan dan juga tampan.” Itu mungkin suami dambaan Anda duhai Ukhti . tapi jangan marah bila saya katakan bahwa seandainya kriteria itu adalah harga mati yang tak tertawar, maka yang ukhti butuhkan bukanlah seorang ikhwan, melainkan kitab-kitab pembinaan. Kenyataannya tidak ada satupun lelaki didunia ini yang bisa memenuhi semua keinginan kita. Ada yang mapan tapi kurang rupawan, ada yang rajin beribadah tapi kurang mapan, ada yang giat dakwah dakwah tapi selalu merasa benar sendiri, dsb.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ini bukan berarti kita tidak boleh memiliki kriteria bagi calon suami/istri kita, lantas membuat kita mengubah prinsip menjadi ‘yang penting akhwat” atau “yang penting ikhwan”. Tapi realistislah, setiap menusia punya kekurangan – sekaligus kelebihan. Mereka yang menikah adalah orang-orang yang berani menerima kekurangan pasangannya, bukan orang-orang yang sempurna. Tapi berpikir realistis terhadap orang yang akan melamar kita, atau yang akan kita lamar, adalah kesempurnaan</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Maka doa kita kepada Allah bukanlah,”berikanlah padaku pasangan yang sempurna” tetapi “ya Allah, karuniakanlah padaku pasangan yang baik bagi agamaku dan duniaku.</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Kekuatan Ruhiyah</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b></b>Percaya diri itu harus, tapi <i>overselfconfidence </i>adalah kesalahan. Jangan terlalu percaya diri akhi bahwa lamaran antum diterima. Jangan juga terlalu yakin ukhti, bahwa sang pujaan akan datang ke rumah anti. Perjodohan adalah perkara gaib. Tanpa ada seorang pun yang tahu kapan dan dengan siapa kita akan berjodoh. Cinta dan berjodohan tidak mengenal status dan identifikasi fisik. Bukan karena ukhti cantik maka para ikhwan menyukai ukhti. Juga bukan karena akhi seorang <i>hamalatud da’wah </i>lalu setiap akhwat mendambakannya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Kita tidak bisa mengukur kebahagiaan orang lain menurut persepsi kita. Bukankah sering kita melihat seseorang yang menurut kita “luar biasa” berjodoh dengan yang ‘biasa-biasa’. Seperti seringnya kita melihat pasangan yang ganteng dan cantik, populer tapi kemudian berpisah. Inilah rahasia cinta dan perjodohan, tidak bisa terukur dengan ukuran-ukuran manusia</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Maka landasilah rasa percaya diri kita dengan sikap tawakal kepada Allah. Kita berserah diri kepadaNya akan keputusan yang ia berikan. Jauhilah sikap takkabur dan sombong. Karena itu semua hanya akan membuat diri kita rendah dihadapan Allah dan orang lain. Intinya saya bermaksud mengatakan ‘jangan ke-ge-er-an’ dengan segala title dan atribut yang melekat pada diri kita.</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b>Beri cinta kesempatan (lagi) </b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><i>……….dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” ( </i>QS. Yusuf[12]:87 <i>) </i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">bersedih hati karena gagal bersanding dengan dambaan hati wajar adanya. Tapi bukan alasan untuk menyurutkan langkah berumah tangga. Dunia ini luas, demikian pula dengan orang-orang yang mencintai kita.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Kegagalan cinta bukan berarti kita tidak berhak bahagia atau tidak bisa meraih kebahagiaan. Bila hari ini Allah belum mempertemukan kita dengan orang yang kita cintai, insyaAllah ia akan datang esok atau lusa, atau kapanpun ia menghendaki, itu adalah bagian dari kekuasaanNya cinta juga berproses. Ia membutuhkan waktu. Ia bisa datang dengan cepat tak terduga atau mungkin tidak seperti yang kita harapkan. Ada orang yang dengan cepat berumah tangga, tapi ada pula yang merasakan segalanya berjalan lambat, namun tidak pernah ada kata terlambat untuk merasakan kebahagiaan dalam pernikahan.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Beri kesempatan diri kita untuk kembali merasakan kehangatan cinta. <i>love is knocking outside the door.’ </i>Kata musisi Tesla dalam senandung <i>love will find a way. </i>Tidak pernah ada kata menyerah untuk meraih kebahagiaan dalam naungan ridhoNya. Yang pokok, ikhwan atau akhwat yang kelak akan menjadi pasangan kita adalah mereka yang dirihoi agamanya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><i>jika melamar kepada kalian seseorang yang kalian ridho agamanya dan akhlaknya maka nikahkanlah ia, bila kalian tidak melakukannya maka akan ada fitnah di muka bumi dan kerusakan yang nyata</i>” (HR. Turmudzi)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><i>Wanita dinikahi karena satu dari tiga hal; dinikahi karena hartanya, dinikahi karena kecantikannya, dinikahi karena agamanya. Maka pilihlah yang memiliki agama dan akhlak (mulia) niscaya selamat dirimu.” </i><i>(HR.Ahmad)</i></div><div style="color: #cc0000; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><i><a href="http://rohisonline.com/wp-content/uploads/2011/03/patah-hati.jpeg"><img alt="" height="207" src="http://rohisonline.com/wp-content/uploads/2011/03/patah-hati.jpeg" title="patah hati" width="244" /></a></i></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-16303395833809152312011-04-28T07:04:00.000-07:002011-04-28T07:04:05.334-07:00Membersihkan Hati dengan Taubat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://hati.unit.itb.ac.id/uploads/pics/taubat2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="143" src="http://hati.unit.itb.ac.id/uploads/pics/taubat2.jpg" width="200" /></a></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><b><span style="color: maroon; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 24pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">Segala puji bagi Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>Yang Maha Halus yang dengan kehalusan -Nya segala bencana akan sirna, Yang Maha Penyantun yang dengan kasih sayang -Nya segala nikmat dan kebaikan tercurah, dan dengan prasangka yang baik kepada -Nya segala kebaikan terjadi, dan dengan berserah diri kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>segala kejahatan tersingkap, di antara orang yang berserah diri kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>adalah; </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #351c75; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">قال الله تعالى: </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴿</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ * فَانقَلَبُواْ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُواْ رِضْوَانَ اللهِ وَاللهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴾</span><span dir="LTR" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>, </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>." </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Ali Imron: 173-174).</i></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Aku memuji Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>Yang Maha Suci. Pujianku kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>terhadap nikmat -Nya. Sebab dengan menjalankan perintah -Nya dan menjauhi larangan -Nya hati akan berjalan menggapai berbagai ilmu dan kebaikan, aku bersyukur kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>karena diriku yang berserah diri kepada -Nya dengan sebaik-baik kepasrahan guna menghancurkan setiap godaan setan yang membangkang. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla</i>, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya, pada segala sesuatu terdapat tanda-tanda yang menegaskan bahwa Dia Maha Esa.</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #351c75; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">قال الله تعالى: </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴿</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">مَا يَكُونُ مِن نَّجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِن ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴾</span><span dir="LTR" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Tiada</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>. </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mengetahui segala sesuatu</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>.</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>” (QS. Al-Mujadilah: 7.)</i></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya, yang memiliki keturunan yang mulia yang menyebarkan aturan-aturan yang baik dalam meraih berbagai kebaikan, di mana bulan terpecah untuk membuktikan kebenaran risalahnya, benda-benda padat rindu kepada pribadinya, kerikil-kerikil kecil terdengar bertasbih pada telapak tangannya dan manusia ini memahami segala ucapannya, sungguh banyak mukjizat dan karomah yang dimilikinya.</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada hamba dan Rasul -Mu Muhammad <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Shalallahu,alaihi wa sallam</i>, dan kepada para keluarga dan para shahabat beliau yang suci:</div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #351c75; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">قال الله تعالى: </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴿</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴾</span><span dir="LTR" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">“…itu adalah mereka</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat -Nya bertambahlah</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan lah mereka</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bertawakal”.(QS. Al-Anfal: </i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> <span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>2).</i></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Amma Ba’du. Wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>dengan sebenar-benar taqwa dan ikatlah diri kalian pada ajaran Islam dengan ikatan yang kuat: </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #351c75; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">قال الله تعالى: </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴿</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴾</span><span dir="LTR" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnyadan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali Imron: 133-134).</i></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> Wahai sekalian para hamba Allah! Sifat tamak telah dikalahkan jiwa sehingga membuatnya binasa, sementara hati telah dikuasai oleh dosa-dosa sehingga membuatnya menjadi menghitam, bersihkanlah kegelapan ini dengan bertaubat kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla</i>, taubat adalah pelita hati, bukalah pintu-pintu rahmat Allah dengan beristighfar kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla</i>, sebab Dia lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Membuka jalan kebaikan, renungkanlah firman Allah: </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #351c75; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">قال الله تعالى: </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴿</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">وَيُنَجِّي اللهُ الَّذِينَ اتَّقَوا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴾</span><span dir="LTR" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tidak pula) mereka berduka cita</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>.<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> (QS. Al-Zumar: 61).</i></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> Dan renungkanlah sabda Rasulullah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallahu alaihi wa sallam</i>, “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Celakalah orang yang mengahambakan dirinya pada uang dinar, celaka orang yang menghambakan dirinya pada uang dirham, celaka orang yang </i><i style="mso-bidi-font-style: normal;">menghambakan dirinya pada pakaian beludru, celaka orang yang menghambakan dirinya pada kain halus (khamisah) jika diberi dia senang namun jika tidak diberi maka dia marah, celaka dan binasa, jika ia tertimpa musibah (tertusuk duria) maka tidak ada seorangpun yang menolongnya, dan beruntunglah seorang hamba yang mengambil kendali kudanya, rambutnya kusut dan kusam, kedua kakinya berlumpur, jika ditempatkan pada bagian penjagaan maka dia tetap menjalankan tugasnya dalam urusan penjagaan dan jika dia ditempatkan pada bagian belakang tentara maka dia menempatkan diri pada bagian belakang, jika dia meminta bantuan pertolongan dia tidak diberikan dan jika meminta izin maka dia tidak diizinkan”. HR. Bukhari.</i></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> Wahai sekalian manusia!. Sesungguhnya kalian tidak dituntut untuk meninggalkan dunia selamanya, sebab hal ini tidak mungkin, namun kalian hanya dituntut agar berlaku adil dalam menuntut dunia, di mana kalian meraihnya dengan cara yang mubah, tidak memalingkan kalian dari berzikir kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>dan taat kepada -Nya. Tidak memalingkan kalian dari perintah Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>dan jalan -Nya, akan tetapi kalian dianjurkan mencari rizki dengan cara yang telah diperintahkan oleh Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla</i>, yaitu berlaku jujur saat bergaul, menunaikan amanah, memberikan nasehat kepada manusia dan ikhlas semata-mata karena Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla</i>, dengannya kalian akan meraih kemenangan dunia dan akherat, dan renungkalah bagaimana akibat orang yang hanya ingin meraih dunia semata, bagaimanakah kesudahan mereka?. Renungkanlah firman Allah <i>Subahanahu Wa Ta’ala</i>: </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #351c75; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">قال الله تعالى: </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴿</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ * أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴾</span><span dir="LTR" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">itu tidak akan dirugikan</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>.</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan?. (QS. Hud: 15-16).</i></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Dan renungkanlah akibat dan balasan orang yang mencari dunia di samping menuntut kebaikan di akherat kelak, tidak meremehkan salah satu dari kebahagaiaan dunia dan akherat. Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subahanahu Wa Ta’ala</i> berfirman: </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #351c75; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">قال الله تعالى: </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴿</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">مَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴾</span><span dir="LTR" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">bahagian pun di akhirat</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>.</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> (QS. Al-Syura: 20).</i></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> Wahai hamba Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>bertaqwalah kepada–Nya perbaikilah kerusakan amal dan hati kalian niscaya Allah memperbaiki keadaan kalian semua, sayangilah orang-orang yang lemah niscaya Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>mengangkat derajat kalian, hiburlah orang yang fakir dan miskin niscaya Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i> meluaskan rizki kalian, cegahlah perbuatan maksiat orang-orang yang bodoh niscaya Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>memberikan keberkahan pada amal kalian, barangsiapa yang menyayangi orang lain niscaya dia akan dikasih sayangi, barangsiapa yang berbuat zalim kepada orang lain maka dia akan dizalimi, sesungguhnya Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>menangguhkan balasan amal seseorang dan tidak meremehkannya dan barangsiapa yang menyia-nyiakan ketaatan maka akan menyesal dan penyesalan tidak akan memberikan manafaat apapun. Orang yang berniaga dengan amal shaleh maka dia pasti beruntung dan menang dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>dalam keadaan rahasia dan terang-terngan maka dia dijaga dan selamat, dan Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>bersama orang-orang yang jujur, jauhilah sikap melampaui batas, permusuhan, dengki dan hasad (Orang muslim yang sebenarnya adalah orang muslim yang lain merasa aman dari kejahatan lisan dan tangannya).</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> Ketahuilah bahwa orang yang dengki tidak pernah bisa meminpin, dia tidak mendapatkan dari hasadnya kecuali keresahan, kecemasan kebimbangan, siapakah yang mampu menghalangi nikmat Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i> yang telah ditetapkan bagi seseorang hamba? Dan siapakah yang menghalangi pemberian Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>yang telah dibagi -Nya sesuai dengan kehendaki -Nya, yakinlah bahwa bejana itu akan mengeluarkan apa yang disimpannya, barangsiapa yang menggali lubang bagi saudaranya maka dia akan terperosok padanya, barangsiapa yang dijaga oleh Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>maka dialah yang tertolong, dan barangsiapa yang diliputi oleh rahmat Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>maka dialah orang yang terhibur dan setiap pelaku kebaikan dan keburukan akan mendapat balasannya masing-masing.</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">Semoga Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla</i> memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepada -Nya dan bertaubatlah kepada -Nya, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><span style="color: #351c75; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>dan bertaubatlah kepada Nya, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan dirinya. Mintalah ampunan Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>dari segala dosa-dosa kalian sesungguhnya Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>sebaik-baik yang menerima taubat. Bertaubatlah kepada Tuhanmu dengan penuh keikhlasan dengan meninggalkan segala kemaksiatan dan menyesal dengan perbuatan tersebut dan bertekad untuk tidak kembali melakukan kemaksiatan, inilah taubuat nasuha yang diperintahkan: </span> <br />
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #351c75; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">قال الله تعالى: </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴿</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴾</span><span dir="LTR" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (QS. Al-Tahrim: 8).</i></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> Bukanlah bertaubat jika seseorang berkata aku bertaubat kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>atau hanya berkata ya Allah berikanlah taubat kepadaku sementara dirinya masih tetap tenggelam dalam kemaksiatan, dan bukan termasuk taubat jika seseorang hanya berkata bahwa dia telah bertaubat namun perilakunya masih meremehkan kemaksiatan, dan tidak termasuk taubat orang yang hanya berkata taubat kepada Allah namun dirinya masih tetap kembali kepada perbuatan maksiat dan menyalahi perintah Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla</i>. <br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLaVmt1C4sDM8dDmVACpk7HTzpL6QHQ21f_TuZ0LTqPGvu2kiMEvTYM0CC6drWmon_E95plqkB5t-xu3YUZMPxLX_9OirkY0WqHDeXR7Ys5g1_9bUvgLiAZ_v7ig_hKuTnj5EIR9I5RtGc/s320/taubat.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLaVmt1C4sDM8dDmVACpk7HTzpL6QHQ21f_TuZ0LTqPGvu2kiMEvTYM0CC6drWmon_E95plqkB5t-xu3YUZMPxLX_9OirkY0WqHDeXR7Ys5g1_9bUvgLiAZ_v7ig_hKuTnj5EIR9I5RtGc/s320/taubat.png" /></a></div><br />
</div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Wahai sekalian manusia bertaubatlah kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>sebelum pintu taubat tertutup dari kalian, sesungguhnya Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>masih menerima taubat seseorang selama nyawanya belum sampai ke tenggorokan, namun apabila ruh sudah sampai di tenggorokan maka taubat tidak lagi diterima: </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #351c75; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">قال الله تعالى: </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴿</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوَءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُوْلَئِكَ يَتُوبُ اللهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللهُ عَلِيمًا حَكِيما * وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الآنَ وَلاَ الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُوْلَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴾</span><span dir="LTR" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">itulah yang diterima Allah tobatnya; dan Allah Maha Mengetahui</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya</i></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> Wahai sekalian kaum muslimin bersegeralah bertaubat kepada Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>sebab kalian tidak mengetahui kapankah mati menjemput kalian dan kalian juga tidak mengetahui kapan ajal akan mendatangi kalian. </div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="color: #351c75; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">قال الله تعالى: </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴿</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتا وَهُمْ نَائِمُونَ * أَوَ أَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ * أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 16pt;">﴾</span><span dir="LTR" style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu</i><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">mereka sedang tidur?. Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu mata hari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?. Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’rof: 97-99).</i></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><span style="color: #351c75; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> </span><br />
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="color: #351c75; direction: ltr; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">Inilah yang dapat aku sampaikan, dan curahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad <i style="mso-bidi-font-style: normal;">shallallahu alaihi wa sallam</i> sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanahu wata’alla </i>…</div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3431474390109231376.post-76761671100981561512011-04-26T23:12:00.000-07:002011-04-26T23:14:15.566-07:00CINTA, Enak di Ucapkan, Enak di Dengar, Enak di Rasa, Tapi…..<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.pertapan.com/wp-content/uploads/2010/12/cinta-hati.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="http://www.pertapan.com/wp-content/uploads/2010/12/cinta-hati.png" width="200" /></a></div><br />
<div><div><span id="goog_672887389"></span><span id="goog_672887390"></span></div></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>Imam Ibnu Qayyim mengatakan, “Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; membatasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka ba-tasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>Kebanyakan orang hanya memberikan penjelasan dalam hal sebab-musabab, konsekuensi, tanda-tanda, penguat-penguat dan buah dari cinta serta hukum-hukumnya. Maka batasan dan gambaran cinta yang mereka berikan berputar pada enam hal di atas walaupun masing-masing berbeda dalam pendefinisiannya, tergantung kepada pengetahuan,kedudukan, keadaan dan penguasaannya terhadap masalah ini.(Madarijus-Salikin 3/11)</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>Beberapa definisi cinta:</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Kecenderungan seluruh hati yang terus-menerus (kepada yang dicintai)</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia daripada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa kecintaan tersebut masih kurang.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Mengembaranya hati karena mencari yang dicintai sementara lisansenantiasa menyebut-nyebut namanya.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Menyibukkan diri untuk mengenang yang dicintainya dan menghinakan diri kepadanya.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>PEMBAGIAN CINTA</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Cinta ibadah Ialah kecintaan yang menyebabkan timbulnya perasaan hina kepadaNya dan mengagungkanNya serta bersemangatnya hati untuk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangaNya.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>Cinta yang demikian merupakan pokok keimanan dan tauhid yang pelakunya akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang tidak terhingga. Jika ini semua diberikan kepada selain Allah maka dia terjerumus ke dalam cinta yang bermakna syirik, yaitu menyekutukan Allah dalam hal cinta.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Cinta karena Allah seperti mencintai sesuatu yang dicintai Allah, baik berupa tempat tertentu, waktu tertentu, orang tertentu, amal perbuatan, ucapan dan yang semisalnya.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>Cinta yang demikian termasuk cinta dalam rangka mencintai Allah.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Cinta yang sesuai dengan tabi’at (manusiawi), yang termasuk ke dalam cintai jenis ini ialah:- Kasih-sayang, seperti kasih-sayangnya orang tua kepada anaknya dan sayangnya orang kepada fakir miskin atau orang sakit.- Cinta yang bermakna segan dan hormat, namun tidak termasuk dalam jenis ibadah, seperti kecintaan seorang anak kepada orang tuanya, murid kepada pengajarnya atau syaikhnya, dan yang semisalnya.- Kecintaan (kesenangan) manusia kepada kebutuhan sehari-hari yang akan membahayakan dirinya kalau tidak dipenuhi, seperti kesenangannya kepada makanan, minuman, nikah, pakaian,persaudaraan serta persahabatan dan yang semisalnya.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>Cinta-cinta yang demikian termasuk dalam kategori cinta yang manusiawi yang diperbolehkan. Jika kecintaanya tersebut membantunya untuk mencintai dan mentaati Allah maka kecintaan tersebut termasuk ketaatan kepada Allah, demikian pula sebaliknya.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>KEUTAMAAN MENCINTAI ALLAH</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Merupakan Pokok dan inti tauhid Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Sa’dy, “Pokok tauhid dan intisarinya ialah ikhlas dan cinta kepada Allah semata. Dan itu merupakan pokok dalam peng-ilah-an dan penyembahan bahkan merupakan hakikat ibadah yang tidak akan sempurna tauhid seseorang kecuali dengan menyempurnakankecintaan kepada Rabb-nya dan menyerahkan seluruh unsur-unsur kecintaan kepada-Nya sehingga ia berhukum hanya kepada Allah dengan menjadikan kecintaan kepada hamba mengikuti kecintaan kepada Allah yang dengannya seorang hamba akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenteraman. (Al-Qaulus Sadid,hal 110)</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Merupakan kebutuhan yang sangat besar melebihi makan, minum,nikah dan sebagainya, Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata: ”Didalam hati manusia ada rasa cinta terhadap sesuatu yang ia sembah dan ia ibadahi ,ini merupakan tonggak untuk tegak dan kokohnya hati seseorang serta baiknya jiwa mereka. Sebagaimana pula mereka juga memiliki rasa cinta terhadap apa yang ia makan, minum, menikah dan lain-lain yang dengan semua ini kehidupan menjadi baik dan lengkap.Dan kebutuhan manusia kepada penuhanan lebih besar daripada kebutuhan akan makan, karena jikamanusia tidak makan maka hanya akan merusak jasmaninya, tetapi jika tidak mentuhankan sesuatu maka akan merusak jiwa/ruhnya. (Jami’ Ar-Rasail Ibnu Taymiyah 2/230)</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Sebagai hiburan ketika tertimpa musibah Berkata Ibn Qayyim, “SesungguhNya orang yang mencintai sesuatu akan mendapatkan lezatnya cinta manakala yang ia cintai itu bisa membuat lupa dari musibah yang menimpanya. Ia tidak merasa bahwa itu semua adalah musibah, walau kebanyakan orang merasakannya sebagai musibah. Bahkan semakin menguatlah kecintaan itu sehingga ia semakin menikmati dan meresapi musibah yang ditimpakan oleh Dzat yang iacintai. (Madarijus-Salikin 3/38).</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Menghalangi dari perbuatan maksiat. Berkata Ibnu Qayyim (ketika menjelaskan tentang cinta kepada Allah): “Bahwa ia merupakan sebab yang paling kuat untuk bisa bersabar sehingga tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya. Karena sesungguhnya seseorang pasti akan mentaati sesuatu yang dicintainya; dan setiap kali bertambah kekuatan cintanya maka itu berkonsekuensi lebih kuat untuk taat kepada-Nya, tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>Menyelisihi perintah Allah dan bermaksiat kepada-Nya hanyalah bersumber dari hati yang lemah rasa cintanya kepada Allah.Dan ada perbedaan antara orang yang tidak bermaksiat karena takut kepada tuannya dengan yang tidak bermaksiat karena mencintainya.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>Sampai pada ucapan beliau, “Maka seorang yang tulus dalam cintanya, ia akan merasa diawasi oleh yang dicintainya yang selalu menyertai hatidan raganya. Dan diantara tanda cinta yang tulus ialah ia merasa terus-menerus kehadiran kekasihnya yang mengawasi perbuatannya. (Thariqul Hijratain, hal 449-450)</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Cinta kepada Allah akan menghilangkan perasaan was-was.Berkata Ibnu Qayyim, “Antara cinta dan perasaan was-was terdapat perbedaan dan pertentangan yang besar sebagaimana perbedaan antara ingat dan lalai, maka cinta yang menghujam di hati akan menghilangkan keragu-raguan terhadap yang dicintainya. Dan orang yang tulus cintanya dia akan terbebas dari perasaan was-was karenahatinya tersibukkan dengan kehadiran Dzat yang dicintainya tersebut. Dan tidaklah muncul perasaan was-was kecuali terhadap orang yang lalai dan berpaling dari dzikir kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , dan tidaklah mungkin cinta kepada Allah bersatu dengan sikap was-was. (Madarijus-Salikin 3/38)</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Merupakan kesempurnaan nikmat dan puncak kesenangan.Berkata Ibn Qayyim, “Adapun mencintai Rabb Subhannahu wa Ta’ala maka keadaannya tidaklah sama dengan keadaan mencin-tai selain-Nya karena tidak ada yang paling dicintai hati selain Pencipta dan Pengaturnya; Dialah sesembahannya yang diibadahi, Walinya, Rabb-nya, Pengaturnya, Pemberi rizkinya, yang mematikan dan menghidupkannya. Maka dengan mencintai Allah Subhannahu wa Ta’ala akan menenteramkan hati, menghidupkan ruh, kebaikan bagi jiwa menguatkan hati dan menyinari akal dan menyenangkan pandangan, dan menjadi kayalah batin. Maka tidak ada yang lebih nikmat dan lebih segalanya bagi hati yang bersih, bagi ruh yang baik dan bagi akal yang suci daripada mencintai Allah dan rindu untuk bertemu dengan-Nya.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><b><a href="http://aksaarti.files.wordpress.com/2011/01/rintihan-cinta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="236" src="http://aksaarti.files.wordpress.com/2011/01/rintihan-cinta.jpg" width="320" /></a></b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>Kalau hati sudah merasakan manisnya cinta kepada Allah maka hal itu tidak akan terkalahkan dengan mencintai dan menyenangi selain-Nya. Dan setiap kali bertambah kecintaannya maka akan bertambah pula penghambaan, ketundukan dan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan membebaskan diri dari penghambaan, ketundukan ketaatan kepada selainNya.”(Ighatsatul-Lahfan, hal 567)</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>ORANG-ORANG YANG DICINTAI ALLAH</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>Allah Subhannahu wa Ta’ala mencintai dan dicintai. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman di dalam surat Al-Ma’idah: 54, yang artinya: ”Maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah.”</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>Mereka yang dicintai Allah Subhannahu wa Ta’ala :</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Attawabun (orang-orang yang bertaubat), Al-Mutathahhirun (sukabersuci), Al-Muttaqun (bertaqwa), Al-Muhsinun (suka berbuat baik) Shabirun (bersabar), Al-Mutawakkilun (bertawakal ke-pada Allah) Al-Muqsithun (berbuat adil).</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Orang-orang yang berperang di jalan Allah dalam satu barisan seakan-akan mereka satu bangunan yang kokoh.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Orang yang berkasih-sayang,lembut kepada orang mukmin.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Orang yang menampakkan izzah/kehormatan diri kaum muslimin dihadapan orang-orang kafir.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Orang yang tidak takut dicela manusia karena beramal dengan sunnah.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Orang yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah wajib.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>SEBAB-SEBAB UNTUK MENDAPATKAN CINTA ALLAH</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Membaca Al-Qur’an dengan memikirkan dan memahami maknanya.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Berusaha mendekatkan diri kepada Allah Subhannahu wa Ta’aladengan ibadah sunnah setelah menyelesaikan ibadah yang wajib.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Selalu mengingat Allah Subhannahu wa Ta’ala , baik dengan lisan, hati maupun dengan anggota badan dalam setiap keadaan.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Lebih mengutamakan untuk mencintai Allah Subhannahu wa Ta’aladaripada dirinya ketika hawa nafsunya menguasai dirinya.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Memahami dan mendalami dengan hati tentang nama dan sifat-sifatAllah.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Melihat kebaikan dan nikmatNya baik yang lahir maupun yang batin.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Merasakan kehinaan dan kerendahan hati di hadapan Allah.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Beribadah kepada Allah pada waktu sepertiga malam terakhir (disaat Allah turun ke langit dunia) untuk bermunajat kepadaNya, membaca Al-Qur’an , merenung dengan hati serta mempelajari adab dalam beribadah di hadapan Allah kemudian ditutup dengan istighfar dan taubat.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Duduk dengan orang-orang yang memiliki kecintaan yang tulus kepada Allah dari para ulama dan da’i, mendengarkan dan mengambil nasihat mereka serta tidak berbicara kecuali pembicaraan yang baik.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>• Menjauhi/menghilangkan hal-hal yang menghalangi hati dari mengingat Allah Subhannahu wa Ta’ala.</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #cc0000; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><b>(Disadur dari kalimat mutanawwi’ah fi abwab mutafarriqah karya Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd oleh Abu Muhammad).</b></div></div>Imam Syafi'ihttp://www.blogger.com/profile/00541136731506127057noreply@blogger.com0